@moviereviewsmm: ကောမန့်မှာလင့်ရှိပါတယ်။ #fypシ #fyppppppppppppppppppppppp #fypシ゚viral #movie #movieclip #crdvideo #horror #comedy #မြန်မာစာတန်းထိုးဇာတ်ကားများ #mrvampire

K Movie Reviews
K Movie Reviews
Open In TikTok:
Region: KH
Thursday 10 July 2025 00:34:36 GMT
21037
553
25
5

Music

Download

Comments

pyaephyoegyi4
pyaephyoegyi4 :
ဘယ်မှာလဲlink
2025-07-12 05:04:14
0
ngakhant504675761045
『мR』N⊶g⊶a⊶ K⊶h⊶a⊶n⊶t⊶ 『💯』么 :
link 🖇️
2025-07-10 00:40:08
0
tunlinnaing016
Tun lin Naing :
😂
2025-07-30 16:32:20
0
nanthu9612
Beautiful :
🥰
2025-07-30 08:17:12
0
user8375461868682
Ko Ko :
🥰
2025-07-25 08:31:16
0
khun.bawe.khan
Khun Bawe Kham :
♥️
2025-07-17 22:29:27
0
may.hnin.phyu87
May hnin phyu :
🥰
2025-07-17 15:42:16
0
auig76
auig :
😳
2025-07-15 12:04:53
0
candybaby028
💙 :
🥰
2025-07-14 11:31:13
0
user7486137556619
Pinky :
🥰
2025-07-14 02:27:15
0
zarzar29401
Ko Phyo Maung Maung :
🥰
2025-07-13 13:03:26
0
ayemvat782
Aye Myat :
🥺
2025-07-12 14:53:06
0
aung.kyaw.min116
Aung Kyaw MiNN :
😂
2025-07-12 13:38:07
0
yehtetswe94
Di Ye Gyar :
😅
2025-07-12 06:38:12
0
rose.may2831
Rose May :
😂😂😂
2025-07-11 17:29:28
0
tharphyoe496
tharphyoe496 :
😂
2025-07-11 17:02:17
0
useralaft764cm
waiwai myint. :
😁
2025-07-11 16:11:38
0
nunu0446
NuNu :
🥰
2025-07-11 15:00:31
0
ung.o.aw
Ãung Μÿo Źaw :
🥰
2025-07-11 05:26:30
0
htetgyi.12
Zypher :
😂
2025-07-11 04:38:28
0
.19974849
🤡ကျူရစ်လန်🤡 စာတို(အိမ်ပြေး) :
🤭🤭🤭
2025-07-11 00:42:55
0
aung279651
Kyaw Myő Auńĝ (👮) :
🥰
2025-07-10 16:57:00
0
aungsayya7
Aung Say Ya ကာအိတ်ဇောဆိုင် :
🥰
2025-07-10 16:18:58
0
user80255755441925
Aung gyi :
😁
2025-07-10 14:43:17
0
satnay88
nay sat :
😁
2025-07-10 03:37:15
0
To see more videos from user @moviereviewsmm, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pov: Kamu sudah terbiasa mondar-mandir ke rumah Gea. Sejak SMP kalian sahabatan, dan sekarang di bangku kuliah pun hubungan kalian tetap dekat. Rumahnya seperti rumah kedua bagimu.  Tapi ada satu tempat yang selalu tertutup rapat. Kamar Ni-ki. Kakak Gea yang lebih tua dua tahun itu seperti bayangan. Kamu tahu dia tinggal di rumah yang sama, tapi sangat jarang ada di rumah.  Dulu kamu tidak terlalu peduli. Tapi semua itu berubah sejak malam itu. Gea sakit. Radang tenggorokan parah. Kamu datang ke rumahnya setelah kuliah sore. Waktu itu sudah hampir jam delapan malam ketika kamu memutuskan untuk pulang. “Aku pesen ojol dulu, ya.” Kamu menyalakan layar ponsel. “Jangan pesan ojol.” Kamu menoleh. Ni-ki berdiri di anak tangga terakhir, mengenakan kaos hitam dan celana jogger abu-abu. Rambutnya acak-acakan, matanya mengarah langsung padamu. “Aku antar.” Kamu kaget. Jarang sekali dia bicara langsung denganmu, apalagi menawarkan sesuatu. “Enggak perlu, aku bisa sendiri. Lagi pula gak enak malem-malem nyusahin.” Ni-ki tidak berekspresi. “Udah malem. Aku gak tenang kalo kamu jalan sendiri.” Entah karena suaranya yang terdengar sangat mantap, atau karena kamu terlalu lelah untuk berdebat, akhirnya kamu menurut. Beberapa minggu setelah kejadian itu, kamu mulai sadar. Setiap ke rumah Gea, kamu berdandan sedikit lebih lama. Kamu bahkan merasa berdebar tiap melewati pintu kamar Ni-ki yang tertutup. Awalnya kamu mengira ini cuma kekaguman sesaat. Tapi lalu kamu mulai menunggu-nunggu suaranya dari