@jonaspantaleao_: Fiz um ensaio fotográfico com um celular. #foto #fotografo #alagoas

Jonas Pantaleão • Fotógrafo
Jonas Pantaleão • Fotógrafo
Open In TikTok:
Region: BR
Monday 16 June 2025 15:37:04 GMT
49895
1194
15
17

Music

Download

Comments

suelyfreitas15
Suely Freitas :
Oii, quantas lâmpadas você usa nessa softbox?
2025-06-18 04:05:16
5
sislanecordeiro
sislane :
onde fica?
2025-07-13 02:16:08
0
v.ii.c.t.o.r.y
Vi :
O melhorrrrr
2025-06-16 15:45:02
1
ijailsonn
jailson :
sucesso, jonas! espero que viralize e todos possam ver o trabalho incrível que você faz. o início é sempre uma luta, mas Deus vai prosperar, certeza. sucesso, lindão!❤️
2025-06-18 01:33:38
1
bratan.x7
💭 :
🥰
2025-06-19 15:24:50
1
_ingridbarboza
Ingrid Barbosa :
qual valor desses cenários???
2025-07-09 15:05:43
1
emanuelo1234
Emanuel :
tem que sair no máximo 20 reais ne
2025-06-17 20:01:53
1
shotsbyruan308
shotsbyruan :
engraçado ensaio com celular kkk
2025-06-19 12:34:10
0
To see more videos from user @jonaspantaleao_, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Ruang itu sunyi, hanya suara napas kalian berdua yang terasa berat. Heeseung menatap mu dalam dalam.
Ruang itu sunyi, hanya suara napas kalian berdua yang terasa berat. Heeseung menatap mu dalam dalam. "Aku boleh memelukmu dulu?" bisiknya pelan, suaranya nyaris pecah. Kamu mundur, bahumu menegang, otakmu memutar cepat. Jika kamu menolak, bagaimana jika Heeseung menolak mendonorkan sumsum tulang belakangnya? Dia harapan satu-satunya. Akhirnya kamu mengangguk pelan. Heeseung menarikmu ke pelukannya, kuat, erat. Kamu memeluknya tak kalah erat. Bukan karna nyaman, tapi karna kamu menahan semuanya. Sesak, marah, tapi juga rasa rindu yang kamu pikir sudah mati. "Heeseung.." kamu berbisik, tapi dia semakin erat memelukmu. Heeseung tak bersuara. Tapi kamu bisa merasakan permintaan maaf yang tak terucapkan. Heeseung merindukanmu, Heeseung ingin memperbaiki semuanya, semua itu seakan keluar dari tubuh Heeseung, tapi tak pernah benar benar terucap. Sampai akhirnya kamu melepaskan pelukan itu lebih dulu. Kamu menarik napas dalam. "Aku tunggu kamu di rumah sakit." ucapmu. Heeseung mengangguk, namun waktu satu langkah, suara sinis dan familiar terdengar dari arah pintu. "Wah, jalang satu ini balik lagi? Enam tahun tak bertemu, masih saja menggantung di anakku." Langkahmu terhenti, kamu menunduk. Sebelum kamu merespon, Heeseung sudah maju dan berdiri di depanmu. "Jaga mulut, ibu." kata Heeseung, dingin. "Oh, kamu bela dia, Heeseung?" ibunya mendekat, dengan tatapan penuh benci. "Setelah dia ninggalin kamu setelah kecelakaan itu, setelah jual diri kepada laki-laki kaya. Sekarang balik lagi karna kamu sukses? hina sekali kamu, y/n." Kamu masih terdiam, tanganmu bergetar, namun tangan Heeseung dengan cepat menyambar tanganmu, menarikmu untuk pergi. Tapi suara ibunya mengeras. "Mau kemana kamu?!" Heeseung berhenti, dia membalikkan badan. "Anakku, butuh ayahnya." Ibu Heeseung menatapnya diam. "Anak?" suaranya bergetar, tak percaya. "Anak kami berdua. Namanya Juyeon." Mata ibu Heeseung membesar, wajahnya pucat. "Itu cuma akal-akalan y/n aja! pasti cuma mau manfaatin kamu saja, Heeseung! dia mau nyeret kamu balik ke lubang yang sama!" Kamu tak tahan, kamu maju selangkah, menatap ibu Heeseung. "Demi apapun.. Anakku itu anak Heeseung." Heeseung menarik tanganmu lagi, lebih cepat, penuh tekad. "Ayo pergi." Ibu Heeseung berdiri kaku, dia marah. ia tidak bisa menyembunyikan rasa ketakutan. Takut jika anak itu benar anak Heeseung. Dan dia harus terima kenyataan bahwa satu-satunya cucu dalam keluarga nya berasal dari perempuan yang paling dia benci. - Rumah sakit itu terasa dingin. Kamu menggenggam tangan Heeseung pelan saat kamu berjalan bersama menuju ruangan dokter spesialis hematologi anak. Kamu masuk, dan di dalam dokter sudah menunggu. Dokter yang menangani Juyeon selama ini. Begitu melihat Heeseung, wajah sang dokter berubah—segan, dan sedikit gugup. "Lee Heeseung? Pemilik perusahaan Lee, benar?" Heeseung cuma tersenyum tipis, menjabat tangan dokter itu. "Terimakasih, sudah merawat anak saya." ucapnya. Dokter menyahut pelan. "Sudah tugas kami. Pak Lee, silahkan masuk ke ruang pemeriksaan, kami perlu mengambil sampel darah untuk tes kecocokan." Heeseung tak langsung bergerak, dia menatapmu. "Aku mau lihat anakku dulu, Juyeon." Dokter ragu, lalu melirik jam tangannya. "Maaf, pak. Prosedur nya lebih baik di segerakan, hasil tes bisa menentukan seberapa cepat kita bisa lanjut ke tahap berikutnya." Heeseung menghela napas berat, lalu akhirnya masuk ke ruang pengambilan sampel. Kamu duduk di ruang tunggu. Tanganmu dingin, apa Heeseung akan cocok? Lima belas menit kemudian, pintu ruang dokter terbuka. Heeseung keluar, dan kamu langsung tahu ada yang tak beres. Sorot matanya tajam. Rahangnya mengeras, langkahnya cepat dan berat. Dan sebelum kamu sempat bertanya, tangannya menyeret mu berdiri. "Heeseun—" Tangan Heeseung mencengkram kerah bajumu, menarikmu lebih dekat. Wajah kalian bahkan nyaris tanpa jarak, matanya merah. Suara gemetar, menahan emosi yang sudah siap meledak. "KAMU MEMPERMAINKANKU?! JUYEON BUKAN ANAKKU, Y/N!" #heeseung #enhypen #pov #foryoupage

About