anak lanang :
Yg perlu kita sadari bahwa kualitas manusia bukan mitos moral yang dibungkus rapi dalam kutipan bijak. Kualitas itu proses bengkok, sering pahit, dan gk punya saksi. Ilusi yang ngebungkusnya justru ngerusak makna aslinya. Kualitas manusia bukan target yang dicapai, tapi efek samping dari konsistensi bertahan dalam absurdnya hidup, hasil ratusan kali ambruk dan bangun lagi tanpa panggung. Semua upaya jadi manusia berkualitas selalu diganggu sama realita yang kejam dan gk adil. Tapi justru dari situ kualitas itu tumbuh. Pelan, sepi, tanpa penonton. Bukan siapa yang paling bersinar, tapi siapa yang paling jujur waktu dunia ngedorong buat pura-pura.
Karena integritas selalu jadi mitos moral tertinggi, padahal banyak yang nyimpen luka dari jadi orang baik tapi gk dihargai. Sistem dunia sering ngerayain kepalsuan yang rapi. Orang yang pegang nilai diam-diam justru sering dihukum diam-diam juga.
Solusinya rawat prinsip bukan buat dilihat, tapi buat gk kehilangan arah sendiri. Kalau gk kuat sendirian, bentuk ruang kecil yang jujur. Entah lewat tulisan harian, atau ritual batin. Integritas bukan buat dapet penghargaan. Integritas cuma satu hal: jangan ngelawan batin sendiri walau semua orang bilang gk apa-apa.
Sering kali narasi tujuan jadi jebakan ekspektasi, banyak yang ngerasa gagal karena tujuan hidup gk monumental. Padahal realita eksistensial nunjukin kalau hidup itu absurd dan gk selalu punya makna tunggal. Sistem bikin seolah-olah makna harus produktif, bermanfaat, dan terukur, dan endingnya banyak yang nyari validasi bukan arah.
gk perlu nyari tujuan besar, tapi nyari kejujuran. Bahkan kalau maknanya cuma menyapu, bersihยฒ, selama itu konsisten dan batin nemu arah, itu lebih bermakna daripada jadi ambisi heroik yang cuma bahan topeng identitas.
2025-08-12 14:17:49