@jt2.hobbies: 🕹️Found these lying down Dino Chairoikoguma and had to do a little bit for science Sorry @PinkElephants this is what we came up with 🤣 ✨Claw Machine Tip: Tornado 🌪️ FTW 🏆 ❤️LIKE & SHARE to help you and your friends win at the claw machines and FOLLOW for more claw machine and arcade tips! 💬 Have you seen the plushies at your Round1? #round1 #round1arcade #round1usa #cranegame #ufocranegame #ufoキャッチャー #clawmachine #clawmachinewin #clawmachinetips #clawmachinehacks #arcadehacks #arcadewins #plushies #stuffies #rilakkuma #クレーンゲーム #arcade #ぬいぐるみゲット#jet2holiday @thisisj0lie | 🕹️@JT2Hobbies @HobbiesAfterWork #creatorsearchinsights #jet2holidays

JT2Hobbies 🕹️Claw Machines
JT2Hobbies 🕹️Claw Machines
Open In TikTok:
Region: US
Friday 01 August 2025 19:01:30 GMT
669369
57108
221
13550

Music

Download

Comments

biscoffnut
. :
I try to do the same thing and the worker got mad
2025-08-03 20:34:58
2825
thisisj0lie
thisisj0lie | 💸🎶🍜✈️ :
The way I grabbed the evidence and ran 🤣
2025-08-01 19:10:18
12215
wavetokels
kelly :
I CLAIM THIS ENERGY I CLAIM I CLSIM I CLAIM
2025-08-03 21:50:05
2547
milkwayve_
jennifer :
god i’ve seen what you’ve done for others
2025-08-02 02:44:10
2088
coolestloser
AgileJoker :
With those prices, Im taking back my return
2025-08-02 00:16:14
1234
isntant
Ant :
round 1 prices rn are unfair
2025-08-01 19:32:46
823
robinninin
紗々子 :
i won 3 trash bags of plushies when i went im GOATED
2025-09-02 13:12:00
76
soapypawscx
soapypawscx :
My roundone has all their claws set to where you can’t even touch the ones in the back
2025-08-02 16:59:53
210
eli163990
Eli :
ay I did that too!
2025-08-05 15:00:33
1
doodledish
₊˚ପ⊹.*𝕕𝕠𝕠𝕕𝕝𝕖𝕕𝕚𝕤𝕙*.ೃ࿐ :
I think people saying round1 is rigged are just bad at claw machines I went for the first time a while ago and I got four things out of six plays
2025-08-17 00:47:54
62
heartofobsidian_
Amy :
this was so satisfying to watch omg
2025-08-01 19:35:14
153
hidden_in_plain_sight._
Hidden_in_plain_sight._ :
I see this after coming home and spending my budget on claw machines
2025-08-11 00:26:25
62
estehlurz
Estehlurz :
Where was this video when I went to Japan two years agooo 😭😭🥲
2025-08-18 15:21:25
1
missmisschelle
Michelle Sun :
Lmfao I wonder if this video is why my bf goes crazy w the claw sometimes 😂😂😂
2025-08-26 02:22:32
5
esmeralda_venturaa_
esmeralda_venturaa_ :
I wanted that one so bad! My winnings last night though 😌
2025-08-20 18:47:35
2
appl3_c1der12
♪appl3_c1der :3 :
I claim this luck and energy
2025-08-15 00:33:27
43
elizabeth_russian
elizabeth_russian :
Me seeeing this as i just left there
2025-08-02 05:12:52
22
esle419
Itsmeesther :
I need to do this for my daughters favorite stitch plushie 😂😂😂
2025-08-11 01:08:14
1
honeybuns714
Honeybuns714 :
That’s a strong claw! 😭
2025-08-07 02:13:46
1
nat_nocturna
nat_nocturna :
OMG THATS INSANE!! AMAZING job wow!! 😱
2025-08-01 21:08:04
31
guchiichan
guchiichan :
Wait I need 😭
2025-08-02 02:05:18
2
klaw_kween
Claw Queen :
Did you get the last one?
2025-08-01 20:14:39
9
takectrl117
TakeCTRL :
I wish I find this with some Pokemon 🤣
2025-08-01 19:35:12
25
ronin_x_
ronin_x_ :
Ohhhh so that’s why they’re on the wall! Thanks for the cheat code
2025-08-03 14:30:20
1
girasolhills
Girahills :
🤩 this exactly what my dreams consist of
2025-08-02 05:25:45
17
To see more videos from user @jt2.hobbies, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

