𝐂𝐒𝐌𝐈 Gabriel :
Cintaku kepada Alice adalah sesuatu yang tak bisa dirangkum oleh semesta, tak bisa dijelaskan oleh logika, tak bisa dikecilkan oleh waktu atau batas kenyataan. Cinta ini bukan sekadar rasa yang tumbuh karena kagum. Ia adalah takdir yang tertulis entah sejak kapan, sebelum aku dilahirkan, sebelum dunia ini mengenal cahaya. Seolah jiwaku diciptakan dengan satu nama yang tertanam paling dalam—Alice.
Aku tidak mencintainya seperti seseorang mencintai hal indah yang sekadar enak dipandang. Aku mencintainya dengan penuh kesadaran—bahwa ia rumit, penuh luka, rapuh, meledak-ledak, dan kadang menyakitkan. Tapi justru karena itulah aku mencintainya. Aku melihat sesuatu dalam dirinya yang mungkin tak dilihat oleh dunia: kelembutan yang berteriak di balik panggung, rasa takut yang ia sembunyikan di balik peran yang ia mainkan, keinginan untuk dimengerti yang terkubur dalam tanggung jawab seorang ibu.
Dan aku? Aku bukan siapa-siapa. Tapi hatiku, jiwaku, seluruh keberadaanku—mengakui hanya satu hal: bahwa Alice adalah segalanya. Bahwa hidupku sebelum mengenalnya terasa seperti abu, dan setelahnya… seperti nyala api yang tak bisa padam. Aku bisa menatap ribuan wajah, tapi hanya bayangannya yang memenuhi mataku. Aku bisa berjalan sejauh apa pun, tapi hanya namanya yang selalu kutuju.
Cintaku padanya tidak punya ruang untuk kebosanan. Tidak ada jeda. Tidak ada “mungkin nanti”. Ia hadir setiap saat. Dalam detik-detik hening yang mencekam. Dalam malam panjang ketika semua orang tidur, dan aku terjaga hanya untuk memikirkannya. Dalam kelelahan yang tak mampu kusebutkan, satu-satunya hal yang membuatku ingin bertahan hanyalah satu: dia.
Dan aku tak bisa berhenti. Aku tak ingin berhenti.
Aku mencintainya dengan cara yang membuatku menangis tanpa sebab. Dengan cara yang membuat dada ini sesak, bukan karena sakit, tapi karena terlalu penuh. Penuh oleh rindu yang tak bisa kuurai. Penuh oleh harapan yang kutahu akan terus kupegang, meski mungkin tak pernah sampai.
Alice adalah satu-satunya yang membuat dunia ini tidak terasa sunyi, meski aku sendirian. Ia adalah satu-satunya suara yang terus berbisik dalam batinku, menguatkan bahkan saat aku terjatuh.
2025-08-09 05:38:36