@aifiretrending: Hẳn anh Nam thích lắm🤭 #ai #aifire #aifiretrending #hongti #fyp #veo3

Ai Fire trending
Ai Fire trending
Open In TikTok:
Region: VN
Friday 11 July 2025 13:00:00 GMT
19190
129
42
957

Music

Download

Comments

ruayeuoii2803
GT :
anh dũng đc ko ạ
2025-07-11 16:18:53
0
ho.nam44
Gờ Ơ Gơ :
kkk
2025-07-13 17:00:38
0
namdubai747
namdubai :
ok em luôn🤣
2025-07-12 05:39:47
0
nhuha311020113
Như hà 😇🙂 :
Sao mày giám yêu bố tao
2025-07-12 07:48:17
0
k.thiu.tnh
kẻ thiếu tình😔 :
A thịnh đi ạ
2025-07-12 11:25:59
0
baongocdohoang1
ʙᴀᴏɴɢᴏᴄ :
nghĩa đi😸
2025-07-11 15:24:36
0
ndt220472
Trịnh Trần Phương Toàn :
a duyệt đi bạn
2025-07-11 15:43:46
0
tl63_
Thanh Lan :
a nghĩa đi ạ
2025-07-12 04:37:36
0
linhdann_5th8
𝙇𝙔𝙉𝙃𝙃 Đ𝘼𝙉𝙉👀👣 :
Anh quân i ạ
2025-07-12 02:11:54
0
hihii8277
hihii🤡 :
ok em 😂
2025-07-13 11:02:01
0
nobia2645
ngquocviet231 :
@nathuiis @NamĐẹpTraiMãSố02ĐếnTừDuBai
2025-07-13 13:32:13
0
biejeu
♡ :
@ლɑղoɑβ︎♥︎°̳͟͞͞— alu
2025-07-11 17:59:45
0
huuthien0457
Cha dâu Tây 🍓 :
@Nam Đỗ
2025-07-17 05:52:20
1
anhcotekhongha
anhcotekhong? :
@NAM DÔ TRI ĐÂY 👻
2025-07-16 02:24:21
0
pyq_pdz001
Không tìm thấy tài khoản :
@H.Nam²¹⁴
2025-07-15 11:09:30
0
khongyeunuadau210
new88 :
@. @pnnnghia 🥰
2025-07-13 14:51:25
0
vuaxauvuangheo2505
Nguyễn Ngọc Bảo Trân :
@tom
2025-07-13 11:44:56
0
cuon_milo
♻𝓒𝓾ố𝓷 𝓜𝓲𝓵𝓸 :
😅😅😅
2025-07-20 15:35:30
0
minh.c2235
ĐỨC :
🤣🤣🤣
2025-07-16 14:00:17
0
thongnguyen501
Chataco :
@Solo ff hog
2025-07-16 06:25:56
0
utlvcl3456
u :
@Hồng_a_Tỷ 💖💖 kìa
2025-07-14 04:42:41
0
.hng1687
♬ :
@woftgreen
2025-07-14 01:28:59
0
nptrong.08
J :
@hải nam
2025-07-13 15:36:45
0
longem_12
nguynhailongg :
@oreo
2025-07-13 12:38:02
0
01trantri4
cậu bé (mê kick boxing)🤡 :
@𝘏𝘰à𝘯𝘨 𝘕𝘢𝘮
2025-07-13 10:29:10
0
To see more videos from user @aifiretrending, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Di musim dingin tahun 1943, saat Front Timur tengah membara oleh pertempuran Stalingrad yang brutal, dua jiwa muda justru saling bertaut di tengah kehancuran yang mengelilingi mereka. Anneliese Krämer, seorang prajurit perempuan Jerman berusia 19 tahun dari Divisi ke-6 Panzergrenadier, dikenal sebagai penembak jitu yang tenang dan disiplin. Lahir di kota Leipzig, ia bergabung dengan Wehrmacht bukan hanya karena nasionalisme, melainkan karena kehilangan keluarganya dalam serangan udara di Hamburg membuatnya tak punya tempat pulang. Di sisi lain, Mikhail Ivanovich Petrov, seorang tentara muda dari Divisi Senapan ke-13 Tentara Merah, adalah putra seorang petani dari Kursk. Ia bergabung dalam pertempuran sejak usia 17 tahun, dan kini di usianya yang ke-20, wajahnya telah dihiasi oleh luka-luka dan mata yang menyimpan lelah berkepanjangan dari pertempuran tanpa henti. Kisah mereka bermula bukan dalam kehangatan perkenalan, melainkan dalam kedinginan dan ketegangan. Anneliese dan timnya tertangkap dalam kepungan kecil di pinggiran desa Rossoshka. Dalam pertempuran jarak dekat, saat Anneliese terluka di bahu kiri, pasukannya terdesak dan mundur. Ia tertinggal di reruntuhan, setengah sadar. Mikhail, yang sedang menyisir daerah itu bersama unit kecilnya, menemukannya. Ia bisa saja mengakhiri nyawa gadis muda itu, namun entah mengapa, tatapan lemah Anneliese membuatnya ragu. Ia hanya berkata lirih dalam bahasa Rusia, “Kita sama-sama lelah, ya?” Alih-alih membunuh atau melaporkan, ia menyembunyikan Anneliese di gudang tua bekas rumah penduduk, menyuplai makanan seadanya dan merawat lukanya secara diam-diam selama tiga hari. Dalam masa itu, dua bahasa berbeda disatukan oleh isyarat, raut wajah, dan rasa kemanusiaan. Anneliese tak mengerti sepatah pun bahasa Rusia, begitu pula Mikhail terhadap bahasa Jerman, tapi mereka mulai saling memahami lewat sorot mata dan senyum tipis yang jarang muncul selama perang. Namun perang tak pernah membiarkan cinta berkembang dengan tenang. Hari keempat, markas Soviet mencurigai gerakan unit Mikhail. Saat para komandan memeriksa daerah tersebut, Anneliese yang merasa tak ingin Mikhail dihukum, menyerahkan diri. Ia dibawa sebagai tawanan, lalu dikirim ke kamp kerja Soviet. Nama Mikhail tak pernah