arah dapur. Atau suara langkah kakinya di tangga. Kamu tersenyum sendiri saat melihat jaketnya tergantung di gantungan—berarti dia di rumah. Dan seperti keajaiban, Ni-ki mulai sering muncul. Lebih sering berada di rumah. Kadang duduk di meja makan sambil main HP, kadang ikut nimbrung ngobrol denganmu dan Gea walau tak banyak bicara. Tapi kamu tahu, dia mulai memperhatikanmu. Hingga suatu malam, kamu menginap di rumah Gea. Orang tuanya sedang pergi ke luar kota, dan Gea takut tidur sendirian. Kalian menonton film di ruang TV atas. Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka. Langkah dua orang pria masuk. “Pasti itu kakakku sama Rangga,” kata Gea sambil berdiri. “Aku ke luar dulu ya, mereka mau beli makanan, nanti aku sekalian pesen yang kamu mau juga.” Kamu mengangguk. Tidak ada yang aneh—sampai kamu sadar bahwa sekarang kamu sendiri. Di ruang tengah. Dengan Ni-ki. Hening. Ni-ki duduk di sofa, hanya dua kursi darimu. TV masih menyala, tapi kalian tidak benar-benar menonton. Kamu menunduk, memainkan jemarimu. Tapi jantungmu mulai berdegup lebih cepat saat dia bertanya, “Kamu sering mikirin sesuatu, ya? Kayaknya akhir-akhir ini kamu gak pernah fokus.” Kamu meliriknya. “Kamu ngamatin aku?” Dia tersenyum kecil. “Mungkin.” Lalu dia berkata pelan, “Kalau aku bilang aku juga mikirin kamu akhir-akhir ini, kamu percaya?” Dadamu sesak. Kamu tidak menyangka Ni-ki akan sejujur itu. “Kamu serius?” tanyamu pelan. Dia mengangguk. “Kamu juga… kan?” Pertanyaan itu menggantung. Kalian saling menatap. Lalu pelan-pelan, Ni-ki bergeser lebih dekat. Wajahnya hanya sejengkal dari wajahmu. Kamu bisa mencium aroma parfumnya—lembut dan maskulin. Tangan hangatnya menyentuh pipimu. Bibirnya menyentuh bibirmu… pelan, hati-hati, seolah takut kamu menghilang. Sampai suara Gea terdengar dari luar. “AKU BALIK!!!” Kalian sontak menjauh. Wajahmu merah, tanganmu dingin. Ni-ki berdiri dan mengatur napas, kemudian mengangguk seolah berkata: nanti kita lanjutkan. Sejak malam itu, segalanya berubah. Tapi tak ada yang tahu. Kamu dan Ni-ki mulai berpacaran. Diam-diam. Momen kecil seperti mengantar minuman, mencolek tangan saat makan, atau saling memandangi diam-diam dari balik layar HP—semua terasa istimewa. Di balik pintu, kalian saling peluk. Kadang kamu duduk di atas kasur kamarnya, mendengarkan lagu sambil kepala bersandar di bahunya. Kadang hanya memandangi wajahnya dalam diam. ( Lanjut di komentar ) #pov #enhypen #riki #fyp #foryoupage #fypage #foryou #4youpage
Pov: Kamu sudah terbiasa mondar-mandir ke rumah Gea. Sejak SMP kalian sahabatan, dan sekarang di bangku kuliah pun hubungan kalian tetap dekat. Rumahnya seperti rumah kedua bagimu. Tapi ada satu tempat yang selalu tertutup rapat. Kamar Ni-ki. Kakak Gea yang lebih tua dua tahun itu seperti bayangan. Kamu tahu dia tinggal di rumah yang sama, tapi sangat jarang ada di rumah. Dulu kamu tidak terlalu peduli. Tapi semua itu berubah sejak malam itu. Gea sakit. Radang tenggorokan parah. Kamu datang ke rumahnya setelah kuliah sore. Waktu itu sudah hampir jam delapan malam ketika kamu memutuskan untuk pulang. “Aku pesen ojol dulu, ya.” Kamu menyalakan layar ponsel. “Jangan pesan ojol.” Kamu menoleh. Ni-ki berdiri di anak tangga terakhir, mengenakan kaos