Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
How To Use
Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
Detail
@mostafa.ehab0: اععع فديو عادي#كريم_كريستيانو #الشعب_الصيني_ماله_حل😂😂 #الريتش_في_زمه_الله💔😣 #مصمم_فيديوهات🎬🎵
الواد الحلو(صاصااا)😍
Open In TikTok:
Region: EG
Tuesday 29 July 2025 19:16:55 GMT
920
77
2
5
Music
Download
No Watermark .mp4 (
1.19MB
)
No Watermark(HD) .mp4 (
1.19MB
)
Watermark .mp4 (
0MB
)
Music .mp3
Comments
𝐄𝐋𝐀𝐅𝐑𝐈𝐂𝐄 𝒳1🥷🏼 :
روحقلبي😘.
2025-07-29 19:45:20
2
𝐄🥷🏻 :
🖤
2025-07-29 21:52:45
1
To see more videos from user @mostafa.ehab0, please go to the Tikwm homepage.
Other Videos
‘3 Body Problem’ star #EizaGonzález learned German song 5 minutes before shooting scene for new film.
TikTok Lite, la nouvelle application qui permet de gagner de l’argent en regardant des vidéos, est déjà menacée d’interdiction par la Commission européenne qui la juge dangereuse pour la santé mentale. #sinformersurtiktok #argent #europetiktok #vidéos
התקופה האהובה עליי בשנה🥹🥹🥹#פוריו #foryou #JOHNDEERE
¡Obtén ganancias de hasta el 24% sobre tus ventas en el Programa de Afiliados de Mercado Libre!
#حيدࢪ| 𓆩𝐇 𝐚 𝐞 𝐝 𝐫𓆪/عندي اخو وموش حزام معتبرا انا🫂♥️#تصميمي #المصمم #حيدر #اخر_اشي_نسختو💭🥀
Bagian 2 | [Sudut pandang Joshua] Pertama kali aku menginjakkan kaki di desa itu, jujur saja... aku tidak terlalu antusias. Bagiku, KKN hanyalah kewajiban akademik yang harus segera diselesaikan agar bisa lanjut ke tahap berikutnya. Tapi semuanya berubah saat aku bertemu dia. Gadis desa yang polos, cekatan, dan punya senyum yang anehnya menenangkan. Hari-hari di desa itu menjadi berbeda karenanya. Dia tak pernah absen membantu kegiatan kami. Selalu hadir, selalu ringan tangan, dan entah kenapa, hatiku terasa ringan setiap melihatnya. Dia bukan hanya teman, tapi juga rumah sementaraku di tempat asing itu. Kami dekat. Terlalu dekat untuk sekadar teman, tapi tak pernah berani menyebut itu cinta. *** Tiga bulan berlalu begitu cepat. Hari pamit tiba. Aku memeluknya erat, berharap dia mengerti bahwa ada banyak hal yang tidak bisa ku ucapkan saat itu. Lalu aku kembali ke Jakarta. Dan hari-hari setelah itu... aku kehilangan dia. Benar-benar kehilangan. Hari kedua setelah kami pulang, ponselku hilang saat perjalanan ke kampus. Aku panik. Nomor-nomor penting, catatan perkuliahan, termasuk nomor gadis itu. semuanya lenyap. Aku mencoba mengingat angka-angka itu, tapi aku bukan tipe orang yang gampang menghafal nomor. Aku ingin kembali. Aku ingin menjelaskan. Tapi jarak Jakarta ke desanya tak bisa ditempuh semudah itu. Aku mulai sibuk: bimbingan, revisi, seminar proposal, dan akhirnya skripsi. Tapi di sela-sela kesibukan itu, satu nama tetap tinggal di kepalaku. Satu senyum. Satu tawa yang membuatku ingin kembali jadi "Mas Joshua" yang sederhana. *** Berbulan-bulan berlalu. Aku melewati semuanya. Seminar. Sidang skripsi. Bahkan momen pengumuman kelulusan. Saat nama lengkapku dipanggil di upacara yudisium, aku berdiri sambil menatap langit-langit gedung kampus dan satu-satunya bayangan yang muncul di pikiranku adalah dia. Aku tersenyum. Bukan karena gelar S.H. yang kini resmi di belakang namaku. Tapi karena aku tau ke mana aku akan pergi setelah ini. *** Aku menempuh perjalanan jauh, berjam-jam ke desa yang dulu ku tinggalkan. Degup jantungku kencang saat menapaki jalanan kecil yang dulu sudah begitu akrab. Desa itu masih sama. Lalu aku melihatnya—di pinggir ladang, sedang membawa karung kecil berisi hasil panen. Rambutnya diikat, wajahnya menghadap tanah, tapi... dia tetap sama. Gadis yang selalu aku rindukan dalam diam. Aku meneriaki namanya membuatnya menoleh. Wajahnya kaget. Langkahnya terhenti. Aku mendekat, lalu berhenti tepat di hadapannya. Aku menarik napas dalam-dalam. Tak ada kalimat manis. Tak ada gombal. Hanya satu hal yang perlu aku lakukan. Aku mengeluarkan map berisi surat yudisiumku, menunjukkannya padanya. “Lihat aku lulus. Aku datang ke sini karena kamu orang pertama yang ingin aku beri tau.” Dia diam. Masih terkejut. Mungkin masih menyimpan marah. Wajar. “Maaf... aku kehilangan HP. Nomormu ikut hilang. Aku pengen cari, tapi aku nggak tau harus mulai dari mana. Aku hampir gila sendiri nahan rindu, tapi aku juga harus selesaikan skripsiku dulu...” ucapku pelan. “Dan sekarang aku ke sini, cuma buat bilang satu hal. Kalau aku nggak akan pernah lupa. Bahkan satu haripun ... nggak pernah.” Matanya mulai berkaca-kaca. Aku mengulurkan tangan. “Kalau kamu masih mau, boleh nggak aku kembali jadi 'Mas Joshua'-mu yang dulu? Tapi kali ini... yang nggak akan pergi diam-diam lagi.” Tanpa banyak pikir, aku melangkah maju dan memeluknya. Pelukanku erat. Seperti ingin menebus waktu yang telah hilang. Dan saat ia tidak menolak, tubuhku justru semakin gemetar. Air mataku jatuh begitu saja. "Maaf... aku terlambat banget ya?" Dia tidak menjawab. Tapi aku bisa merasakan pundaknya ikut bergetar. Dan saat tangannya pelan membalas pelukanku, aku tau aku bukan satu-satunya yang menangis hari ini. Dalam pelukan itu, aku berjanji dalam hati. Aku tidak akan menghilang lagi. Tidak akan membiarkan kenangan ini jadi satu-satunya. Aku akan bertahan. Karena kali ini, aku tidak datang untuk singgah. Aku datang untuk tinggal. --- #pov #joshua #hongjisoo #seventeen #fyp #foryou
About
Robot
Legal
Privacy Policy