@destinocde: Agenda de eventos no Paraguai em Setembro #paraguai #paraguay #agenda #feriado #ciudaddeleste

Destino Ciudad del Este
Destino Ciudad del Este
Open In TikTok:
Region: BR
Monday 01 September 2025 19:22:46 GMT
92
1
0
0

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @destinocde, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto sebelumnya telah memberikan ultimatum tegas kepada seluruh Kepala Lapas (Kalapas) di Indonesia untuk rutin melakukan razia handphone di dalam lembaga pemasyarakatan. Ia menegaskan, bila razia tersebut diabaikan, maka Kalapas akan dicopot dari jabatannya. “Para Kalapas dan Karutan saya minta razia secara berkala. Kalau tak pernah laksanakan, risikonya kalau ditemukan (ada handphone di lapas), ya dicopot,” tegas Agus Andrianto dalam arahannya. Namun, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Medan, Tanjung Gusta, diduga kecolongan dan lalai menjalankan perintah tersebut. Pada Rabu, 15 Oktober 2025, dua warga binaan kasus narkoba bernama Muhammad Syarifudin Lubis (25) dan Rizal (34) diduga bebas menggunakan handphone dari dalam lapas. Keduanya bahkan menipu pengusaha Rahmat Shah, ayah dari artis Raline Shah, dengan modus berpura-pura menjadi Raline dan meminta uang hingga Rp 254 juta. Tak berhenti di situ, muncul pula dugaan serius bahwa Kepala Lapas I Tanjung Gusta sengaja memelihara jaringan kartel narkoba dan melindungi seorang narapidana bernama Dian Cina alias Koko Dian. Selain itu, publik menyoroti dugaan adanya fasilitas mewah dan praktik KKN di dalam lapas, yang mencoreng wibawa institusi pemasyarakatan. Koordinator Penggerak Milenial Indonesia (PMI) Sumatera Utara, Ridho Munthe, menilai kejadian ini sebagai bentuk kelalaian serius dan pelanggaran perintah langsung Menteri Imipas. “Kalau sudah sampai ada napi bisa menipu pengusaha besar dari dalam lapas, berarti sistem pengawasan benar-benar hancur. Ini bukan hanya kelalaian, tapi bentuk pembiaran,” tegas Ridho. Ridho mendesak Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI untuk mencopot Kalapas Tanjung Gusta dan seluruh jajaran yang lalai, serta mengusut tuntas dugaan keterlibatan oknum pegawai dalam jaringan kartel dan praktik suap di balik fasilitas mewah bagi napi tertentu. “Instruksi Menteri Agus Andrianto sudah jelas: razia atau dicopot. Tapi faktanya, di Tanjung Gusta malah napi bisa bebas main HP dan bisnis dari dalam. Kalau begini terus, rakyat akan hilang kepercayaan pada sistem hukum,” pungkasnya. Kasus ini menjadi perhatian luas publik di Sumatera Utara, karena kembali menyingkap lemahnya pengawasan dan dugaan penyimpangan di balik tembok Lapas Tanjung Gusta.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto sebelumnya telah memberikan ultimatum tegas kepada seluruh Kepala Lapas (Kalapas) di Indonesia untuk rutin melakukan razia handphone di dalam lembaga pemasyarakatan. Ia menegaskan, bila razia tersebut diabaikan, maka Kalapas akan dicopot dari jabatannya. “Para Kalapas dan Karutan saya minta razia secara berkala. Kalau tak pernah laksanakan, risikonya kalau ditemukan (ada handphone di lapas), ya dicopot,” tegas Agus Andrianto dalam arahannya. Namun, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Medan, Tanjung Gusta, diduga kecolongan dan lalai menjalankan perintah tersebut. Pada Rabu, 15 Oktober 2025, dua warga binaan kasus narkoba bernama Muhammad Syarifudin Lubis (25) dan Rizal (34) diduga bebas menggunakan handphone dari dalam lapas. Keduanya bahkan menipu pengusaha Rahmat Shah, ayah dari artis Raline Shah, dengan modus berpura-pura menjadi Raline dan meminta uang hingga Rp 254 juta. Tak berhenti di situ, muncul pula dugaan serius bahwa Kepala Lapas I Tanjung Gusta sengaja memelihara jaringan kartel narkoba dan melindungi seorang narapidana bernama Dian Cina alias Koko Dian. Selain itu, publik menyoroti dugaan adanya fasilitas mewah dan praktik KKN di dalam lapas, yang mencoreng wibawa institusi pemasyarakatan. Koordinator Penggerak Milenial Indonesia (PMI) Sumatera Utara, Ridho Munthe, menilai kejadian ini sebagai bentuk kelalaian serius dan pelanggaran perintah langsung Menteri Imipas. “Kalau sudah sampai ada napi bisa menipu pengusaha besar dari dalam lapas, berarti sistem pengawasan benar-benar hancur. Ini bukan hanya kelalaian, tapi bentuk pembiaran,” tegas Ridho. Ridho mendesak Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI untuk mencopot Kalapas Tanjung Gusta dan seluruh jajaran yang lalai, serta mengusut tuntas dugaan keterlibatan oknum pegawai dalam jaringan kartel dan praktik suap di balik fasilitas mewah bagi napi tertentu. “Instruksi Menteri Agus Andrianto sudah jelas: razia atau dicopot. Tapi faktanya, di Tanjung Gusta malah napi bisa bebas main HP dan bisnis dari dalam. Kalau begini terus, rakyat akan hilang kepercayaan pada sistem hukum,” pungkasnya. Kasus ini menjadi perhatian luas publik di Sumatera Utara, karena kembali menyingkap lemahnya pengawasan dan dugaan penyimpangan di balik tembok Lapas Tanjung Gusta.

About