@mehmeh_friend: Colorless #drawing #digitalart #anime #serasvictoria #serasvictoriahellsing #hellsing #fyp

Nah
Nah
Open In TikTok:
Region: US
Saturday 26 July 2025 21:50:50 GMT
1018
151
6
8

Music

Download

Comments

shadowmilksgirlfriend
katie :
ts so ahh bro 💔🥀
2025-07-26 21:56:21
1
todds.space
🦑🐇 𝙏𝙤𝙙𝙙 🦴🐾 :
twin. im drippin twin.
2025-07-28 23:53:35
1
hellsinghqz
😼 :
YEAAH 😼
2025-07-27 09:15:40
1
v1rtualdigital_x
Walter C. Dornez's #1 Fan :
AMAZINGG OMD (Seras mentioned)
2025-07-27 13:08:27
2
kittiethemaid
𝔠𝔥𝔯𝔦𝔰Θ𝓐𝓝𝓚𝓐𝓡𝓘𝓐𝓝 :
te quedo bien chingona 🦇🦇🦇🦇🦇
2025-07-27 14:50:16
1
To see more videos from user @mehmeh_friend, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV ² : Malam itu seperti biasa. Ruangan tamu rumah Sunghoon masih terang benderang walau jam dinding sudah menunjukan pukul 00.47 dini hari. Tujuh mahasiswa itu sedang dalam posisi paling santai sejagat raya. Ada yang selonjoran sambil bermain ponsel, ada yang rebahan dengan mata setengah merem, ada yang sibuk mengotak-atik stik PS dengan heboh sendiri. Namun topik obrolan mereka tidak pernah jauh, tentu saja tentang kamu. “Gue rasa…Kak y/n itu bukan cuma tetangga biasa,” kata Heeseung sembari duduk bersila  menatap langit-langit dengan ekspresi sok serius, mengingat senyummu yang tak pernah hilang dari pikirannya. Jay melirik dari sofa, “Iya sih. Lebih kayak…ujian,”  “Ujian keimanan, kesabaran dan godaan yang wajib digodain.” Jake menimpali sambil melempar Snack ke mulutnya. Gelak tawa langsung pecah di ruangan. Sunghoon ikut duduk, lalu bersandar ke tembok, “Kemarin gue liat dia dari seberang. Pake daster, sambil ngebenerin rambut. Bro… i swear, i saw the angel who’s destined to be my wife,” ucapnya diakhiri senyum salah tingkah sendiri. “ANJ1NG! NGGAK BAGI-BAGI MOMEN!” seru Jay, melempar bantal ke arah Sunghoon. Sunghoon berdecih, “Nggak sudi gue kalau harus bagi-bagi momen paling menakjubkan dalam hidup gue,” Heeseung menghela nafas dramatis, “Baru kali ini gue kepincut janda setengah mati.”  “Lo mah janda vintage juga lo sikat, Bang,” timpal Ni-ki. Gelak tawa kembali meledak-ledak disana. Heeseung reflek menoleh, “Itu mulut! Mau gue siram pake kopi panas?” ucapnya sembari menunjuk kearah Ni-ki, namun cowok itu hanya nyengir tak berdosa. Dalam hitungan detik suasana menjadi agak serius saat Heeseung mengetuk-ngetukkan stik PS ke lututnya. “Gini aja deh,” katanya mantap. “Kita bikin tantangan.” Yang lain langsung menoleh. Insting kompetitif cowok-cowok pengangguran langsung aktif. Mereka menatap Heeseung dengan sedikit serius. “Minggu ini, siapa di antara kita yang bisa dapetin senyum Kak y/n, dia menang!” ucap Heeseung. “Cuma senyum doang?” Jay tersenyum remeh, “Easy peasy.” “Eh—tapi,” Jake menyela, “senyum natural ya, bukan senyum kasian.” “Apalagi senyum cuma karena kita manggil dia bunda, itu udah terlalu biasa.” tambah Sunghoon datar. “Lah itu mah senjata andalan gue,” Jungwon ngedumel pelan. Suno langsung melempar bantal ke arah Jungwon, “Low effort banget lu, Won. Yang agak menantang dikit kek.” Heeseung kembali membuka suara, “Pokoknya yang kalah, minggu depan wajib traktir bakso Bang Adi satu komplek!” “Deal?” tanya Heeseung menatap mereka satu persatu. Mereka saling menatap, penuh keyakinan. “DEAL!” serempak. ••• Keesokan paginya, kamu membuka pintu rumah dengan Elio yang masih setengah mengantuk dalam gendongan. Hari masih pagi buta, udara sejuk, embun belum sepenuhnya menguap dari dedaunan. Kamu berniat menjemur pakaian, menikmati sejenak ketenangan pagi. Tapi ternyata, ketenangan itu tidak bertahan lama. Dari rumah sebelah terdengar bisikan panik penuh energi.  “Woy, bidadari lagi buka jendela tuh!” suara Jungwon dari balik tirai. “SIAGA SEMUA!” teriak Jay dramatis, seperti komandan pasukan tempur. Terdengar mereka ribut rebutan posisi terbaik untuk melihat kamu dari dalam sana.  Kamu hanya bisa menggeleng pelan, ‘Astaga, belum sarapan udah disambut ocehan absurd’ batinmu. Dari balik pagar, kini kamu melihat Sunghoon tiba-tiba keluar dengan sapu di tangan, sembari memasang ekspresi ‘pagi-pagi rajin’. Tapi anehnya, sapu itu tidak menyentuh tanah sama sekali. Dia hanya celingak-celinguk, pura-pura sibuk menyapu udara, dengan senyum paling menggoda. “Pagi Kak! Jemur baju, ya? Butuh bantuan nyebarin di tali jemuran? Sekalian latihan jadi papa tirinya Elio,” ucapnya. Kamu menggeleng ramah, “Enggak, makasih ya.” Kini matamu tertuju ke sapunya. Kamu menyipitkan mata, kemudian menahan tawa.  “Kamu lagi nyapu apa, Hoon? nyapu udara?” tanyamu masih menahan tawa. Sedangkan Sunghoon kebingungan, namun matanya tak bisa lepas darimu. Lanjut di komentar>> #POV #enhypen #pov #alternativeuniverse #kpopfyp #sunghoon #jay #jake #heeseung #jungwon #fypage
