@hakusha.a: #song #lyrics_songs #переводпесни #щп #текст

хаку ||^^🇹🇭
хаку ||^^🇹🇭
Open In TikTok:
Region: UA
Sunday 29 June 2025 13:37:05 GMT
31334
5275
12
436

Music

Download

Comments

nnn_jjjl0
𝐒𝐮𝐧𝐬𝐡𝐢𝐧𝐞 ౨ৎ :
ОБОЖАЮ ЭТУ ПЕСНЮ, НУ КАКАЯ ЖЕ ОНА ММММ
2025-07-25 11:31:06
26
arr4ino3
аррино :
можно название песни?
2025-06-30 09:48:57
4
pivkko_01
чаха :
@ФИКСАТ🩻
2025-07-29 17:32:00
1
lalala_archie
\Akiro$ :
@🐶 Charlie ♱
2025-07-28 20:51:50
1
bubbugym0
Бубоня :
@рар
2025-08-02 08:26:08
0
yoursalyonqwsme
#алёнквс❣️❣️ :
❤️
2025-08-01 22:13:32
0
clown._.mou
Clown Mou⁹²(!) :
❤️
2025-07-30 18:37:46
0
clown._.mou
Clown Mou⁹²(!) :
💔
2025-07-30 18:37:46
0
h.e.h.e.h.e.m.xx
hehehemx :
2025-07-19 16:23:58
0
To see more videos from user @hakusha.a, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Hujan deras membasahi jalanan malam itu. Kamu baru saja tersesat di pinggir kota setelah mobilmu mogok di tengah hutan.  Satu-satunya cahaya berasal dari sebuah manor tua di kejauhan—bangunan batu gelap dengan jendela besar yang hanya diterangi lilin.  Begitu kamu mendekat, pintu besi berderit terbuka sendiri, seolah mengundang.  “Gila… film horor banget sih ini,” gumammu, tapi hujan terlalu deras untuk mundur.  Saat kamu mendorong pintu kayu raksasa itu, aroma debu bercampur wangi kayu basah menyambutmu. Lalu suara langkah pelan terdengar dari arah tangga spiral.  Di sana, berdiri seorang pria dengan kemeja putih kusam dan rambut cokelat gelap yang sedikit berantakan.  Matanya tajam, tapi ada rasa lelah dan kesepian yang aneh di sana.  “Siapa yang berani masuk ke rumah ini?” suaranya rendah tapi bergema di seluruh aula. Kamu gugup setengah mati. “M-mobilku mogok… aku cuma butuh tempat berteduh.”  Dia menatapmu lama, seolah sedang menimbang sesuatu.  “Kau tak seharusnya ada di sini. Tempat ini… terkutuk.”  Sebelum kamu sempat bertanya, tiba-tiba angin kencang menerpa dari jendela yang retak, dan lilin di dinding padam satu per satu.  Hanya menyisakan kegelapan… dan suara napasnya di dekat telingamu.  “Sekarang… kamu tidak bisa pergi.” ---  Kegelapan di dalam manor membuatmu merinding. Kamu bisa mendengar suara tetesan air hujan di luar, bercampur derit kayu dari langit-langit tua.  Saat matamu mulai terbiasa, kamu melihat siluet Haechan berdiri di depanmu dengan tatapan yang… entah kenapa bikin jantungmu berdetak kencang.  Dia berjalan perlahan, sepatu bootnya berderit di lantai kayu.  “Kau harusnya pergi sebelum matahari terbenam tadi,” katanya lirih.  “Sekarang… kau terjebak bersamaku.” “Terjebak? Maksudmu apa?” tanyamu, mencoba terdengar berani padahal suaramu bergetar.  Haechan menghela napas panjang lalu menatap jendela besar yang tertutup tirai debu.  “Rumah ini… dan aku… terkutuk. Siapa pun yang masuk setelah malam tiba, tidak bisa pergi dengan selamat.  Mereka akan selalu kembali ke sini… sampai mereka mati… atau sampai kutukan ini patah.” Kamu menelan ludah.  “K-kutukan apa?” Dia berbalik menatapmu. Cahaya petir menyambar sesaat, memperlihatkan wajahnya yang pucat namun… indah.  “Aku bukan lagi manusia biasa. Ratusan tahun lalu… aku pengkhianat, seorang bangsawan muda yang membunuh kakakku demi warisan.  Sejak hari itu, arwahnya mengutukku. Aku akan hidup selamanya di rumah ini… sendirian.”  Kamu mundur selangkah, tapi Haechan mendekat. Tangannya terulur, dingin seperti es saat menyentuh punggung tanganmu.  “Tapi untuk pertama kalinya… kau membuatku ingin melawan kutukan ini.” Petir kembali menyambar, kali ini diikuti suara ketukan keras dari lantai atas. Seperti ada seseorang berjalan di sana.  Haechan langsung menoleh ke arah langit-langit, ekspresinya berubah serius.  “Dia tahu kau di sini…”  ---  Suara langkah di lantai atas makin jelas. Duk… duk… duk… Kayu tangga tua berderit, seolah menahan beban seseorang… atau sesuatu.  Haechan langsung menarik tanganmu dan menempelkan jari telunjuk ke bibirnya.  “Jangan bersuara… kalau kau sayang nyawamu.” Kamu cuma bisa mengangguk cepat. Nafasmu tercekat saat dia menggandengmu menyusuri lorong gelap menuju salah satu ruangan di belakang tangga.  Ruangan itu hanya diterangi cahaya remang dari lilin kecil.  Kalian bersembunyi di balik lemari kayu besar. Ruangan itu dingin, baunya debu dan kayu lapuk menusuk hidung.  Kamu bisa mendengar detak jantungmu sendiri.  Tiba-tiba… creakkk—pintu ruangan terbuka sendiri. Sebuah bayangan panjang masuk, menempel di lantai, tapi kamu nggak bisa lihat wujudnya.  Cuma suara seret rantai besi yang bikin bulu kudukmu berdiri.  Haechan menunduk mendekat ke telingamu. Suaranya hampir tak terdengar.  “Itu kakakku… arwahnya. Dia nggak akan berhenti sampai menemukanmu.” --- lanjut dikomen... #haechan #nct #pov #povstories #fyp #kpopfyp