#POV Part 4 | You say we just friends, but friend don’t— Tiga hari. Sudah tiga hari kamu menjaga jarak. Tidak ada balasan pesan selain jawaban singkat. Tidak ada telepon larut malam yang biasanya selalu kalian lakukan. Kamu menolak setiap ajakan nongkrong, bahkan sengaja memilih jalan lain hanya untuk menghindari kemungkinan papasan dengannya. Kamu pikir, ini cara paling aman. Semakin lama kamu dekat dengan Seungcheol, semakin kabur garis antara teman dan sesuatu yang lebih. Kamu takut jika dibiarkan, semua itu akan melampaui batas yang seharusnya. Tapi ternyata, menjauh darinya sama sulitnya dengan menahan napas. Malam itu, kamu duduk di meja belajar. Laptop menyala, tugas kuliah menumpuk. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewat, udara kamar dingin, hanya lampu meja yang menyala temaram. Ketika ponselmu bergetar di sudut meja, kamu hampir mengabaikannya. Sampai kamu melihat nama pengirimnya. Jun: Lo bisa jemput Cheol? Dia mabuk berat. Kita semua harus cabut duluan. Kalo dia balik sendiri takutnya dia kenapa-kenapa. Detik itu juga jantungmu berhenti sepersekian. Kamu: Di mana? Jun: Location📍 Setengah jam kemudian, kamu sudah berada di depan bar kecil di sudut kota. Lampu neon berkelip samar, musik berdentum dari balik pintu yang terbuka setengah. Udara malam bercampur dengan bau alkohol yang menusuk, membuat langkahmu sedikit ragu. Tapi begitu matamu menemukan sosoknya, semua suara di sekeliling seperti meredup. Seungcheol duduk menyandar di bangku dekat pintu, kemeja hitamnya kusut seolah sudah dipakai seharian, rambutnya acak seperti baru saja diacak angin, matanya memerah karena lelah dan minuman. Jari-jarinya memutar gelas kosong di atas meja, gerakannya pelan tapi tidak fokus. Begitu melihatmu, bibirnya melengkung lebar, senyum yang biasanya penuh percaya diri kini tampak miring dan lemah. “Akhirnya…” suaranya parau, serak bercampur tawa mabuk yang nyaris sedih. “Cheol.” Suaramu keluar lebih lembut dari yang kamu maksudkan. Kamu menahan napas, melangkah mendekat, mengabaikan tatapan beberapa orang yang menoleh penasaran. “Ayo pulang.” Dia mencoba berdiri, namun kursi bar bergeser kasar, hampir membuatnya kehilangan keseimbangan. Kamu buru-buru menahan tubuhnya—berat dan panas—sementara aroma alkohol bercampur parfum yang kamu kenal baik langsung menyerbu indra penciumanmu. Jantungmu refleks berdetak lebih cepat, tapi kamu menepis sensasi itu, fokus menjaga agar dia tidak jatuh. “Kenapa lo yang jemput?” gumamnya sambil terkekeh pelan, kepalanya sedikit menunduk mendekat ke bahumu. Napasnya hangat, bercampur bau minuman yang tajam. “Harusnya… siapa aja, tapi bukan lo…” “Karena gue bodoh,” jawabmu cepat, mencoba terdengar tegas meski dadamu sesak. “Ayo jalan, sebelum lo beneran jatuh di sini.” Dia tertawa pendek, tawa yang terdengar lebih seperti helaan napas. “Bodoh…” ucapnya pelan, seolah mengulang kata-katamu. Tangannya terangkat, jari-jarinya sempat menyentuh lenganmu—sentuhan ringan yang terasa seperti percikan listrik. “Lo selalu dateng kalo gue lagi kayak gini. Kenapa?” Kamu mengerjap, menahan tatapannya yang samar tapi menusuk. “Karena lo temen gue,” ucapmu akhirnya, lebih pelan dari yang kamu rencanakan. “Dan gue nggak mau lo kenapa-kenapa.” Seungcheol hanya menatapmu beberapa detik, matanya sayu tapi dalam, seolah sedang mencari sesuatu yang tidak bisa dia sebutkan. Senyum miringnya kembali muncul, lebih lembut kali ini. “Temen, ya…” gumamnya, seakan mencicipi kata itu. “Lucu banget kedengerannya.” Kamu menarik napas dalam, menahan berbagai kata yang mendesak keluar. “Cheol, serius. Kita pulang sekarang.” Dia mengangguk pelan, meski tubuhnya tetap goyah. “Iya… pulang sama lo,” katanya akhirnya, lirih tapi cukup untuk membuat dadamu berdesir. “Gue cuma mau lo.” (lanjutannya dikomen ya sengg🫰) #seventeen #scoups #alternativeuniverse #fypシ゚