disebut, dan ia selamat dari pengadilan militer. Tapi sejak itu, jiwanya hampa. Ia menyimpan satu foto hitam putih yang ia ambil diam-diam menggunakan kamera bekas milik Jerman—wajah Anneliese tertidur dengan perban di bahu. Tahun 1947, saat Perang Dunia telah usai dan tirai besi membelah Eropa, Mikhail menempuh perjalanan berbahaya menuju wilayah Jerman Timur, berpura-pura sebagai buruh pabrik untuk mencari gadis yang menghantui mimpinya. Ia tak pernah menemukan Anneliese. Dokumen tawanan Jerman pada masa akhir perang menunjukkan bahwa ia meninggal karena demam tinggi di kamp pada musim semi 1945. Mikhail akhirnya menetap di Leipzig, bekerja sebagai penjaga museum militer. Di rumah tuanya, tersimpan satu-satunya kenangan cinta yang tak sempat tumbuh—sebuah potret gadis berhijab baja, dengan senyum samar dan mata yang penuh rasa ingin hidup, walau hidup tak memberinya waktu. #fyp #ww2 #history
Di musim dingin tahun 1943, saat Front Timur tengah membara oleh pertempuran Stalingrad yang brutal, dua jiwa muda justru saling bertaut di tengah kehancuran yang mengelilingi mereka. Anneliese Krämer, seorang prajurit perempuan Jerman berusia 19 tahun dari Divisi ke-6 Panzergrenadier, dikenal sebagai penembak jitu yang tenang dan disiplin. Lahir di kota Leipzig, ia bergabung dengan Wehrmacht bukan hanya karena nasionalisme, melainkan karena kehilangan keluarganya dalam serangan udara di Hamburg membuatnya tak punya tempat pulang. Di sisi lain, Mikhail Ivanovich Petrov, seorang tentara muda dari Divisi Senapan ke-13 Tentara Merah, adalah putra seorang petani dari Kursk. Ia bergabung dalam pertempuran sejak usia 17 tahun, dan kini di usianya yang ke-20, wajahnya telah dihiasi oleh luka-luka dan mata yang menyimpan lelah berkepanjangan dari pertempuran tanpa henti. Kisah mereka bermula bukan dalam kehangatan perkenalan, melainkan dalam kedinginan dan ketegangan. Anneliese dan timnya tertangkap dalam kepungan kecil di pinggiran desa Rossoshka. Dalam pertempuran jarak dekat, saat Anneliese terluka di bahu kiri, pasukannya terdesak dan mundur. Ia tertinggal di reruntuhan, setengah sadar. Mikhail, yang sedang menyisir daerah itu bersama unit kecilnya, menemukannya. Ia bisa saja mengakhiri nyawa gadis muda itu, namun entah mengapa, tatapan lemah Anneliese membuatnya ragu. Ia hanya berkata lirih dalam bahasa Rusia, “Kita sama-sama lelah, ya?” Alih-alih membunuh atau melaporkan, ia menyembunyikan Anneliese di gudang tua bekas rumah penduduk, menyuplai makanan seadanya dan merawat lukanya secara diam-diam selama tiga hari. Dalam masa itu, dua bahasa berbeda disatukan oleh isyarat, raut wajah, dan rasa kemanusiaan. Anneliese tak mengerti sepatah pun bahasa Rusia, begitu pula Mikhail terhadap bahasa Jerman, tapi mereka mulai saling memahami lewat sorot mata dan senyum tipis yang jarang muncul selama perang. Namun perang tak pernah membiarkan cinta berkembang dengan tenang. Hari keempat, markas Soviet mencurigai gerakan unit Mikhail. Saat para komandan memeriksa daerah tersebut, Anneliese yang merasa tak ingin Mikhail dihukum, menyerahkan diri. Ia dibawa sebagai tawanan, lalu dikirim ke kamp kerja Soviet. Nama Mikhail tak pernah disebut, dan ia selamat dari pengadilan militer. Tapi sejak itu, jiwanya hampa. Ia menyimpan satu foto hitam putih yang ia ambil diam-diam menggunakan kamera bekas milik Jerman—wajah Anneliese tertidur dengan perban di bahu. Tahun 1947, saat Perang Dunia telah usai dan tirai besi membelah Eropa, Mikhail menempuh perjalanan berbahaya menuju wilayah Jerman Timur, berpura-pura sebagai buruh pabrik untuk mencari gadis yang menghantui mimpinya. Ia tak pernah menemukan Anneliese. Dokumen tawanan Jerman pada masa akhir perang menunjukkan bahwa ia meninggal karena demam tinggi di kamp pada musim semi 1945. Mikhail akhirnya menetap di Leipzig, bekerja sebagai penjaga museum militer. Di rumah tuanya, tersimpan satu-satunya kenangan cinta yang tak sempat tumbuh—sebuah potret gadis berhijab baja, dengan senyum samar dan mata yang penuh rasa ingin hidup, walau hidup tak memberinya waktu. #fyp #ww2 #history

About