Hujan deras membasahi jalanan malam itu. Kamu baru saja tersesat di pinggir kota setelah mobilmu mogok di tengah hutan. Satu-satunya cahaya berasal dari sebuah manor tua di kejauhan—bangunan batu gelap dengan jendela besar yang hanya diterangi lilin. Begitu kamu mendekat, pintu besi berderit terbuka sendiri, seolah mengundang. “Gila… film horor banget sih ini,” gumammu, tapi hujan terlalu deras untuk mundur. Saat kamu mendorong pintu kayu raksasa itu, aroma debu bercampur wangi kayu basah menyambutmu. Lalu suara langkah pelan terdengar dari arah tangga spiral. Di sana, berdiri seorang pria dengan kemeja putih kusam dan rambut cokelat gelap yang sedikit berantakan. Matanya tajam, tapi ada rasa lelah dan kesepian yang aneh di sana. “Siapa yang berani masuk ke rumah ini?” suaranya rendah tapi bergema di seluruh aula. Kamu gugup setengah mati. “M-mobilku mogok… aku cuma butuh tempat berteduh.” Dia menatapmu lama, seolah sedang menimbang sesuatu. “Kau tak seharusnya ada di sini. Tempat ini… terkutuk.” Sebelum kamu sempat bertanya, tiba-tiba angin kencang menerpa dari jendela yang retak, dan lilin di dinding padam satu per satu. Hanya menyisakan kegelapan… dan suara napasnya di dekat telingamu. “Sekarang… kamu tidak bisa pergi.” --- Kegelapan di dalam manor membuatmu merinding. Kamu bisa mendengar suara tetesan air hujan di luar, bercampur derit kayu dari langit-langit tua. Saat matamu mulai terbiasa, kamu melihat siluet Haechan berdiri di depanmu dengan tatapan yang… entah kenapa bikin jantungmu berdetak kencang. Dia berjalan perlahan, sepatu bootnya berderit di lantai kayu. “Kau harusnya pergi sebelum matahari terbenam tadi,” katanya lirih. “Sekarang… kau terjebak bersamaku.” “Terjebak? Maksudmu apa?” tanyamu, mencoba terdengar berani padahal suaramu bergetar. Haechan menghela napas panjang lalu menatap jendela besar yang tertutup tirai debu. “Rumah ini… dan aku… terkutuk. Siapa pun yang masuk setelah malam tiba, tidak bisa pergi dengan selamat. Mereka akan selalu kembali ke sini… sampai mereka mati… atau sampai kutukan ini patah.” Kamu menelan ludah. “K-kutukan apa?” Dia berbalik menatapmu. Cahaya petir menyambar sesaat, memperlihatkan wajahnya yang pucat namun… indah. “Aku bukan lagi manusia biasa. Ratusan tahun lalu… aku pengkhianat, seorang bangsawan muda yang membunuh kakakku demi warisan. Sejak hari itu, arwahnya mengutukku. Aku akan hidup selamanya di rumah ini… sendirian.” Kamu mundur selangkah, tapi Haechan mendekat. Tangannya terulur, dingin seperti es saat menyentuh punggung tanganmu. “Tapi untuk pertama kalinya… kau membuatku ingin melawan kutukan ini.” Petir kembali menyambar, kali ini diikuti suara ketukan keras dari lantai atas. Seperti ada seseorang berjalan di sana. Haechan langsung menoleh ke arah langit-langit, ekspresinya berubah serius. “Dia tahu kau di sini…” --- Suara langkah di lantai atas makin jelas. Duk… duk… duk… Kayu tangga tua berderit, seolah menahan beban seseorang… atau sesuatu. Haechan langsung menarik tanganmu dan menempelkan jari telunjuk ke bibirnya. “Jangan bersuara… kalau kau sayang nyawamu.” Kamu cuma bisa mengangguk cepat. Nafasmu tercekat saat dia menggandengmu menyusuri lorong gelap menuju salah satu ruangan di belakang tangga. Ruangan itu hanya diterangi cahaya remang dari lilin kecil. Kalian bersembunyi di balik lemari kayu besar. Ruangan itu dingin, baunya debu dan kayu lapuk menusuk hidung. Kamu bisa mendengar detak jantungmu sendiri. Tiba-tiba… creakkk—pintu ruangan terbuka sendiri. Sebuah bayangan panjang masuk, menempel di lantai, tapi kamu nggak bisa lihat wujudnya. Cuma suara seret rantai besi yang bikin bulu kudukmu berdiri. Haechan menunduk mendekat ke telingamu. Suaranya hampir tak terdengar. “Itu kakakku… arwahnya. Dia nggak akan berhenti sampai menemukanmu.” --- lanjut dikomen... #haechan #nct #pov #povstories #fyp #kpopfyp

About