@gulbarchyn_zhuma: Кечки Бишкек - мен көргөн тагдырга болдуң себеп Музга айланган көңүлдүн дартына жообуң керек❤️

Гулбарчын
Гулбарчын
Open In TikTok:
Region: KG
Monday 28 July 2025 18:01:34 GMT
7261
338
5
58

Music

Download

Comments

user8529869146092
НУРИ НУРИ :
🥰👍😍💯
2025-07-31 21:15:53
0
rtr889969
R :
👍👍👍🇰🇬🇰🇬💪💪💪💪
2025-07-29 17:20:35
0
osmonkulov92
bakuhan :
🫶🇰🇬🇰🇬🇰🇬🫶👍
2025-07-29 16:12:36
0
kandajsyn
Maks Almaz :
Столько нарушений на видео😆😆
2025-07-28 19:28:36
2
To see more videos from user @gulbarchyn_zhuma, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Hari itu mendung. Kamu cuma pengen hilang sebentar dari penat yang numpuk di kepala. Makanya kamu jalan ke danau, tempat biasa kamu menyepi. Tapi saat itu ada yang beda. Di ujung dermaga kayu, berdiri seorang laki-laki. Diam, sendirian, matanya kosong. Melamun ke arah air yang keruh. Entah kenapa, langkahmu berhenti.
Hari itu mendung. Kamu cuma pengen hilang sebentar dari penat yang numpuk di kepala. Makanya kamu jalan ke danau, tempat biasa kamu menyepi. Tapi saat itu ada yang beda. Di ujung dermaga kayu, berdiri seorang laki-laki. Diam, sendirian, matanya kosong. Melamun ke arah air yang keruh. Entah kenapa, langkahmu berhenti. "Gue bawa kopi kaleng dua. Kalau lo mau, ambil aja," katamu sambil duduk beberapa langkah darinya. Angin danau lewat pelan. Dia gak jawab apa-apa. Matanya kosong natap air. Tapi kamu gak buru-buru pergi. Kamu diam, minum kopi, sambil sesekali ngelihatin dia. Dia akhirnya ikut duduk, noleh ke kamu sebentar, terus lanjut lihat air. Kamu nanya, pelan. “Nama lo siapa?” Dia diem dulu sebentar, kayak mikir perlu jawab atau nggak. Tapi akhirnya dia ngulurin tangannya. “Lucas.” Kamu ngangguk, menjabat tangannya. “Maaf ya, udah ganggu sore lo," ucapnya pelan. “Lo gak ganggu. Malah, gue seneng bisa duduk di sini.” Dia senyum tipis, pertama kalinya sejak kamu duduk. “Lo sering ke sini?” tanyanya akhirnya, tanpa lihat kamu. Kamu ngangguk pelan. “Kalau lagi mumet, iya." "Lo sendiri kenapa?" Lucas diam sebentar. “Gue juga lagi mumet... Gak tahu harus gimana." Kamu melirik sebentar, tapi gak nyela. Lucas masih mandang danau, tapi jemarinya mulai gemetar. “Gue ngerasa semua orang ninggalin gue,” lanjutnya. “Temen-temen, keluarga... gue juga gak nyalahin mereka. Gue juga capek sama diri gue sendiri.” Kamu diem. Rasanya pengen bilang sesuatu, tapi kamu tahu, kadang orang cuma butuh didengerin. “Bokap nyalahin gue terus. Nyokap gue terlalu banyak nuntut. Adek gue pindah kota, gak tahu ke mana, bahkan gak pamit...” Lucas ketawa kecil, hambar. "Gue juga baru di PHK kemarin." Angin ngelewatin kalian berdua. Rambutnya agak berantakan, matanya sayu, tapi kamu lihat... masih ada harapan di sana, walaupun tipis. “Gue nyampe sini karena… ya, gue pikir ini tempat yang pas buat ngilang.” Dia noleh dikit, akhirnya lihat kamu. “Tapi lo datang.” Kamu menarik napas pelan, masih menatap danau yang mulai memantulkan langit kelabu. "Gue gak tahu lo orang baik atau bukan," ucapmu pelan, jujur. "Tapi entah kenapa, gue yakin... lo gak seburuk yang lo pikir." Lucas ngelirik sekilas. Pandangannya kosong, tapi mulai goyah. "Gue gak punya solusi buat semua masalah lo," lanjutmu. "Tapi kalau lo mau... ikut gue pulang. Gak harus cerita apa-apa. Cuma duduk, makan, istirahat. Mungkin sampai lo ngerasa baik-baik aja." • • Keluargamu menerima Lucas dengan tangan terbuka. Ibumu sering nambahin lauk favoritnya tanpa diminta. Ayahmu suka ngajak dia ngobrol, kadang cuma soal bola atau minta tolong angkatin galon. Sekarang Lucas kerja di bengkel Ayahmu. Dia juga cepat akrab dengan Abangmu. Mereka sering main game bareng atau debat soal politik. Malam itu, Lucas ninggalin ponselnya di meja sebelum masuk kamar. Kamu yang lagi beresin sisa cemilan di ruang tamu, iseng mindahin ke charger. Ponselnya bunyi. Panggilan masuk dari nomor tak dikenal. Kamu ragu sebentar, lalu mengangkatnya. “Bang, kamu blok nomor Mama, ya? Jahat banget. Mana bulan ini belum transfer!” Kamu gak sempat jawab. “Adek kamu, dia kabur karena kasus. Sekarang udah ditangkep, masuk bui. Harus bayar tebusan, Bang... Mama mau pinjem dulu tabungan kamu.” "Biar kamu berguna sedikit jadi anak." Kamu diam. Dada terasa sesak. “Bu, anak Ibu hampir mati di sini… Tapi yang Ibu pikirin cuma uang?” ucapmu akhirnya. Ada jeda sunyi di seberang. Tapi kamu gak nunggu penjelasan. Kamu tutup telepon, tanganmu gemetar. Dan kamu baru sadar, Lucas berdiri tak jauh dari sana. Matanya kosong, tapi tangannya mengepal, seolah menahan sesuatu yang udah lama pengen diledakkan. Kamu gak banyak mikir. Langkahmu cepat, langsung melingkarkan tangan ke tubuhnya. Lucas kaget, tubuhnya kaku sebentar. "Gak apa-apa, gue di sini," bisikmu pelan. Dia membalas pelukanmu erat. Bahunya bergetar. Air matanya jatuh di bahu kamu. "Makasih… udah jadi alasan gue masih bertahan sampai sekarang." "Gue gak janji semuanya bakal mudah, Cas." "Tapi lo gak akan ngelewatin semuanya sendirian." #lucas #pov

About