@sandsatisfaction47: Very Satisfying and Relaxing, Kinetic Sand ASMR, Drop and squish #asmr #satisfyingvideo #foryoupage #viralvideo

Sand Satisfaction
Sand Satisfaction
Open In TikTok:
Region: US
Monday 14 July 2025 02:27:16 GMT
748905
4791
79
220

Music

Download

Comments

zip.zoopity
Zip Zoopity :
How do you unmix the sand?
2025-07-14 02:37:52
2
xedice027
ᴅᴀáмɴ?xedis. :
lox kimi baxanlara salam😂😂
2025-07-15 20:20:46
1
user2103799038181
Інна Побоча :
Це кінетичний пісок.
2025-07-15 18:25:14
0
tangmarch30
najipa :
💖💖💖
2025-07-14 16:00:30
3
saifan0018
Saifan :
😁😁😁
2025-07-14 17:52:07
2
user46977818334013
আয়শা আনিছা :
😏😏😏
2025-07-15 10:33:03
1
user5275751972128
ກອງແສງ ໃຈວຸທິ :
🥰🥰🥰
2025-07-15 09:44:22
1
shinelay1326
shinelay132 :
😁😁😁
2025-07-15 04:04:38
1
user93320883232347
imran :
😁😁😁
2025-07-15 03:56:12
1
aiza.ebayle
jemsel :
🥰🥰🥰
2025-07-15 03:28:10
1
ash1ique
Ashwilline de Klerk :
🥰🥰🥰
2025-07-14 16:54:06
1
puntsu44
puntsu :
😂
2025-07-18 02:15:17
0
user5450471818173
Lekamoso :
😂😂😂
2025-07-17 20:01:45
0
sand_whisper
Sand Whisper :
🥰
2025-07-17 14:20:43
0
gorn.pasutadon
Gorn Pasutadon :
😳😳😳
2025-07-17 10:07:58
0
gorn.pasutadon
Gorn Pasutadon :
🥰🥰🥰
2025-07-17 10:07:45
0
k493889
Kちゃん🐯 :
🤪🤪🤪
2025-07-17 08:20:01
0
gulwarkhan2
Gulwar Khan :
😂
2025-07-17 08:14:11
0
gulwarkhan2
Gulwar Khan :
😁
2025-07-17 08:14:10
0
gulwarkhan2
Gulwar Khan :
🥰
2025-07-17 08:14:09
0
sophisticated79
โส โส บุญสวัสดิ์ :
😂
2025-07-17 05:35:02
0
eithazin091
eithazin :
😂
2025-07-17 03:45:10
0
.maralolu
Yanlizkurt :
😭😭😭
2025-07-16 21:34:30
0
darcy.guerrero68
Darcy Guerrero :
😂😂😂
2025-07-16 19:02:47
0
user7681808103306
ЕБГЕНИЯ ИВАНОВА :
🥰🥰🥰
2025-07-16 16:12:46
0
To see more videos from user @sandsatisfaction47, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV : Y/N bukan siapa-siapa di mata dunia, hanya seorang anak pemilik resto BBQ kecil di tengah kota yang selalu bau asap dan penuh tawa pelanggan setia. Sejak kecil, hidupnya sederhana. Meja kayu, resep turun-temurun, dan tanggung jawab yang lebih besar dari usianya. Sementara Jake, dia adalah anak dari keluarga konglomerat yang nama perusahaannya ada di gedung-gedung tinggi kota. Penerus dinasti bisnis, mahasiswa jenius dengan senyum mahal dan aura pemilik dunia. Dunia mereka berbeda, seolah ditarik dari ujung langit dan dasar bumi. Saat bersama Y/N, dia tak banyak bicara soal dunia gemerlap yang ditempati. Mereka pernah mencintai diam-diam, seperti api kecil di sudut lilin, menyala tenang, sampai akhirnya padam karena angin bernama perbedaan. Perpisahan mereka tak terjadi karena pertengkaran hebat, melainkan karena Y/N merasa tak cukup. Dunia Jake terlalu besar, terlalu berkilau. Sementara dirinya, hanya seorang anak dari pemilik restoran daging rumahan yang penuh asap dan noda kecap. Dan walaupun Jake menolak alasan itu mentah-mentah, Y/N tetap melangkah pergi. Bukan karena tak cinta, tapi justru karena terlalu mencinta. Setelah perpisahan yang tak pernah benar-benar selesai di hati, Jake membentuk kebiasaan aneh yang diam-diam Y/N hafal luar kepala. Setiap hari Selasa dan Jumat, tepat setelah matahari merunduk dan lampu-lampu kota menyala satu per satu, Jake akan muncul di resto BBQ kecil milik keluarga Y/N. Dia selalu duduk di meja sudut dekat jendela, yang menghadap ke arah dapur setengah terbuka, tempat Y/N biasa sibuk memanggang daging. Tanpa perlu berkata-kata, pesanan Jake tak pernah berubah; beberapa potong daging sapi marmer, satu set sayuran segar, dan sekaleng soda dingin. Tak pernah soju, karena Y/N tahu betul seberapa buruknya Jake saat mabuk. Kadang dia datang sendiri, kadang membawa dua atau tiga temannya yang juga tahu tempat itu bukan sekadar warung makan, tapi saksi bisu rasa rindu yang tak bisa ia akui. Jake tak pernah melewatkan jadwal itu, seolah-olah datang bukan untuk makan, tapi sekadar memastikan bahwa Y/N masih di sana, masih nyata, masih hidup dalam dunia yang menolak mereka bersatu. Malam itu, restoran sedikit lebih ramai dari biasanya. Jake datang sendiri. Wajahnya lesu, matanya sayu. Seolah ada perang yang baru saja ia jalani sendirian. Y/N tidak perlu bertanya. Ia sudah hapal. Tidak ada satu Selasa pun Y/N melupakan wajahnya.
