@hopeandrafa: Se enojo🤣 es fútbol or soccer?👇🏻 #couples #viral #gringa #fyp #latinolove

Hope and Rafa
Hope and Rafa
Open In TikTok:
Region: US
Sunday 03 August 2025 20:01:57 GMT
196300
4876
307
58

Music

Download

Comments

johnpz82
𝓟𝓮𝓩𝓩𝓮𝓽𝓪🇨🇴 :
futbol se dice en español... soccer en ingles 🤷🏼‍♂️asi de sencillo
2025-08-30 01:17:13
1
jean.valjeanrafae
jean valjeanRafael Argumosa Ga :
Soccer, Football is NFL
2025-08-07 05:40:15
7
betomaxx2
Alberto Agnon :
ellos le llaman fútbol a un deporte que se juega con las manos 😂😂😂😂 contradictorio
2025-08-12 22:49:50
2
samuel.contreras3556
Samuel Contreras :
Siempre me he preguntado porque al futbol de los gringos le llaman asi, si lo juegan con las manos? y al verdadero futbol, que se juega con los pies, que hasta es falta tocarla con la mano, le llaman soccer?
2025-08-05 05:00:55
12
samael.seth.marti
Samael Seth Marti :
fútbol...y ya 😁😁😁
2025-08-28 12:45:30
1
zeluis918
Jose Luis :
Es fútbol; el "soccer" no existe. Para mi eso sería motivo suficiente para terminar la relación. 😅👍🏽
2025-08-10 04:09:33
3
nabukodonosor90
nabukodonosor90 :
Si ella dice que es soccer pues es soccer!! Ya luego le dices que es futbol 🤣🤣
2025-09-20 22:15:40
2
rodrigocabrera1990
Rodrigo Cabrera :
Es balompié 🇪🇸🇲🇽
2025-08-10 13:40:36
1
marvin.balcarcel
marvin balcarcel :
es futbol
2025-08-14 05:55:23
4
orlandocuicas4
📖🙏🏼 :
Fútbol ⚽
2025-08-16 13:31:42
1
p857314
PEPE :
Soccer!!!👌 ella tiene toda la razón 🙄
2025-08-12 21:04:27
1
onyxcisco
onyxcisco :
🤔solo en USA le dicen soccer en todo el resto del mundo se llama footbol🤭🤭bueno si ni si quiera saben en que continente esta USA🤭🤭que podemos decir🤣🤣🤣
2025-08-05 16:28:05
55
charles.xavier414
Charles Xavier :
en europa ,asia, africa, oceania y américa es foot ball . sólo en USA le llaman soccer
2025-09-09 13:45:14
1
christopherngt
Christopher Gonzá889 :
Si estas en EEUU es Soccer, para ellos el Football es otro deporte y esa batalla lamentablemente no la vas a ganar.
2025-08-12 19:03:59
1
sixtogerardo
Sixto :
Football 👍
2025-08-30 14:07:55
1
andreshy17
Andreshy17 :
El error es de ella que le dice fútbol a algo que juegan con la mano
2025-08-27 10:50:41
11
josemauricioquan
Quan :
Lo inventaron los ingleses y le llamaron Football
2025-10-01 14:59:58
1
maple.rrosales
Maple RRosales :
Explícale que la FIFA manda y sus siglas dicen football y no Soccer
2025-08-03 21:20:16
152
srfrogs88
Marco Antonio Gar717 :
soccer ⚽️, porque fútbol para ellos es el 🏈 🙈😂👍
2025-08-04 22:48:41
3
naujsolrac774
Naujsolrac77 :
🤔 Soccer is football for the world and the United States is American soccer.
2025-09-25 19:23:34
1
scrappy.01
The doggie dog ( Snoopy ) :
Fútbol in Spanish en toda Latinoamérica y en USA is Soccer and Football is in USA n da NFL
2025-08-14 00:39:14
1
ferramiro88
Fernando Ramírez :
Soccer viene de association football entonces básicamente también está diciendo football
2025-09-06 18:46:51
1
jcarlosnavarroper
J CArlos Navarro Per :
Foot = pie, Ball = pelota / bola fin de la discusión!
2025-08-08 05:54:56
3
_mriverac
Miguelarc 🛫🌏 :
Déjala !
2025-08-05 22:59:37
1
To see more videos from user @hopeandrafa, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

