@analaura_joseph: @j.analaurabackup #ana🇭🇹 #haitiantiktok🇭🇹

analaura_joseph
analaura_joseph
Open In TikTok:
Region: DO
Saturday 06 September 2025 14:44:34 GMT
197421
17141
337
348

Music

Download

Comments

user297056794112
[email protected] :
bél timoun chr💖🌹💯🥰
2025-09-06 21:34:18
17
user2423466616773
Clara :
bonsoir ana lora joseuof ou bien oubèl enpil🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2025-09-06 18:20:35
8
lovahmachanndous
lovah :
timoun depim riiii boudam fè lafimen 😂😂😂😭😭😭
2025-09-13 16:19:13
1
dandibosale
PRINCE NEG RECHO 🤞🤴💯 :
bel timoun menm mwen pa konenw🥰
2025-09-06 14:50:48
14
user56505393819651
mirloø🥰❤️ :
Avec ❤️❤️💜💜
2025-10-02 15:54:40
1
francou2010
francou🥥🥥🥥🍒🍉 :
mwen komanse viral oui
2025-09-06 14:53:11
2
wilna.valcy5
wilna valcy :
yo sakrifye Joseph anlè a
2025-09-10 22:33:00
4
selandkizokom
Seland Kizokom :
weuskhs😄😃
2025-09-07 17:55:49
0
locoking.zofe
LOCOKING 👑 ZOFÊ_Officiel :
pa fē rasis gade yon vidéo pou mw silvouplē zanmim
2025-09-06 14:59:34
9
tiboutfanmfanmkout1
Louloun tibout fanm kout 🥰💚 :
2025-09-30 05:06:57
0
berlineestimable4
berlineestimable4 :
lova ana😄😄
2025-09-12 15:17:00
0
cassoo_promo
cassoo Dop girl :
Moun mw renmen tankou de zye nan tèt mw ♥️♥️♥️♥️♥️
2025-09-06 21:37:09
3
rodrigue12042
Rodrigue :
Hello
2025-09-06 14:53:20
3
ronalsonpierre530
Ronalson Pierre :
bbm pou lavi
2025-09-06 19:33:35
0
mr_vens_414
Mr_uzy_414 :
Anna cherie🥰🥰🥰
2025-09-07 16:16:40
0
stephaniesaintf8
💞mrs steph💍🌹💞 :
vla
2025-09-06 14:56:13
2
lovolypierre
lovolypierre :
ana chr anpil love Pou ou bb 🥰🥰🥰🥰🥰
2025-09-13 22:54:54
0
mr.yvio509
Mr yvio509 :
salut madame
2025-09-06 15:36:21
2
odelboydp50
odelboydp50 :
2025-09-13 00:06:39
0
masoue.la.timide
Masoue la timide❤️🥰❤️ :
belle moun🥰🥰🥰
2025-09-14 13:17:18
0
user8190670480711
user8190670480711 :
ann fèl chrm 🥰🥰🥰
2025-09-09 17:43:33
0
user88817429676032
user88817429676032 :
naroniPerez
2025-09-21 04:10:54
2
user6872369733726
estherline 💘💯💋🥰🤩 :
mwn renmen w wèw anpil💋💓💓💞😁
2025-09-13 14:22:12
1
guvelet509
Guvelet saintvil :
ana😋😋😋😋🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2025-09-14 00:04:53
0
fleurygmail.com5
widlove 500 :
hello 👋 ana
2025-09-10 14:04:01
0
To see more videos from user @analaura_joseph, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Reformasi Polri, Membenahi Aturan atau Mentalitas Aparat? --- Oleh: Wilson Colling  | Praktisi Hukum dan Penulis Aktif di Platform Media Sosial JAKARTA, WCALAWFIRM - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) kembali menggulirkan wacana pembenahan internal melalui pembentukan Tim Transformasi Reformasi. Sebuah langkah yang di atas kertas bertujuan mulia: memastikan institusi mampu bertahan, tumbuh, dan berkembang di tengah dinamika zaman, sekaligus menjawab ekspektasi publik yang kian tinggi. Namun, sebagai praktisi hukum yang  bersinggungan langsung dengan realitas penegakan hukum di negeri ini, saya memandang inisiatif ini dengan optimisme yang teramat hati-hati. Di tengah deru polemik yang menyertainya, mari kita jujur pada satu hal. Dari perspektif regulasi, kerangka hukum yang menopang Polri sesungguhnya sudah lebih dari cukup. Kita memiliki Undang-Undang