@yoez_baadilla: Thailand lagi "horeg" tapi bukan karena sound ya. Bukan pulakarena drama politik atau parade gajah, tapi karena seorang perempuan bernama Wilawan pesawat eh Emsawat alias Miss Golf, yang dalam waktu tiga tahun berhasil memeras sembilan biksu senior dan mengumpulkan dana sebesar 385 juta baht (setara Rp193,5 miliar). Bukan dari berdagang, bukan dari warisan, melainkan dari bisnis yang... agak sulit dijelaskan tanpa menarik napas panjang: seks, kamera, dan pemerasan. Cerita bermula dari rumah mewah Wilawan di Nonthaburi yang digeledah polisi. Bukan hanya tas branded dan kosmetik mahal yang ditemukan, tetapi juga lebih dari 80.000 file foto dan video seksual. Tak tanggung-tanggung, aktor utamanya adalah para biksu senior. Ya, Anda tidak salah baca. Mereka yang seharusnya menjaga kedamaian batin, malah ikut dalam produksi video yang bisa membuat mata batin merem mendadak. Menurut Biro Investigasi Pusat Thailand, modus Wilawan cukup sistematis. Setelah berhubungan intim dengan para biksu (yang tentu saja telah melanggar sumpah suci), dia merekam semuanya. Lalu datang tahap kedua: pemerasan. Jika para biksu tak membayar, video itu akan disebar. Dan seperti kita tahu, ancamannya bukan isapan jempol. Fakta menarik: dari total hampir 200 miliar rupiah yang ia peras, Wilawan hanya menyisakan Rp 4 juta di rekeningnya. Sisanya ludes di meja judi online, tempat ia sempat bertaruh 500 ribu baht (Rp252 juta) dalam satu sesi permainan. Tak salah bila polisi sempat bercanda: “Kalau dia main saham, mungkin sudah punya lembaga keuangan sendiri sekarang.” Tentu saja, masyarakat Thailand tidak sedang menonton drama Netflix. Ini nyata. Dan ironisnya, melibatkan institusi keagamaan yang selama ini dihormati. Satu negara bertanya: bagaimana bisa sembilan oknum biksu senior terlibat dalam kasus seperti ini dan lolos selama bertahun-tahun? Jawabannya sederhana: karena kita seringkali terlalu mudah percaya pada simbol. Jubah oranye jadi jaminan suci, padahal di baliknya bisa saja tersembunyi urusan duniawi yang lebih panas dari padang pasir. Skandal ini bukan semata soal seks, tapi soal moral yang bocor dalam sistem yang dibiarkan kedap suara, sekali lagi ini oknum ya gais Lucunya, Miss Golf bukan artis, bukan selebgram, bahkan bukan tokoh terkenal. Tapi berkat kerja keras, kreativitas, dan... kamera tersembunyi, dia berhasil jadi headline internasional. Dalam dunia di mana popularitas bisa datang dari mana saja, tampaknya Miss Golf hanya menempuh jalan yang... sedikit menyimpang. Namun di balik semua kegemparan ini, publik Thailand menghadapi dilema besar: memperbaiki wajah institusi keagamaan yang tercoreng, dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu. Karena kalau tokoh agama saja bisa terseret skandal, bagaimana umat bisa punya rujukan moral yang jelas? Kasus ini juga jadi pengingat keras untuk seluruh dunia, bahwa kesucian itu tak bisa ditentukan dari seragam, jabatan, atau titel spiritual. Tapi dari tindakan yang nyata dan konsisten. Bukan dari jubah dan doa, melainkan dari ketulusan menjaga integritas meski tak ada yang menonton. Sementara itu, publik hanya bisa berharap satu hal: semoga video 80.000 file itu tak masuk ke algoritma TikTok mwehehehe. Karena selain mengganggu moral, bisa-bisa kita semua akhirnya lebih sibuk ngomongin posisi kamera miss golf....eh...ketimbang ngomongin posisi moral bangsa #miss #golf #monk #thailand #fyppppppppppppppppppppppp