(PART2) Tangannya menahan belakang kepalamu, membuatmu tak bisa mundur. Bibirnya menyentuhmu lagi—lebih dalam, lebih panas. Napasmu tercekat saat Heeseung menarikmu ke dalam french k1ss yang perlahan berubah dari kasar menjadi lembut... seakan dia sedang menyampaikan sesuatu lewat cara satu-satunya yang dia tahu. Jantungmu berdetak terlalu keras. Kamu nggak tahu ini karena alk*h*l, ketakutan, atau karena Heeseung sendiri. Saat akhirnya kalian berpisah, napas kalian berat. Matamu menatap dia yang masih dekat sekali, keningnya hampir menyentuhmu. "Jangan pernah minum lagi... apalagi di tempat seperti ini," katanya, suaranya rendah, berat, dan terdengar seperti perintah. Kamu ingin marah. Tapi kamu juga ingin menangis, atau..salting? “Kenapa kamu marah?” tanyamu dengan suara bergetar. “Kamu bahkan... nggak pernah peduli sebelumnya.” Dia diam. Pandangannya turun ke bibirmu yang memerah, lalu ke mata kamu lagi. “Aku peduli,” bisiknya. “Tapi aku nggak tahu caranya bilang... kecuali kayak tadi.” Kamu menunduk, tapi Heeseung mengangkat dagumu. “Pulang,” katanya tegas. “Aku nggak akan ninggalin kamu malam ini.” Kamu akhirnya menurut, menatap jalanan malam dari jendela mobilnya. Dia menyetir tanpa banyak bicara. Tapi sesekali kamu bisa melihat dia melirikmu, seolah memastikan kamu nggak kenapa-kenapa. Sesampainya di rumah—rumah megah milik keluarganya yang kini juga jadi rumahmu—Heeseung menggandengmu masuk. “Ganti baju, bersihin diri, terus tidur,” ucapnya sambil menyalakan lampu kamar. “Aku nunggu di luar.” Tapi kamu malah menarik ujung bajunya. “Temenin aku sebentar.” Dia terdiam. Lalu, dengan anggukan kecil, dia duduk di sofa dekat ranjangmu. Kamu pun ke kamar mandi dan keluar dengan kaus longgar dan rambut yang masih setengah basah. “Kamu tidur sini aja malam ini,” katamu pelan. Heeseung menghela napas, lalu berdiri dan berjalan mendekat. Dia menarik selimut untukmu, lalu berbaring di sebelahmu dengan punggung saling membelakangi. Hening. Lama. Tapi sebelum kamu tidur, dia tiba-tiba bicara, suaranya hampir seperti gumaman: “Mulai sekarang, kamu... milikku. Dan aku nggak akan biarin siapapun sentuh kamu lagi.” Kamu menahan napas. Dan malam itu... untuk pertama kalinya, kamu merasa aman di sisi Heeseung. Tapi juga semakin takut. Karena kamu tahu, perasaanmu padanya sudah mulai tumbuh… Dan kamu nggak yakin apakah Heeseung akan melindungimu— atau menghancurkanmu. (lanjut or end?) BTW VIDIO NYA BUKAN AKU YANG EDIT YAA DRI SALAH SATU AKUN TIKTOK SOALNYA AKU GA SEMPET NGEDIITTT #fyppppppppppppppppppppppp #fyppppppppppppppppppppppp #heeseungpovswithyn #ror - @clairdlunar