Pov: Hubunganmu dan Jake berakhir tanpa drama. Perpisahan kalian terjadi karena kebijakan kantor melarang cinta lokasi. Di balik keikhlasanmu, ada sebuah perasaan rindu terhadap orang dan kenangan di masa lalu. Kini kamu hanya bisa menatap pria yang dahulunya pernah tidur, makan, dan melakukan hal-hal kecil tapi romantis di rumahmu sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Jake. Seseorang dari masa lalu yang kehadirannya selalu mengganggumu di kantor. Meskipun tidak berbuat apa-apa, kamu tetap tidak nyaman—bukan berarti kamu benci tapi jika melihatnya perasaanmu akan timbul lagi. Meskipun telah mencoba dengan orang baru, perasaanmu tidak akan sama saat bersama dengan Jake. Semuanya berbeda. Hal-hal kecil yang kamu lakukan bersama pria lain, akan membawamu kembali kepada kenangan indah bersama masa lalumu. Dan parahnya kamu selalu melihat pria lain sebagai sosok Jake. Kamu juga sering cemburu ketika Jake lebih dekat dengan wanita lain di kantor. Sedangkan dengan dirimu dia akan diam, tak menunjukkan respon lebih. Meskipun begitu tidak ada yang bisa kamu lakukan selain menangis diam-diam di toilet. Setiap harinya selalu seperti itu. Dan Jake? Meskipun terlihat acuh tak acuh, dia secara diam-diam memperhatikanmu. Terkadang menitipkan sarapan melalui temanmu tanpa tahu bahwa itu pemberiannya. Suatu malam, ada acara kecil-kecilan di kantor sebagai bentuk apresiasi untuk kerja keras kalian. Suasananya pesta cukup meriah, suara tawa menggelegar, suara botol minuman, dentingan gelas bergema di ruangan tersebut. Meskipun banyak orang, matamu hanya tertuju pada satu orang. Jake. Senyumannya, matanya, kamu menatapnya dengan tatapan sendu berharap bisa memilikinya sekali lagi. Saat serius menatapnya, kamu malah menangkap pemandangan yang membuat api di kepalamu membara. Seorang karyawan magang, wanita—berjalan mendekati Jake dan menariknya ke salah satu ruangan. Instingmu berkata kamu harus mengikuti mereka. Dengan langkah penuh hati-hati, kamu berjalan berjarak cukup jauh dari mereka. Saat mereka tiba di salah satu ruangan sepi, mendadak matamu panas, dadamu sesak. Pemandangan yang kamu saksikan dimana Jake bersandar di dinding dan wanita itu dengan manja mendekatkan dirinya. Pada awalnya biasa saja. Namun, semakin lama kedekatan mereka membuat dirimu meneteskan air mata. Rasanya seperti ada batu besar menghantam dadamu. Dunia di sekitarmu kabur. Jari-jari wanita itu membelai lembut pipi pria yang berstatus mantanmu itu. Nafasmu tercekat, pandanganmu dikaburkan oleh air mata. Dadamu berdebar, dan seolah tak percaya—kamu segera mundur perlahan. Namun sayangnya kamu menabrak tong sampah sehingga menimbulkan bunyi bising. Saat kamu menoleh menatap mereka berdua, tatapan Jake justru sudah menangkapmu lebih dulu. Air mata mengalir membasahi pipimu. Kamu segera pergi. Berlari sekuat mungkin, menghindari keramaian. Lututmu lemas, hampir membuatmu ambruk. Namun kamu berusaha untuk tetap bertahan. Setibanya kamu di atas, kamu duduk bersandar di tembok dan menangis sejadi-jadinya. Masih tak menyangka dengan apa yang kamu lihat. Kamu tahu akan tempatmu—sebagai mantan Jake. Namun pemandangan tadi mengiris hatimu. Kamu masih mencintainya... sangat mencintainya. Jadi wajar saja kamu menangis. Tangisanmu tak bisa dibendung. Semuanya kamu keluarkan. Luapan emosi, rasa kecewa, rasa cemburu semua kamu keluarkan melalui air matamu. Tak lama kamu mendengar langkah kaki yang tergesa-gesa. Saat kamu mendongak kamu mendapati Jake yang mengatur nafasnya. Dia sepertinya berlari mengejarmu. Dia berjongkok, menyamakan tinggi badannya denganmu, lalu memelukmu tanpa berkata apa-apa. Tak ada tenaga lagi untuk mendorongnya. Kamu hanya pasrah, membiarkan semua ini cepat berlalu. Saat tangisanmu mereda, kamu sekuat tenaga mendorong Jake. Kamu mencoba tersenyum dan berusaha agar suaramu tidak terdengar putus asa. "Jake, kita udah putus. Kalau kamu peluk nanti rekan kerja yang lain lihat kan nggak enak." ( Lanjut di komentar ) #pov #enhypen #jake #foryoupage #fypage #foryou #fyp - @iloveblub