@nurochmanheli: 17 Tahun Bantengan Nuswantara Bukan perjalanan pendek. Ini tentang kesetiaan tentang para seniman yang setiap tahun tanpa pamrih menjaga api tradisi, menghadirkan Bantengan sebagai ruang hidup budaya yang lahir dari bumi sendiri. Di tengah riuh modernisasi, Bantengan tetap berdiri gagah. Bukan sekadar hiburan, tapi pengingat: bahwa Kota Batu punya akar, punya cerita, punya semangat leluhur yang tak lekang zaman. Kemarin, Cak Wali @nurochman.sae dan Mas Wawali @helisuyanto hadir langsung di titik nol Kota Batu tempat yang oleh para leluhur dianggap sakral. Bukan sekadar seremoni, tapi langkah simbolik: bahwa pemerintah dan rakyat satu napas dalam merawat warisan budaya. Kini, Bantengan mulai melebarkan sayap. Tak hanya milik lokal tapi sudah jadi bahasa budaya yang dikenal hingga mancanegara. Setiap tahun, seniman dari berbagai penjuru dunia hadir: dari Chili, Australia, Kolombia, Jepang, Hongkong, Malaysia, hingga India. Sudah sejak 2009, mereka bergabung. Bersilaturahmi, bergiliran tampil, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Kata Mas Agus Tubrun, ini bukan sekadar panggung seni. Tapi wujud nyata dari upaya pelestarian budaya asli Nuswantara yang kini makin diperhitungkan dunia. Perkembangannya luar biasa. Bantengan kini menyala dari Malang Raya, Blitar, Mojokerto, Lumajang, Bandung, Jogja hingga Solo. Ini bukti bahwa semangat menjaga budaya tidak padam. Justru makin menyala. Dari kampung ke dunia. Dari warisan, menjadi kebanggaan. #mbatusae #nurochmanheli #bantengannuswantara #bantengannuswantara17 #kotabatu #localwisdom