user53704818097 :
Maaf bg orang di Aceh sangat beda, dan apa yg kamu tuliskan di setiap Side semua “, kurasa kamu baru belajar setengah filsafat, saya hanya ingin membedah satu aja, “Side 1 banyak anak banyak rezeki” saya merasa ada kesalahan dalam berpikir kamu, oke kita mulai, kurasa kita semangat banyak anak, dalam kutipan “semangat” man cari rezeki karena ada yg harus kita nafkahi mereka, pola pikir manusia, anak aku harus aku kasih “makan” ini buat dia atau harus kah aku belikan “baju” untuk hadiah 🎁 ya pasti kita akan “berusaha”, untuk mencari makan atau pun hadiah untuk belikan baju, kesimpulan kita kita berkeja walaupun kita kerja mati matian, ketika pendapatan kita misal 100ribu waktu punya anak 1, oke udh cukup lah kira kira begitu, tapi ketika kita punya anak udh 2 , kita ya harus cari pendapatan lebih dari 100ribu, bukan kan itu? Yg nama nya banyak anak banyak rezeki,, dan apakah pendapat tidak ada naik turun dalam segi ekonomi? Masa kita naik terus? , jadi aku rasa malah yg di “ambil” itu malahan paling ikhlas dari kita bukan “pemberian” karena kita sering kali lupa atas memberian tapi kita akan mengingatkan ketika di “ambil”. Kesimpulan lebih dalam jangan lupa bersyukur atas “pemberian” dan “pengambilan”, ups satu lagi bedakan lah kebutuhan dan keperluan, agar kita merasa “cukup”.. semoga aja bermanfaat dan di mengerti 🙏 terus belajar
2025-09-28 09:23:09