thePingAn :
TERKADANG yang bikin orang datang ke gereja bukan Tuhan Yesus, tapi suasana panggung gereja yg di setting bak konser musik dunia & gimmick panggung yg memukau dg hadirnya artis rohani sbg magnet utk menyedot umat sebanyak²nya. Sering pula yg dikotbahkan bukan lagi soal salib atau keserupaan spt Kristus, tapi tips mengubah nasib: yg miskin diperkaya, yg buta melihat, yg lumpuh berjalan, alami terobosan keu, jadi kepala bukan ekor serta kiat² sukses dg gaya motivator yg dibalut ayat² spy kelihatan rohani. Ingat ya iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan bukan dari kemegahan konser musik yg dikesankan "rohani". Yang diagung²kan haruslah Tuhan Yesus bukan popularitas si pdt/owner megachurch. Saat dilakukan kritik kpd pdt/gereja, pemujanya langsung murka, uring²an, seolah² pdt pujaannya TIDAK BOLEH SALAH. Sudah PENUH URAPAN jadi pasti benar. Kadang saat kita berusaha mengingatkan (kritik), langsung saja dilempar ayat andalan berisikan "tak boleh menghakimi!", serta olokan "jgn sok suci" dst. Tuhan Yesus yg adalah Allah-Manusia, bahkan mengkritik ahli agama yg munafik. Mengingatkan sdr seiman BUKANLAH SEBUAH TINDAKAN UNTUK MENGHAKIMI, TETAPI BENTUK TANGGUNG JAWAB PENUH KASIH KPD UMAT & GEREJA SBG KOMUNITAS YANG LEBIH LUAS AGAR KEHENDAKNYA YG TERJADI. Ini suatu gejala mentalitas yg mengerikan & menyedihkan dikalangan yg mengaku paling diurapi jk kritik umat trus disumbat. Saat ini terkadang gedung gereja berubah jadi showbiz: penampilan diutamakan, kemasan dipoles, tapi ucapan dg perilaku tidak selaras. Kita lupa bahwa pemberitaan salib bukan panggung gembira, jumlah umat bukanlah omzet, Injil bukan hiburan dan gereja bukan teater penuh tontonan.
Matius 23:25
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
.
2025-06-23 10:38:51