[EXTRA PART] POV : Hubunganmu dan Sunghoon sudah berjalan 2 tahun. Rasanya masih sulit dipercaya, bahwa pria yang dulunya tak pernah kamu kenal sekarang justru menjadi alasanmu tersenyum-senyum sendiri bagaikan orang gila. Kamu sudah hafal dan terbiasa dengan kebiasaan Sunghoon. Seperti malam ini, kamu sedang duduk tenang mengerjakan tugas di meja belajar. Kamu tidak terkejut saat Sunghoon memeluk pinggangmu dari belakang. Wajahnya menyandar di ceruk lehermu. Kamu berusaha melepaskan tangannya dari pinggangmu, karena gerakan Sunghoon mempersulit tanganmu yang sedang menulis. Namun nihil, Sunghoon justru semakin mengeratkannya. "Sunghoon! Aku lagi nugas, jangan ganggu dulu bisa nggak?" "Nggak bisa." Kamu memutar bola matamu malas, "Kamu mau apa?" "Laper..." Kamu menghela nafas pelan, "Ya udah, aku masakin. Mau makan apa?" "Makan kamu." jawabnya santai dengan wajah tanpa dosa. Kamu tertegun, bahkan sekarang kamu bingung harus mengatakan apa. "Kamu ngomong apa sih?!" tanyamu berusaha netral. "Perlu di ulangin?" tanyanya kembali seraya mempererat pelukannya padamu. "Lepasin nggak? Aku mau masak dulu!" Sunghoon menghela nafas sebelum melepas pelukannya, "Aku temenin." Kamu mengabaikan dan segera berlari keluar kamar. Sunghoon mengikuti langkahmu dengan senyuman tipis yang tak lepas dari bibirnya. ••• Hari ini hari kelulusan di kampusmu. Semua mahasiswa berseragam rapi, bunga di tangan, dan tawa-tawa haru di setiap tempat. Kamu berdiri di tengah lapangan sembari merapikan toga, berusaha terlihat tenang meski jantungmu terus berdegup kencang. Bukan hanya karena ini hari kelulusan, tapi karena Sunghoon belum juga muncul. "Sunghoon kemana ya? Katanya mau dateng..." Kamu bergumam kecil sambil menatap sekeliling. Dan seakan semesta mendengar keluhanmu, tiba-tiba ada sebuah tangan yang mencubit pipimu dari belakang. "Udah kangen? Padahal tiap malem tidur bareng." Kamu langsung menoleh dengan mata melotot. "Sst.. Banyak temenku tau! Nanti ada yang denger gimana?" "Masalah?" Mendengar respon Sunghoon, kamu hanya bisa memutar bola mata malas. Sunghoon mengangkat sudut bibirnya, tangannya yang sedari tadi bersembunyi di belakang tubuh keluar dengan memegang buket bunga yang cukup besar. "Nih, buat tuan putri yang lagi ngambek." Kamu menatap lama buket itu, sebelum berganti menatap Sunghoon. "Buat aku?" "Nggak. Buat ayam." "Yang bener ih..." Sunghoon terkekeh seraya mengacak rambutmu. "Tentu aja ini buat kamu, sayang." Sunghoon semakin tersenyum lebar melihat pipimu menampakkan semburat merah yang sangat jelas. "Balesannya?" tanya Sunghoon dengan tangan menyentuh bibirnya, seolah memberikan syarat. Kamu mengerutkan alis, namun bibirmu menahan senyum. "Jangan disini. Di rumah aja, ya?" Sunghoon menggeleng angkuh, "Aku maunya disini." Tak ada pilihan lain, dengan ragu wajahmu mendekat dengan mata tertutup. Dan kamu pun merasakan bibirmu benar-benar menempel di bibir Sunghoon. Belum sempat wajahmu menjauh, Sunghoon lebih dulu memeluk dan menahan pinggangmu erat. Kalian sadar, kalian melakukannya di depan semua orang. Tak peduli lagi dengan teman-temanmu yang bersorak serta kamera-kamera yang menangkap momen itu. Dan pada saat cìùmàñ itu berakhir, Sunghoon mengacak rambutmu dengan lembut. "Selamat atas kelulusan kamu, sayang. Next goal, kita udah bisa bikin anak, kan?" (REALLY THE END) #pov #povs #fyp #fypシ゚ #foryoupage #foryourpage #sunghoon #perjodohan #end - @je_pacar_sunghoon