@cultura.id: Cuplikan film propaganda Jepang "Bekerdja" atau yang dikenal dengan lagu mars Romusha. Dibuat oleh Keimin Bunka Shidoso (Bahasa Jepang: 啓民文化指導所, bahasa Indonesia: Pusat Kebudayaan). Ini adalah lembaga/organisasi seni dan budaya yang didirikan pemerintah pendudukan Jepang di Hindia Belanda selama Perang Dunia II. Lembaga ini bertujuan untuk membimbing dan membina kebudayaan Indonesia, tapi juga punya motif tersembunyi sebagai alat propaganda Jepang. Film ini adalah bagian dari kumpulan film-film Jepang yang digunakan departemen propaganda pemerintahan militer Jepang selama Perang Pasifik, ketika bekas Hindia Belanda diduduki Jepang dari tahun 1942-1945. Pada masanya, Keimin Bunka Shidoso melakukan pengawasan penuh kepada Nippon Eigasja atau Nichi’ei (organisasi penanganan produksi film, 1943) yang sebelumnya bernama Djawa Eiga Kosha / Korporasi Film Jawa, September 1942 dan Ega Haikyu Sha / Eihai yang bertugas menangani pendistribusian film propaganda. Kalau dilihat dari ranah kontrol Keimin Bunka Shidoso, propaganda yang diutamakannya adalah perfilman. Jepang beranggapan kalau film merupakan media efisien & efektif dalam penyampaian pesan propaganda karena: (1) media yang tepat guna dalam indoktrinasi mengingat tingginya angka buta huruf (2) terbukti berhasil dipakai untuk melawan China pada 1930-an.