1. Asal-Usul Ajaran Manunggal Sebelum agama-agama besar masuk ke bumi Nusantara, leluhur kita telah memiliki sistem kepercayaan dan spiritualitas yang dalam, disebut Kapitayan. Kapitayan bukan sekadar pemujaan terhadap dewa atau roh leluhur, tetapi pengenalan terhadap satu sumber kesadaran tertinggi yang disebut Sang Hyang Taya — yang artinya yang tidak dapat dipersepsi, tanpa rupa, tanpa wujud, namun ada dan meliputi segalanya. Dari konsep Taya inilah muncul ajaran kesadaran sejati: bahwa Tuhan tidak berada di luar manusia, melainkan menyatu dalam setiap kehidupan. Leluhur tidak mencari Tuhan di langit, melainkan di dalam rasa — pusat kesadaran terdalam manusia. Mereka berkata: “Taya iku tan kena kinayangapa” — Sang Hyang Taya tak bisa dibayangkan, karena Ia bukan bentuk, tetapi sumber dari segala bentuk. 2. Jalan Kapitayan: Kesadaran dan Laku Dalam ajaran Kapitayan, ibadah tidak berupa ritual yang kaku. Sembah dilakukan lewat kesadaran — disebut sembah jiwa, bukan sembah raga. Pusat sembahnya ada di dlm hati, bukan di tempat atau arah tertentu. Inilah awal dari Sembah Tanpa Jeda, laku yang kemudian diwariskan turun-temurun hingga masa Kejawen dan Islam Jawa. Tujuan tertinggi manusia dalam Kapitayan adalah Manunggal, yaitu penyatuan antara manusia (kawula) dengan Tuhan (gusti). Manusia yang telah manunggal akan hidup selaras dengan hukum alam dan hukum Tuhan; tindakannya menjadi cerminan dari kebijaksanaan semesta. 3. Evolusi Ajaran: Dari Kapitayan ke Kejawen Ketika kebudayaan berkembang, ajaran Kapitayan menyatu dengan kebijaksanaan lokal dan sistem simbolis yg lebih kaya. Lahirlah Kejawen, sebuah jalan hidup yang tidak hanya berbicara tentang agama, tetapi tentang keseimbangan antara lahir dan batin, jagad cilik dan jagad gede (mikrokosmos dan makrokosmos). Dalam Kejawen, laku spiritual dijalani melalui: Tapa brata – pengekangan diri untuk menyucikan rasa. Sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, sembah rasa – tahapan menuju penyatuan kesadaran. Ngeli tanpa keli, ngelmu tanpa guru – kemampuan memahami tanpa terikat bentuk, sebab guru sejati adalah Tuhan dalam diri. Kejawen mengajarkan bahwa kesempurnaan manusia adl ketika ia mampu meniadakan “aku”-nya dan hidup dlm kesadaran Gusti yg mengalir dalam dirinya. Itulah yang disebut Manunggaling Kawula lan Gusti. 4. Manunggaling Kawula lan Gusti: Penyatuan Diri dan Ilahi Konsep ini dipopulerkan oleh para sufi Jawa seperti Syekh Siti Jenar, yang mengajarkan bahwa: “Manunggal itu bukan berarti manusia mjd Tuhan, tetapi kesadaran manusia menyatu dgn kesadaran Tuhan.” Ia mengajarkan bahwa sejatinya yg hidup dlm diri manusia adl hidupnya Tuhan itu sendiri. Ketika manusia mengenali bahwa dirinya bukan tubuh, bukan pikiran, melainkan kesadaran yg menghidupkan segalanya — maka batas antara aku dan Dia lenyap. Yg tersisa hanyalah satu kesadaran tunggal: Sang Urip Sejati. Itulah puncak dari jalan spiritual Nusantara: manunggal — kembali menyatu dgn asal mula kehidupan. 5. Makna Jalan Manunggal di Zaman Sekarang Jalan Manunggal bukan ajaran masa lalu; ia adalah pengetahuan batin yang abadi. Di era modern, jalan ini mengingatkan manusia untuk hidup kembali dlm kesadaran, bukan hanya ritual. Untuk: Menyembah lewat kesadaran, bukan sekadar gerak tubuh. Melihat Tuhan di setiap makhluk, bukan hanya di tempat ibadah. Menghidupi ajaran suci dgn keheningan, ketulusan, dan kasih. Karena sesungguhnya, seperti kata leluhur: “Sapa ngerti rasa, ngerti Gusti. Sapa ngerti urip, ora ana sing pisah karo Gusti.” (Siapa yang mengenali rasa sejati, mengenali Tuhan. Siapa yang memahami hidup, tak pernah terpisah dari Tuhan.) Jalan Manunggal adl jalan pulang — dari keserakan menuju kesucian, dari ego menuju kesadaran, dari ilusi menuju kebenaran. Ia bukan milik agama tertentu, bukan pula aliran baru, tetapi warisan jiwa leluhur yg telah menyatu dgn semesta. Hidup dlm kesadaran manunggal brrti hidup dlm harmoni, damai, dan terang. Itulah jalan sejati orang Nusantara: menjadi manusia yang sadar, menyembah tnp jeda, dan menyatu dgn Sang Hidup yg abadi. #foryou