hitam dan celana jogger abu-abu. Rambutnya acak-acakan, matanya mengarah langsung padamu. “Aku antar.” Kamu kaget. Jarang sekali dia bicara langsung denganmu, apalagi menawarkan sesuatu. “Enggak perlu, aku bisa sendiri. Lagi pula gak enak malem-malem nyusahin.” Ni-ki tidak berekspresi. “Udah malem. Aku gak tenang kalo kamu jalan sendiri.” Entah karena suaranya yang terdengar sangat mantap, atau karena kamu terlalu lelah untuk berdebat, akhirnya kamu menurut. Beberapa minggu setelah kejadian itu, kamu mulai sadar. Setiap ke rumah Gea, kamu berdandan sedikit lebih lama. Kamu bahkan merasa berdebar tiap melewati pintu kamar Ni-ki yang tertutup. Awalnya kamu mengira ini cuma kekaguman sesaat. Tapi lalu kamu mulai menunggu-nunggu suaranya dari arah dapur. Atau suara langkah kakinya di tangga. Kamu tersenyum sendiri saat melihat jaketnya tergantung di gantungan—berarti dia di rumah. Dan seperti keajaiban, Ni-ki mulai sering muncul. Lebih sering berada di rumah. Kadang duduk di meja makan sambil main HP, kadang ikut nimbrung ngobrol denganmu dan Gea walau tak banyak bicara. Tapi kamu tahu, dia mulai memperhatikanmu. Hingga suatu malam, kamu menginap di rumah Gea. Orang tuanya sedang pergi ke luar kota, dan Gea takut tidur sendirian. Kalian menonton film di ruang TV atas. Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka. Langkah dua orang pria masuk. “Pasti itu kakakku sama Rangga,” kata Gea sambil berdiri. “Aku ke luar dulu ya, mereka mau beli makanan, nanti aku sekalian pesen yang kamu mau juga.” Kamu mengangguk. Tidak ada yang aneh—sampai kamu sadar bahwa sekarang kamu sendiri. Di ruang tengah. Dengan Ni-ki. Hening. Ni-ki duduk di sofa, hanya dua kursi darimu. TV masih menyala, tapi kalian tidak benar-benar menonton. Kamu menunduk, memainkan jemarimu. Tapi jantungmu mulai berdegup lebih cepat saat dia bertanya, “Kamu sering mikirin sesuatu, ya? Kayaknya akhir-akhir ini kamu gak pernah fokus.” Kamu meliriknya. “Kamu ngamatin aku?” Dia tersenyum kecil. “Mungkin.” Lalu dia berkata pelan, “Kalau aku bilang aku juga mikirin kamu akhir-akhir ini, kamu percaya?” Dadamu sesak. Kamu tidak menyangka Ni-ki akan sejujur itu. “Kamu serius?” tanyamu pelan. Dia mengangguk. “Kamu juga… kan?” Pertanyaan itu menggantung. Kalian saling menatap. Lalu pelan-pelan, Ni-ki bergeser lebih dekat. Wajahnya hanya sejengkal dari wajahmu. Kamu bisa mencium aroma parfumnya—lembut dan maskulin. Tangan hangatnya menyentuh pipimu. Bibirnya menyentuh bibirmu… pelan, hati-hati, seolah takut kamu menghilang. Sampai suara Gea terdengar dari luar. “AKU BALIK!!!” Kalian sontak menjauh. Wajahmu merah, tanganmu dingin. Ni-ki berdiri dan mengatur napas, kemudian mengangguk seolah berkata: nanti kita lanjutkan. Sejak malam itu, segalanya berubah. Tapi tak ada yang tahu. Kamu dan Ni-ki mulai berpacaran. Diam-diam. Momen kecil seperti mengantar minuman, mencolek tangan saat makan, atau saling memandangi diam-diam dari balik layar HP—semua terasa istimewa. Di balik pintu, kalian saling peluk. Kadang kamu duduk di atas kasur kamarnya, mendengarkan lagu sambil kepala bersandar di bahunya. Kadang hanya memandangi wajahnya dalam diam. ( Lanjut di komentar ) #pov #enhypen #riki #fyp #foryoupage #fypage #foryou #4youpage

About