Misteri Rombongan Putih di Gunung Lawu: Ritual, Ibadah, atau Tradisi Kejawen? Gunung Lawu kembali jadi sorotan usai video viral menunjukkan rombongan orang berpakaian serba putih melakukan aktivitas spiritual di jalur Cemoro Sewu hingga Puncak Hargo Dumilah. Kejadian ini disebut berlangsung pada Jumat, 11 Juli 2025, namun baru diunggah beberapa hari kemudian karena pengunggah sempat ragu untuk membagikannya. Dalam video TikTok @adtyaaidrt dan @nangdprtma, rombongan putih itu terlihat berdiam, tahlilan, hingga salat Jumat di puncak Lawu. Bahkan, sebagian warganet mengaku merinding hingga mengira sedang menyaksikan video horor. 💬 Dari penelusuran komentar, terungkap bahwa kelompok tersebut mengaku sebagai bagian dari aliran Syahadatain—sebuah tarekat Islam Nusantara yang menekankan penghayatan mendalam terhadap dua kalimat syahadat. Apa itu Tarekat Asy-Syahadatain? 🔸 Berdiri tahun 1947 di Cirebon oleh Habib Umar 🔸 Fokus pada pengamalan syahadat, dzikir, wirid, dan pakaian putih saat ibadah 🔸 Tumbuh di Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk Kudus dan Magetan 🔸 Kombinasi nilai Islam dan spiritualitas lokal (kejawen) 🔸 Sempat dicurigai sesat pada masa awal, kini terus berkembang Catatan Penting: ▫️ Sebagian pendaki menyarankan agar jalur pendakian ditutup sementara saat kegiatan seperti ini berlangsung, guna menghindari kesalahpahaman. ▫️ Fenomena ini bukan sekadar viral, tapi mengangkat diskusi lebih luas tentang keragaman tradisi Islam di Indonesia, serta pentingnya komunikasi antar-komunitas di kawasan wisata spiritual seperti Lawu. ▫️ Dalam Islam, tawaf adalah ibadah mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali, dilakukan oleh umat Muslim yang menunaikan ibadah haji atau umrah di Masjidil Haram, Mekkah. Tawaf bukan sembarang ritual keliling tempat suci. Tawaf hanya sah bila dilakukan mengelilingi Ka'bah, kiblat umat Islam seluruh dunia. Mengapa Harus Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW? Setiap ibadah dalam Islam harus mengikuti contoh Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana sabda beliau: "Barang siapa mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang bukan darinya, maka ia tertolak." (HR. Bukhari & Muslim) Dalam konteks ini, melakukan tawaf di luar Ka'bah (apalagi di tempat lain seperti gunung) tidak memiliki dasar dari Al-Qur'an maupun Hadis. Justru bisa menimbulkan kesesatan bila dilakukan tanpa ilmu dan pembimbingan ulama yang lurus. Pelajaran dari Fenomena Ini: ▫️ Belajar agama dari sumber yang shahih penting agar tidak tersesat dalam ibadah. ▫️ Viral ≠ benar. Tidak semua yang tampak khusyuk dan putih bersih, benar menurut syariat. ▫️ Jangan lupa arah: semua ibadah harus menuju ittiba' (mengikuti Rasul), bukan sekadar niat baik atau tradisi lokal. ▫️ Islam mengajarkan kita bahwa keikhlasan dan kebenaran ibadah harus berlandaskan syariat, bukan sekadar simbol, busana, atau tempat. Menurut kawan inilah, bagaimana sebaiknya pengelola gunung menyikapi fenomena seperti ini? Drop opini kawan inilah di kolom komentar! - Baca berita di inilah.com dengan klik link di bio atau download aplikasi di AppStore dan Google Play Store. #inilahNews #InilahCom #TitikTengah #TitikCerah #GunungLawu #Syahadatain #TradisiNusantara #SpiritualGunung #ViralTikTok #CemoroSewu #HargoDumilah #MisteriLawu #inilahdotcom #KebudayaanNusantara #IslamNusantara - @inilahcom