#POV Part 4 | You say we just friends, but friend don’t— Tiga hari. Sudah tiga hari kamu menjaga jarak. Tidak ada balasan pesan selain jawaban singkat. Tidak ada telepon larut malam yang biasanya selalu kalian lakukan. Kamu menolak setiap ajakan nongkrong, bahkan sengaja memilih jalan lain hanya untuk menghindari kemungkinan papasan dengannya. Kamu pikir, ini cara paling aman. Semakin lama kamu dekat dengan Seungcheol, semakin kabur garis antara teman dan sesuatu yang lebih. Kamu takut jika dibiarkan, semua itu akan melampaui batas yang seharusnya. Tapi ternyata, menjauh darinya sama sulitnya dengan menahan napas. Malam itu, kamu duduk di meja belajar. Laptop menyala, tugas kuliah menumpuk. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewat, udara kamar dingin, hanya lampu meja yang menyala temaram. Ketika ponselmu bergetar di sudut meja, kamu hampir mengabaikannya. Sampai kamu melihat nama pengirimnya. Jun: Lo bisa jemput Cheol? Dia mabuk berat. Kita semua harus cabut duluan. Kalo dia balik sendiri takutnya dia kenapa-kenapa. Detik itu juga jantungmu berhenti sepersekian. Kamu: Di mana? Jun: Location📍 Setengah jam kemudian, kamu sudah berada di depan bar kecil di sudut kota. Lampu neon berkelip samar, musik berdentum dari balik pintu yang terbuka setengah. Udara malam bercampur dengan bau alkohol yang menusuk, membuat langkahmu sedikit ragu. Tapi begitu matamu menemukan sosoknya, semua suara di sekeliling seperti meredup. Seungcheol duduk menyandar di bangku dekat pintu, kemeja hitamnya kusut seolah sudah dipakai seharian, rambutnya acak seperti baru saja diacak angin, matanya memerah karena lelah dan minuman. Jari-jarinya memutar gelas kosong di atas meja, gerakannya pelan tapi tidak fokus. Begitu melihatmu, bibirnya melengkung lebar, senyum yang biasanya penuh percaya diri kini tampak miring dan lemah. “Akhirnya…” suaranya parau, serak bercampur tawa mabuk yang nyaris sedih. “Cheol.” Suaramu keluar lebih lembut dari yang kamu maksudkan. Kamu menahan napas, melangkah mendekat, mengabaikan tatapan beberapa orang yang menoleh penasaran. “Ayo pulang.” Dia mencoba berdiri, namun kursi bar bergeser kasar, hampir membuatnya kehilangan keseimbangan. Kamu buru-buru menahan tubuhnya—berat dan panas—sementara aroma alkohol bercampur parfum yang kamu kenal baik langsung menyerbu indra penciumanmu. Jantungmu refleks berdetak lebih cepat, tapi kamu menepis sensasi itu, fokus menjaga agar dia tidak jatuh. “Kenapa lo yang jemput?” gumamnya sambil terkekeh pelan, kepalanya sedikit menunduk mendekat ke bahumu. Napasnya hangat, bercampur bau minuman yang tajam. “Harusnya… siapa aja, tapi bukan lo…” “Karena gue bodoh,” jawabmu cepat, mencoba terdengar tegas meski dadamu sesak. “Ayo jalan, sebelum lo beneran jatuh di sini.” Dia tertawa pendek, tawa yang terdengar lebih seperti helaan napas. “Bodoh…” ucapnya pelan, seolah mengulang kata-katamu. Tangannya terangkat, jari-jarinya sempat menyentuh lenganmu—sentuhan ringan yang terasa seperti percikan listrik. “Lo selalu dateng kalo gue lagi kayak gini. Kenapa?” Kamu mengerjap, menahan tatapannya yang samar tapi menusuk. “Karena lo temen gue,” ucapmu akhirnya, lebih pelan dari yang kamu rencanakan. “Dan gue nggak mau lo kenapa-kenapa.” Seungcheol hanya menatapmu beberapa detik, matanya sayu tapi dalam, seolah sedang mencari sesuatu yang tidak bisa dia sebutkan. Senyum miringnya kembali muncul, lebih lembut kali ini. “Temen, ya…” gumamnya, seakan mencicipi kata itu. “Lucu banget kedengerannya.” Kamu menarik napas dalam, menahan berbagai kata yang mendesak keluar. “Cheol, serius. Kita pulang sekarang.” Dia mengangguk pelan, meski tubuhnya tetap goyah. “Iya… pulang sama lo,” katanya akhirnya, lirih tapi cukup untuk membuat dadamu berdesir. “Gue cuma mau lo.” (lanjutannya dikomen ya sengg🫰) #seventeen #scoups #alternativeuniverse #fypシ゚

About