Kepolisian, puluhan Peraturan Kapolri, hingga landasan filosofis Tribrata dan Catur Prasetya yang ideal. Persoalannya tidak pernah terletak pada kurangnya aturan, melainkan pada absennya ruh di dalam pelaksanaannya. Akar masalah yang sesungguhnya terbaring pada fondasi yang paling fundamental: mentalitas, budaya, integritas, dan kejujuran manusianya. Maka, pertanyaan krusialnya bukan lagi institusi mana yang harus direformasi, melainkan manusia di dalamnya. Sepanjang karier saya, saya berulang kali menyaksikan sebuah ironi yang menyakitkan. Undang-undang yang dirancang dengan presisi dan semangat keadilan justru menjadi tameng pembenaran bagi praktik kejahatan terstruktur ketika berada di tangan aparat yang tidak bermoral. Sebaliknya, saya juga pernah melihat bagaimana produk hukum yang penuh celah dan kelemahan, secara menakjubkan mampu menghadirkan keadilan sejati karena ditegakkan oleh insan-insan penegak hukum yang berjiwa luhur dan teguh pada prinsip. Fenomena ini mengkonfirmasi satu tesis utama: kualitas manusia adalah variabel penentu mutlak dalam tegaknya hukum. Di sinilah letak urgensi reformasi yang sesungguhnya. Upaya pembenahan tidak akan pernah berarti jika hanya berhenti pada perubahan teks norma atau struktur organisasi. Yang jauh lebih mendesak adalah reformasi mentalitas dan budaya hukum di tubuh Polri. Proses ini harus dimulai dari hulu hingga hilir; mulai dari sistem rekrutmen yang transparan dan bebas dari titipan, model pendidikan yang tidak hanya mengasah otak tetapi juga nurani, pembinaan integritas yang berkelanjutan, hingga mekanisme pengawasan internal dan eksternal yang tanpa pandang bulu. Tujuannya satu: melahirkan penegak hukum yang berjiwa humanis. Pada akhirnya, kita harus sampai pada kesadaran kolektif bahwa reformasi bukan hanya soal mengubah institusi, tetapi juga mereformasi diri kita sebagai manusia yang diamanahi kewenangan. Sebuah sistem yang canggih sekalipun akan runtuh tanpa dioperasikan oleh sumber daya manusia yang jujur dan berintegritas. Undang-undang hanyalah alat; ia bisa menjadi pisau bedah yang menyelamatkan nyawa, atau menjadi belati yang menikam keadilan dari belakang. Yang menentukan hasil akhirnya adalah tangan dan hati yang menggunakannya. Ketika moralitas dan hukum berjalan beriringan, barulah hukum tidak lagi menjadi teks yang kaku dan dingin di atas kertas, melainkan menjelma menjadi cahaya yang menerangi jalan masyarakat menuju keadilan yang hakiki. Inilah esensi reformasi yang sebenarnya, sebuah perjalanan untuk memanusiakan kembali hukum dan aparatnya. Wilson Colling , S.H., M.H., adalah Praktisi Hukum dan Penulis Aktif di Platform Media Sosial yang sering mengangkat isu-isu hukum, keadilan, dan etika penegakan hukum di Indonesia. #ReformasiPolri #MentalitasAparat #IntegritasPolri #BudayaHukum #PolriHumanis
