Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
How To Use
Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
Detail
@gamalielcamacho81: #videoviralitiktok❤ #paratiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii #NS160 #Buces #guatemala #San #Antonio #Excivision #😎😎😎
🏍Ãvê ÐË Pãṣ̌ö 🏍
Open In TikTok:
Region: GT
Monday 28 July 2025 03:01:17 GMT
13954
1697
23
89
Music
Download
No Watermark .mp4 (
8.68MB
)
No Watermark(HD) .mp4 (
6.72MB
)
Watermark .mp4 (
0MB
)
Music .mp3
Comments
(Chaparrita 💗👑 :
mañana habrá otro
2025-07-28 17:43:50
1
porras :
kien fue el primer lugar
2025-07-28 17:56:37
0
LUGARES.💚🌿ESPECTACULAR💚🌿🫡 :
ESTA HERMOSAS TODAS💚 😍
2025-07-29 00:48:45
2
DAVID VELÁSQUEZ :
la perla 😍😍😍
2025-07-28 22:44:21
1
elver109 :
saludos a la esmeralda 🥰🥰 co ojitos verde
2025-07-28 17:05:45
1
wilfredo802_ :
y yo sin enterarme 🥺
2025-07-28 16:52:25
0
vaquita1240 :
Eso fue en san Antonio 💜💙
2025-07-28 12:23:10
0
🧸SACÚ 🧃 :
❤️
2025-07-29 02:37:25
1
Manuel Pérez :
❤️
2025-07-29 02:28:05
1
Manuel Pérez :
🥰
2025-07-29 02:28:02
1
allan😎 :
🥰🥰🥰🥰🥰
2025-07-29 00:47:11
1
:). ( ._.) :( 😮💨 :
🥰🥰🥰
2025-07-28 21:46:25
1
Elias Sep :
👍👍👍👍
2025-07-28 03:35:09
2
Lester_gt :
🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑
2025-07-29 12:58:16
0
allan😎 :
2025-07-29 00:48:06
1
To see more videos from user @gamalielcamacho81, please go to the Tikwm homepage.
Other Videos
POV 'Setelah Semua Sepi' “Jay as your business heir husband × You as a couture designer" - Jay : Jayendra Adikara - You : Aurynesha Saka ** 'Pernikahan kami tidak berawal dari cinta. Hanya dua keluarga yang ingin bersatu.' Aku mengucapkannya pelan di dalam hati setiap kali menatap cincin ini. Sejak hari itu, Jayendra Adikara menjadi suamiku. Pria yang namanya sudah lama terpatri di headline bisnis, pewaris grup investasi yang selalu dielu-elukan media. Hari pernikahan kami sederhana. Gaun putihku tak mencolok, senyumku pun begitu. Jayendra duduk di sampingku, jas hitamnya terpotong sempurna, wajahnya datar namun teduh. Ia bukan tipe lelaki yang akan menggenggam tanganmu di depan semua orang, tapi entah kenapa aku tahu, ia bukan lelaki yang akan melukaimu juga. Sudah setahun sejak hari itu. Rumah ini besar, berlapis kaca dan kayu oak, tapi sunyi. Kadang aku bisa mendengar derit pintu lebih jelas daripada suaranya. Jayendra selalu pulang tepat waktu, kecuali rapat darurat. Selalu rapi: kemeja putih, jam tangan Patek Philippe, aroma kayu dan citrus. Kami makan malam bersama, saling menyapa secukupnya. “Besok saya ada rapat di luar kota,” katanya suatu malam, sebelum menyesap kopi hitamnya. Aku hanya mengangguk, menyembunyikan jemari yang berlumur kapur kain di bawah meja. Aku seorang desainer. Auryn Atelier masih berjalan, pesanan untuk pesta duta besar baru saja kukirim. Aku bisa menjahit ratusan manik dalam sehari, tapi aku tidak pernah tahu bagaimana menjahit jarak ini. Kami saling menjaga. Aku menyiapkan sarapan, kemejanya selalu tersetrika, dasinya kubenahi sebelum ia berangkat. Bekal makannya ada di tas kerja. Kadang tengah malam, saat aku lembur di studio, ada pesannya masuk: “Jangan terlalu malam. Tidur.” Aku tidak pernah membalas, hanya menatap layar ponsel lebih lama dari seharusnya. Pernah suatu sore, ia tiba-tiba menjemputku. Tanpa bilang. Hanya mobil hitam berhenti di depan butik, kaca terbuka, dan tatapannya yang singkat. Hal-hal kecil yang tak pernah kami bicarakan. Hal-hal yang membuat keheningan ini tidak sepenuhnya dingin. Sampai pagi itu. Denting sendokku terhenti ketika suara gedebuk dari lantai atas memecah sunyi. Suara gedebuk dari lantai atas memecah sunyi pagi itu. Aku meletakkan sendok, lalu bergegas. Pintu kamar mandi terbuka sedikit. Jayendra bersandar di dinding, wajahnya pucat, napasnya berat. “Mas?” suaraku nyaris berbisik. Ia menggeleng pelan. “Saya nggak apa-apa,” jawabnya, suaranya serak. Lalu menunduk, memuntahkan isi perut yang bahkan tidak ada. Aku menunduk, menepuk punggungnya. “Kamu keringetan semua,” ucapku, tanganku refleks memijit pelan tengkuknya. Tubuhnya panas, tapi ia masih mencoba berdiri tegak. “Saya harus ke kantor. Ada meeting penting.” Aku mendongak, menatap matanya. “Mas, kamu bahkan nggak sanggup berdiri.” Dia terdiam sejenak. Lalu menghela napas pelan. “Nggak apa-apa. Saya minta supir bawakan mobil.” Aku tidak menjawab, hanya berjalan ke dapur, menyiapkan sesuatu. Saat ia keluar dari kamar, jas sudah melekat di bahunya. Di meja makan, segelas air jahe hangat sudah menunggu. “Minum ini dulu.” Ia menatap gelas itu, lalu menatapku. Ada jeda yang panjang. “Auryn…” namaku terdengar berat di ujung suaranya. Tapi tidak ada kalimat lanjutan. Ia hanya menyesap pelan, seolah menyerah untuk pertama kalinya. Aku tidak tahu kenapa jantungku berdetak sekeras itu. Mungkin karena pertama kalinya kami bertukar kalimat tanpa basa-basi. Atau mungkin karena, untuk pertama kali, aku merasa dibutuhkan. ** Hari itu untuk pertama kalinya, ia pulang sebelum senja. Aku masih di studio, merapikan pola kain ketika suara pintu terbuka. Jayendra berdiri di ambang, wajahnya pucat, kemeja lembap menempel di tubuh. “Jay…” aku nyaris berlari menghampirinya. Ia hanya menggeleng pelan. “Saya… nggak kuat di kantor.” Aku menuntunnya ke kamar. Tanganku membuka kancing kemejanya satu per satu, jas sudah lebih dulu ia lepas. Tubuhnya panas. Aku mengambil handuk basah, mengompres dahinya. (comsecc+) #jay #enhypen #pov #fyp
Έκπτωτος Άγγελος ~ Νίκος Οικονομόπουλος📍Πύλη Αξιού, Θεσσαλονίκη #oikonomopoulos #nikosoikonomopoulos #ekptotosaggelos #pyliaxiou #skg #mpouzoukia
🤎
What is that suppose to mean exactly ? 😪 Watch till the END! #publicinterview #heightproblems #rejected #fortheboys #viraltiktok #foryoupage
About
Robot
Legal
Privacy Policy