1. Asal-Usul Ajaran Manunggal Sebelum agama-agama besar masuk ke bumi Nusantara, leluhur kita telah memiliki sistem kepercayaan dan spiritualitas yang dalam, disebut Kapitayan. Kapitayan bukan sekadar pemujaan terhadap dewa atau roh leluhur, tetapi pengenalan terhadap satu sumber kesadaran tertinggi yang disebut Sang Hyang Taya — yang artinya yang tidak dapat dipersepsi, tanpa rupa, tanpa wujud, namun ada dan meliputi segalanya. Dari konsep Taya inilah muncul ajaran kesadaran sejati: bahwa Tuhan tidak berada di luar manusia, melainkan menyatu dalam setiap kehidupan. Leluhur tidak mencari Tuhan di langit, melainkan di dalam rasa — pusat kesadaran terdalam manusia. Mereka berkata: “Taya iku tan kena kinayangapa” — Sang Hyang Taya tak bisa dibayangkan, karena Ia bukan bentuk, tetapi sumber dari segala bentuk. 2. Jalan Kapitayan: Kesadaran dan Laku Dalam ajaran Kapitayan, ibadah tidak berupa ritual yang kaku. Sembah dilakukan lewat kesadaran — disebut sembah jiwa, bukan sembah raga. Pusat sembahnya ada di dlm hati, bukan di tempat atau arah tertentu. Inilah awal dari Sembah Tanpa Jeda, laku yang kemudian diwariskan turun-temurun hingga masa Kejawen dan Islam Jawa. Tujuan tertinggi manusia dalam Kapitayan adalah Manunggal, yaitu penyatuan antara manusia (kawula) dengan Tuhan (gusti). Manusia yang telah manunggal akan hidup selaras dengan hukum alam dan hukum Tuhan; tindakannya menjadi cerminan dari kebijaksanaan semesta. 3. Evolusi Ajaran: Dari Kapitayan ke Kejawen Ketika kebudayaan berkembang, ajaran Kapitayan menyatu dengan kebijaksanaan lokal dan sistem simbolis yg lebih kaya. Lahirlah Kejawen, sebuah jalan hidup yang tidak hanya berbicara tentang agama, tetapi tentang keseimbangan antara lahir dan batin, jagad cilik dan jagad gede (mikrokosmos dan makrokosmos). Dalam Kejawen, laku spiritual dijalani melalui: Tapa brata – pengekangan diri untuk menyucikan rasa. Sembah raga, sembah cipta, sembah jiwa, sembah rasa – tahapan menuju penyatuan kesadaran. Ngeli tanpa keli, ngelmu tanpa guru – kemampuan memahami tanpa terikat bentuk, sebab guru sejati adalah Tuhan dalam diri. Kejawen mengajarkan bahwa kesempurnaan manusia adl ketika ia mampu meniadakan “aku”-nya dan hidup dlm kesadaran Gusti yg mengalir dalam dirinya. Itulah yang disebut Manunggaling Kawula lan Gusti. 4. Manunggaling Kawula lan Gusti: Penyatuan Diri dan Ilahi Konsep ini dipopulerkan oleh para sufi Jawa seperti Syekh Siti Jenar, yang mengajarkan bahwa: “Manunggal itu bukan berarti manusia mjd Tuhan, tetapi kesadaran manusia menyatu dgn kesadaran Tuhan.” Ia mengajarkan bahwa sejatinya yg hidup dlm diri manusia adl hidupnya Tuhan itu sendiri. Ketika manusia mengenali bahwa dirinya bukan tubuh, bukan pikiran, melainkan kesadaran yg menghidupkan segalanya — maka batas antara aku dan Dia lenyap. Yg tersisa hanyalah satu kesadaran tunggal: Sang Urip Sejati. Itulah puncak dari jalan spiritual Nusantara: manunggal — kembali menyatu dgn asal mula kehidupan. 5. Makna Jalan Manunggal di Zaman Sekarang Jalan Manunggal bukan ajaran masa lalu; ia adalah pengetahuan batin yang abadi. Di era modern, jalan ini mengingatkan manusia untuk hidup kembali dlm kesadaran, bukan hanya ritual. Untuk: Menyembah lewat kesadaran, bukan sekadar gerak tubuh. Melihat Tuhan di setiap makhluk, bukan hanya di tempat ibadah. Menghidupi ajaran suci dgn keheningan, ketulusan, dan kasih. Karena sesungguhnya, seperti kata leluhur: “Sapa ngerti rasa, ngerti Gusti. Sapa ngerti urip, ora ana sing pisah karo Gusti.” (Siapa yang mengenali rasa sejati, mengenali Tuhan. Siapa yang memahami hidup, tak pernah terpisah dari Tuhan.) Jalan Manunggal adl jalan pulang — dari keserakan menuju kesucian, dari ego menuju kesadaran, dari ilusi menuju kebenaran. Ia bukan milik agama tertentu, bukan pula aliran baru, tetapi warisan jiwa leluhur yg telah menyatu dgn semesta. Hidup dlm kesadaran manunggal brrti hidup dlm harmoni, damai, dan terang. Itulah jalan sejati orang Nusantara: menjadi manusia yang sadar, menyembah tnp jeda, dan menyatu dgn Sang Hidup yg abadi. #foryou

About