Yusuf Wahyudi :
Simplenya gini, dulu kita kalau mau transfer atau transaksi harus ke bank, kemudian dikembangkan, lu gak perlu ke bank cz udah ada atm. kmudian dikembangkan lg lu gak prlu ke atm, skrg ada mbanking dan transfer pake norek. kmudian dikembangkan lagi mesin EDC dan Qris (transaksi tanpa norek), kmudian dikembangkan lagi jadi PaymentID. dengan PaymentID lu gak perlu norek untuk transfer ke bank dan no. hp untuk e-wallet. cuman pake 1 ID udah terhubung ke bank2nya dan e-wallet yg lu tautkan. jadi PaymentID adalah alat transaksi yg sama aja kayak Qris, bedanya qris pake barcode, beda atm beda barcode, PaymentID pake ID, 1 ID bisa terhubung ke beberapa bank (yg lu punya) dan e-wallet. BI tuh memberikan kita falsilitas doang, lu mau pake atau gak terserah lu. Memang, BI bilang Payment ID itu bisa pantau profil keuangan seseorang (pendapatan, utang, kartu kredit, e-wallet). Tapi itu akses internal regulator, bukan untuk semua orang. Kamu tetap gak akan bisa intip rekening orang lain hanya karena tahu ID-nya. dan BI adalah lembaga independent, bukan bagian pemerintahan. jadi kalo data lu bocor, salahin bank terkait. bukan pemerintah.
2025-07-28 01:53:49