POV ² : Malam itu seperti biasa. Ruangan tamu rumah Sunghoon masih terang benderang walau jam dinding sudah menunjukan pukul 00.47 dini hari. Tujuh mahasiswa itu sedang dalam posisi paling santai sejagat raya. Ada yang selonjoran sambil bermain ponsel, ada yang rebahan dengan mata setengah merem, ada yang sibuk mengotak-atik stik PS dengan heboh sendiri. Namun topik obrolan mereka tidak pernah jauh, tentu saja tentang kamu. “Gue rasa…Kak y/n itu bukan cuma tetangga biasa,” kata Heeseung sembari duduk bersila menatap langit-langit dengan ekspresi sok serius, mengingat senyummu yang tak pernah hilang dari pikirannya. Jay melirik dari sofa, “Iya sih. Lebih kayak…ujian,” “Ujian keimanan, kesabaran dan godaan yang wajib digodain.” Jake menimpali sambil melempar Snack ke mulutnya. Gelak tawa langsung pecah di ruangan. Sunghoon ikut duduk, lalu bersandar ke tembok, “Kemarin gue liat dia dari seberang. Pake daster, sambil ngebenerin rambut. Bro… i swear, i saw the angel who’s destined to be my wife,” ucapnya diakhiri senyum salah tingkah sendiri. “ANJ1NG! NGGAK BAGI-BAGI MOMEN!” seru Jay, melempar bantal ke arah Sunghoon. Sunghoon berdecih, “Nggak sudi gue kalau harus bagi-bagi momen paling menakjubkan dalam hidup gue,” Heeseung menghela nafas dramatis, “Baru kali ini gue kepincut janda setengah mati.” “Lo mah janda vintage juga lo sikat, Bang,” timpal Ni-ki. Gelak tawa kembali meledak-ledak disana. Heeseung reflek menoleh, “Itu mulut! Mau gue siram pake kopi panas?” ucapnya sembari menunjuk kearah Ni-ki, namun cowok itu hanya nyengir tak berdosa. Dalam hitungan detik suasana menjadi agak serius saat Heeseung mengetuk-ngetukkan stik PS ke lututnya. “Gini aja deh,” katanya mantap. “Kita bikin tantangan.” Yang lain langsung menoleh. Insting kompetitif cowok-cowok pengangguran langsung aktif. Mereka menatap Heeseung dengan sedikit serius. “Minggu ini, siapa di antara kita yang bisa dapetin senyum Kak y/n, dia menang!” ucap Heeseung. “Cuma senyum doang?” Jay tersenyum remeh, “Easy peasy.” “Eh—tapi,” Jake menyela, “senyum natural ya, bukan senyum kasian.” “Apalagi senyum cuma karena kita manggil dia bunda, itu udah terlalu biasa.” tambah Sunghoon datar. “Lah itu mah senjata andalan gue,” Jungwon ngedumel pelan. Suno langsung melempar bantal ke arah Jungwon, “Low effort banget lu, Won. Yang agak menantang dikit kek.” Heeseung kembali membuka suara, “Pokoknya yang kalah, minggu depan wajib traktir bakso Bang Adi satu komplek!” “Deal?” tanya Heeseung menatap mereka satu persatu. Mereka saling menatap, penuh keyakinan. “DEAL!” serempak. ••• Keesokan paginya, kamu membuka pintu rumah dengan Elio yang masih setengah mengantuk dalam gendongan. Hari masih pagi buta, udara sejuk, embun belum sepenuhnya menguap dari dedaunan. Kamu berniat menjemur pakaian, menikmati sejenak ketenangan pagi. Tapi ternyata, ketenangan itu tidak bertahan lama. Dari rumah sebelah terdengar bisikan panik penuh energi. “Woy, bidadari lagi buka jendela tuh!” suara Jungwon dari balik tirai. “SIAGA SEMUA!” teriak Jay dramatis, seperti komandan pasukan tempur. Terdengar mereka ribut rebutan posisi terbaik untuk melihat kamu dari dalam sana. Kamu hanya bisa menggeleng pelan, ‘Astaga, belum sarapan udah disambut ocehan absurd’ batinmu. Dari balik pagar, kini kamu melihat Sunghoon tiba-tiba keluar dengan sapu di tangan, sembari memasang ekspresi ‘pagi-pagi rajin’. Tapi anehnya, sapu itu tidak menyentuh tanah sama sekali. Dia hanya celingak-celinguk, pura-pura sibuk menyapu udara, dengan senyum paling menggoda. “Pagi Kak! Jemur baju, ya? Butuh bantuan nyebarin di tali jemuran? Sekalian latihan jadi papa tirinya Elio,” ucapnya. Kamu menggeleng ramah, “Enggak, makasih ya.” Kini matamu tertuju ke sapunya. Kamu menyipitkan mata, kemudian menahan tawa. “Kamu lagi nyapu apa, Hoon? nyapu udara?” tanyamu masih menahan tawa. Sedangkan Sunghoon kebingungan, namun matanya tak bisa lepas darimu. Lanjut di komentar>> #POV #enhypen #pov #alternativeuniverse #kpopfyp #sunghoon #jay #jake #heeseung #jungwon #fypage

About