@kittsunnia: #fup #recommendations

kittsu
kittsu
Open In TikTok:
Region: UA
Sunday 20 July 2025 19:22:25 GMT
4795
1037
22
6

Music

Download

Comments

choppa.who
Kvikss :
"судья, скажите ей, что незаконно быть такой красивой"
2025-07-21 10:43:11
1
dewy.anya
Анна :
вау какая красивая
2025-07-20 20:40:59
1
npucm3ptu
npucmeptu :
🥵💕
2025-07-21 14:55:10
1
alexeygera2
Алексей :
😍😍😍
2025-07-27 08:43:36
0
user25443731
саня :
🥰🥰🥰👌👌👌👌👌👌
2025-07-27 05:32:14
0
blacr16
BlackQQQ :
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2025-07-21 14:18:38
0
user25443731
саня :
🥰🥰🥰
2025-07-21 13:37:14
0
To see more videos from user @kittsunnia, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos


"A..apa?" kamu berbisik, bibirmu bergetar. "Kamu berani? Golongan darah, genetiknya, semua nggak sinkron!" Kamu membeku. Kamu tak mengerti, tak masuk akal. "Nggak..nggak mungkin." suaramu parau. "Itu anak kamu Hee, aku bersumpah! aku ngga pernah sama siapa-siapa.." Heeseung tak mendengar. Dia sudah kelewat marah, ia melepas cengkramannya. "Juyeon anak siapa? hah?!" Kamu mundur selangkah, semua yang kamu siapkan runtuh. "Enggak.. Enggak! ini salah! pasti ada kesalahan di lab!" "Juyeon anak siapa?! Y/n?! Jawab!" Tangismu pecah, lalu kamu akhirnya jatuh berlutut. Kamu memeluk lutut Heeseung. "Anakmu, Heeseung! tolong.. percaya! tolong.." Heeseung tegak di tempat, dia tak menengok. "Aku bersumpah!! Jika kamu tak percaya, lihat Juyeon! Heeseung, dia mirip sama kamu! tolong!" Heeseung meraih pundakmu, dalam satu gerakan, dia mengangkat tubuhmu agar berdiri. Heeseung melihatmu dengan sorot mata yang penuh luka dan kemarahan. "Aku nggak mau lihat anak itu." suaranya dingin, tajam, sperti belati. Heeseung melangkah cepat, meninggalkanmu yang mencoba menahan tangannya. - Heeseung masuk ke mobilnya dengan napas terengah. Tangannya mencengkram kuat setir mobil. Dia diam, rahangnya mengeras. Dia baru saja mendorongmu, membentakmu. Dia terduduk lemas, tangannya gemetar. Heeseung tahu, kamu tak akan mungkin berani sampai berlutut jika kamu berbohong. Apalagi di saat kamu menyebutkan nama Juyeon sambil menangis. Heeseung memukul setir keras. dalam lubuk hati Heeseung, dia mempercayaimu. Dia meraih ponselnya cepat, layar sentuhnya nyaris pecah karna di tekan terlalu keras. "Halo?" suara bawahannya menjawab. "Tuan—" "Ambil sampel anakku, Juyeon." sela Heeseung berat dan gelap. "Kirim ke lab genetik di Berlin." "Tuan? Maksudn—" "Aku butuh hasil secepatnya, bayar berapapun. Aku mau lihat hasilnya minggu ini juga." Dia mematikan telepon itu, tak ada amarah lagi. Ia hanya bergumam pelan. "Juyeon, tolong. Jadi darah dagingku." - Heeseung duduk di kantornya, seperti biasa. Lalu, pintu di ketuk, bawahannya masuk. "Ini hasilnya, Tuan." katanya pelan. Heeseung mengambil kertas itu. Heeseung membacanya pelan. 'Probability of paternity: 99.9999%' Heeseung terdiam, semua yang kamu sumpahkan saat berlutut di rumah sakit, semuanya benar. Hanya saja, Heeseung membuangmu, membuang anak mereka. Heeseung menggenggam hasil tes itu, lalu melangkah keluar ruangan tanpa bicara sepatah kata pun. "Pak! Anda mau kemana?!" "Ke rumah sakit, aku mau lihat putraku." - Heeseung berdiri di balik pintu ruangan. Kamu dan Juyeon di dalam. suara kalian samar, namun terdengar. "Ma, kalau Juyeon harus meninggal, ngga apa-apa kok. Biar mama ga usah capek cari donor lagi." Kamu segera menggenggam tangan Juyeon kuat, kamu menahan air matamu. "Juyeon, jangan bilang gitu, ya? nanti pasti ada malaikat yang datang, dia bakal nolong Juyeon, mama janji." Juyeon mengangguk kecil. "Kalau ayah Juyeon itu malaikat, kenapa ayah gak datang nolong Juyeon?" Heeseung menutup mata, satu tarikan napas dalam terdengar dari dada yang sesak. Ia menyesal setengah mati. Karna ia selama ini lebih percaya kemarahan di banding kamu. Pintu kamar terbuka, Heeseung masuk. Kalian menoleh. Kamu berdiri panik, bingung harus apa. Tapi Heeseung tak memberimu waktu. Dia mengangkat tubuh Juyeon ke pelukannya. "Ayah?" suara kecil Juyeon. Heeseung tak menjawab. Hanya memeluk tubuh kecil itu erat seolah takut kehilangannya lagi. Tangannya menarik lenganmu mendekat. "Heeseung? ada apa?!" tanyamu. Dokter Kim datang. "Tuan Lee, kamu mau membawa mereka?" tanyanya. Heeseung berbalik, menatap dokter Kim dingin. "Kau curang dokter Kim. Jika saja aku tak kirimkan DNA Juyeon keluar negeri. Anakku bisa mati." Saat kalian bertiga keluar dari ruangan itu, Heeseung menggenggam tanganmu erat, dan satu lagi memeluk putranya, dan kamu tahu. Apapun yang akan terjadi setelah ini, kamu tak sendirian lagi. Heeseung mungkin datang terlambat, tapi dia datang sepenuh hati. #heeseung #enhypen #pov #foryoupage

About