@raevenae: @blk cosmetics ₊˚⊹ ᰔ. #blk #makeup #grwm #fyp #foryoupage

𝘀𝗮𝗺 ◡̈
𝘀𝗮𝗺 ◡̈
Open In TikTok:
Region: PH
Sunday 31 August 2025 02:26:05 GMT
5847
45
2
4

Music

Download

Comments

mascarado1115
Mascarado :
we are sending pr packages of 3 items (makeup - skincare) if u are interested please send me a message ❤️🥰
2025-08-31 19:54:36
0
brand_manager_isab
Brand_manager_Isabella :
Hey! I have a fantastic jewelry collaboration opportunity for you. Can you follow me or message me so I can share the details? 💗
2025-08-31 18:04:30
0
To see more videos from user @raevenae, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pov(2): Malam itu awalnya tenang jam sudah lewat tengah malam, lampu kamar hanya menyisakan cahaya temaram dari meja kecil di sudut. Kamu berbaring miring, mencoba tidur sementara Sunghoon duduk di kursi dengan laptop di pangkuannya. Sesekali ia melirikmu, memastikan kamu nyaman. Tiba-tiba perutmu mengeras, rasa nyeri menusuk sampai membuatmu terbangun. Nafasmu terputus, tanganmu otomatis mencari ujung selimut. “Hoon…” suaramu bergetar. Laptop di pangkuannya hampir jatuh saat ia berdiri tergesa. “Kenapa? Sakit?” wajahnya panik, langsung jongkok di samping ranjang. Kamu mengangguk, menahan sakit sambil menggenggam tangannya. “Rasanya beda dari biasanya… ini lebih sakit.” Sunghoon buru-buru menempelkan tangannya ke perutmu, ekspresinya serius. Tapi kamu bisa lihat jemari yang biasanya tenang kini sedikit gemetar. “Ini kontraksi kita harus siap-siap.” Kamu menatapnya dengan mata berkaca. “Sekarang? Malam-malam gini?” Sunghoon tersenyum tipis, mencoba menenangkanmu padahal suaranya sendiri bergetar. “Bayi nggak pernah pilih jam kerja, sayang.” Kamu terisak kecil setengah panik, setengah lega. “Aku takut, Hoon… aku takut ada apa-apa.” Ia menunduk menatap matamu lama. “Aku juga takut… tapi kita udah sampai sejauh ini kita hadapi bareng-bareng.” Ia meremas tanganmu erat, mencoba memberi keberanian yang sebenarnya juga sedang ia cari untuk dirinya sendiri. --- Beberapa menit berikutnya terasa panjang. Kontraksi datang lagi, membuatmu meringis napas terengah. Sunghoon buru-buru mengambil stopwatch di ponselnya, menghitung jeda.  Dari luar ia terlihat seperti dokter profesional yang tahu apa yang harus dilakukan. Tapi saat kamu menoleh, jelas sekali wajahnya pucat, matanya panik bahkan pelipisnya berkeringat. Perjalanan ke rumah sakit jadi babak baru. Jalanan sepi, hanya lampu-lampu jalan yang menemani. Kamu duduk di kursi penumpang dengan tangan menggenggam dashboard setiap kali kontraksi datang nafasmu terputus-putus. Sunghoon menyetir dengan kecepatan pas—tidak terlalu kencang, tapi jelas-jelas ia ingin segera sampai. Dari kaca spion kabin, kamu lihat matanya merah seolah ia menahan tangis sekaligus mencoba fokus. “Aku bisa kok…” kamu berusaha bicara di sela sakit. “Kamu jangan tegang gitu.” Sunghoon melirik sekilas, bibirnya menahan gemetar. “Gimana aku nggak tegang, orang yang paling aku sayang lagi kesakitan di sebelahku.” Ucapan itu membuatmu menunduk, air mata jatuh diam-diam. #xybca #fyp #sunghoon
Pov(2): Malam itu awalnya tenang jam sudah lewat tengah malam, lampu kamar hanya menyisakan cahaya temaram dari meja kecil di sudut. Kamu berbaring miring, mencoba tidur sementara Sunghoon duduk di kursi dengan laptop di pangkuannya. Sesekali ia melirikmu, memastikan kamu nyaman. Tiba-tiba perutmu mengeras, rasa nyeri menusuk sampai membuatmu terbangun. Nafasmu terputus, tanganmu otomatis mencari ujung selimut. “Hoon…” suaramu bergetar. Laptop di pangkuannya hampir jatuh saat ia berdiri tergesa. “Kenapa? Sakit?” wajahnya panik, langsung jongkok di samping ranjang. Kamu mengangguk, menahan sakit sambil menggenggam tangannya. “Rasanya beda dari biasanya… ini lebih sakit.” Sunghoon buru-buru menempelkan tangannya ke perutmu, ekspresinya serius. Tapi kamu bisa lihat jemari yang biasanya tenang kini sedikit gemetar. “Ini kontraksi kita harus siap-siap.” Kamu menatapnya dengan mata berkaca. “Sekarang? Malam-malam gini?” Sunghoon tersenyum tipis, mencoba menenangkanmu padahal suaranya sendiri bergetar. “Bayi nggak pernah pilih jam kerja, sayang.” Kamu terisak kecil setengah panik, setengah lega. “Aku takut, Hoon… aku takut ada apa-apa.” Ia menunduk menatap matamu lama. “Aku juga takut… tapi kita udah sampai sejauh ini kita hadapi bareng-bareng.” Ia meremas tanganmu erat, mencoba memberi keberanian yang sebenarnya juga sedang ia cari untuk dirinya sendiri. --- Beberapa menit berikutnya terasa panjang. Kontraksi datang lagi, membuatmu meringis napas terengah. Sunghoon buru-buru mengambil stopwatch di ponselnya, menghitung jeda. Dari luar ia terlihat seperti dokter profesional yang tahu apa yang harus dilakukan. Tapi saat kamu menoleh, jelas sekali wajahnya pucat, matanya panik bahkan pelipisnya berkeringat. Perjalanan ke rumah sakit jadi babak baru. Jalanan sepi, hanya lampu-lampu jalan yang menemani. Kamu duduk di kursi penumpang dengan tangan menggenggam dashboard setiap kali kontraksi datang nafasmu terputus-putus. Sunghoon menyetir dengan kecepatan pas—tidak terlalu kencang, tapi jelas-jelas ia ingin segera sampai. Dari kaca spion kabin, kamu lihat matanya merah seolah ia menahan tangis sekaligus mencoba fokus. “Aku bisa kok…” kamu berusaha bicara di sela sakit. “Kamu jangan tegang gitu.” Sunghoon melirik sekilas, bibirnya menahan gemetar. “Gimana aku nggak tegang, orang yang paling aku sayang lagi kesakitan di sebelahku.” Ucapan itu membuatmu menunduk, air mata jatuh diam-diam. #xybca #fyp #sunghoon

About