POV : Y/N bukan siapa-siapa di mata dunia, hanya seorang anak pemilik resto BBQ kecil di tengah kota yang selalu bau asap dan penuh tawa pelanggan setia. Sejak kecil, hidupnya sederhana. Meja kayu, resep turun-temurun, dan tanggung jawab yang lebih besar dari usianya. Sementara Jake, dia adalah anak dari keluarga konglomerat yang nama perusahaannya ada di gedung-gedung tinggi kota. Penerus dinasti bisnis, mahasiswa jenius dengan senyum mahal dan aura pemilik dunia. Dunia mereka berbeda, seolah ditarik dari ujung langit dan dasar bumi. Saat bersama Y/N, dia tak banyak bicara soal dunia gemerlap yang ditempati. Mereka pernah mencintai diam-diam, seperti api kecil di sudut lilin, menyala tenang, sampai akhirnya padam karena angin bernama perbedaan. Perpisahan mereka tak terjadi karena pertengkaran hebat, melainkan karena Y/N merasa tak cukup. Dunia Jake terlalu besar, terlalu berkilau. Sementara dirinya, hanya seorang anak dari pemilik restoran daging rumahan yang penuh asap dan noda kecap. Dan walaupun Jake menolak alasan itu mentah-mentah, Y/N tetap melangkah pergi. Bukan karena tak cinta, tapi justru karena terlalu mencinta. Setelah perpisahan yang tak pernah benar-benar selesai di hati, Jake membentuk kebiasaan aneh yang diam-diam Y/N hafal luar kepala. Setiap hari Selasa dan Jumat, tepat setelah matahari merunduk dan lampu-lampu kota menyala satu per satu, Jake akan muncul di resto BBQ kecil milik keluarga Y/N. Dia selalu duduk di meja sudut dekat jendela, yang menghadap ke arah dapur setengah terbuka, tempat Y/N biasa sibuk memanggang daging. Tanpa perlu berkata-kata, pesanan Jake tak pernah berubah; beberapa potong daging sapi marmer, satu set sayuran segar, dan sekaleng soda dingin. Tak pernah soju, karena Y/N tahu betul seberapa buruknya Jake saat mabuk. Kadang dia datang sendiri, kadang membawa dua atau tiga temannya yang juga tahu tempat itu bukan sekadar warung makan, tapi saksi bisu rasa rindu yang tak bisa ia akui. Jake tak pernah melewatkan jadwal itu, seolah-olah datang bukan untuk makan, tapi sekadar memastikan bahwa Y/N masih di sana, masih nyata, masih hidup dalam dunia yang menolak mereka bersatu. Malam itu, restoran sedikit lebih ramai dari biasanya. Jake datang sendiri. Wajahnya lesu, matanya sayu. Seolah ada perang yang baru saja ia jalani sendirian. Y/N tidak perlu bertanya. Ia sudah hapal. Tidak ada satu Selasa pun Y/N melupakan wajahnya. "Untuk meja Jake, tolong kirimkan daging sapu marmer 3 piring, sayuran, kuah tomyum, dan soda biasa ya," bisiknya pada pelayan. Banyak pelanggan yang datang silih berganti. Di sela padatnya orderan, Y/N tidak sempat menengok ke meja Jake. Hingga malam semakin larut, restoran sepi. Pelanggan terakhir pergi. Lampu-lampu sebagian sudah mulai diredupkan. Tapi Jake masih di sana. Duduk di meja yang sama, menatap kosong ke arah mangkuk yang telah lama kosong. Semua pelayan sudah pulang. Tak ada orang lain, hanya kamu dan dia. Y/N mendekat pelan-pelan. “Jake,” Y/N memanggil pelan. “Restonya udah mau tutup. Kamu harus pulang.” Dia tidak menjawab. Hanya menunduk, menatap kosong gelasnya. Y/N melihat lebih dekat. Mata yang sembab, pipi yang mengerut lelah, dan jari-jari yang menggenggam botol seperti harapan terakhir yang belum juga ditelan kenyataan. Lima. Enam. Y/N tak pernah menyajikannya, jadi entah bagaimana ia bisa memesan semua itu. Nada suara Y/N berubah jadi teguran. "Jake, kamu minum sebanyak ini? Kamu tau kan kamu nggak kuat?" Masih diam. Lalu pelan-pelan, ia mendongak. Wajahnya kacau, tapi bukan karena alkohol. Tapi karena luka yang tak pernah sembuh. "Aku capek, Y/N," katanya dengan suara serak. “Capek jadi orang yang semua orang harapkan jadi sempurna. Dan lebih capek lagi... harus berpura-pura nggak rindu kamu.” [lanjut di comsec] #fyp #fypシ #foryou #enhypen #jake #jakesim #simjaeyun #jakeenhypen #engene #fiction #fanfiction #pov #writing #au

About