Reformasi Polri, Membenahi Aturan atau Mentalitas Aparat? --- Oleh: Wilson Colling | Praktisi Hukum dan Penulis Aktif di Platform Media Sosial JAKARTA, WCALAWFIRM - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) kembali menggulirkan wacana pembenahan internal melalui pembentukan Tim Transformasi Reformasi. Sebuah langkah yang di atas kertas bertujuan mulia: memastikan institusi mampu bertahan, tumbuh, dan berkembang di tengah dinamika zaman, sekaligus menjawab ekspektasi publik yang kian tinggi. Namun, sebagai praktisi hukum yang bersinggungan langsung dengan realitas penegakan hukum di negeri ini, saya memandang inisiatif ini dengan optimisme yang teramat hati-hati. Di tengah deru polemik yang menyertainya, mari kita jujur pada satu hal. Dari perspektif regulasi, kerangka hukum yang menopang Polri sesungguhnya sudah lebih dari cukup. Kita memiliki Undang-Undang Kepolisian, puluhan Peraturan Kapolri, hingga landasan filosofis Tribrata dan Catur Prasetya yang ideal. Persoalannya tidak pernah terletak pada kurangnya aturan, melainkan pada absennya ruh di dalam pelaksanaannya. Akar masalah yang sesungguhnya terbaring pada fondasi yang paling fundamental: mentalitas, budaya, integritas, dan kejujuran manusianya. Maka, pertanyaan krusialnya bukan lagi institusi mana yang harus direformasi, melainkan manusia di dalamnya. Sepanjang karier saya, saya berulang kali menyaksikan sebuah ironi yang menyakitkan. Undang-undang yang dirancang dengan presisi dan semangat keadilan justru menjadi tameng pembenaran bagi praktik kejahatan terstruktur ketika berada di tangan aparat yang tidak bermoral. Sebaliknya, saya juga pernah melihat bagaimana produk hukum yang penuh celah dan kelemahan, secara menakjubkan mampu menghadirkan keadilan sejati karena ditegakkan oleh insan-insan penegak hukum yang berjiwa luhur dan teguh pada prinsip. Fenomena ini mengkonfirmasi satu tesis utama: kualitas manusia adalah variabel penentu mutlak dalam tegaknya hukum. Di sinilah letak urgensi reformasi yang sesungguhnya. Upaya pembenahan tidak akan pernah berarti jika hanya berhenti pada perubahan teks norma atau struktur organisasi. Yang jauh lebih mendesak adalah reformasi mentalitas dan budaya hukum di tubuh Polri. Proses ini harus dimulai dari hulu hingga hilir; mulai dari sistem rekrutmen yang transparan dan bebas dari titipan, model pendidikan yang tidak hanya mengasah otak tetapi juga nurani, pembinaan integritas yang berkelanjutan, hingga mekanisme pengawasan internal dan eksternal yang tanpa pandang bulu. Tujuannya satu: melahirkan penegak hukum yang berjiwa humanis. Pada akhirnya, kita harus sampai pada kesadaran kolektif bahwa reformasi bukan hanya soal mengubah institusi, tetapi juga mereformasi diri kita sebagai manusia yang diamanahi kewenangan. Sebuah sistem yang canggih sekalipun akan runtuh tanpa dioperasikan oleh sumber daya manusia yang jujur dan berintegritas. Undang-undang hanyalah alat; ia bisa menjadi pisau bedah yang menyelamatkan nyawa, atau menjadi belati yang menikam keadilan dari belakang. Yang menentukan hasil akhirnya adalah tangan dan hati yang menggunakannya. Ketika moralitas dan hukum berjalan beriringan, barulah hukum tidak lagi menjadi teks yang kaku dan dingin di atas kertas, melainkan menjelma menjadi cahaya yang menerangi jalan masyarakat menuju keadilan yang hakiki. Inilah esensi reformasi yang sebenarnya, sebuah perjalanan untuk memanusiakan kembali hukum dan aparatnya. Wilson Colling , S.H., M.H., adalah Praktisi Hukum dan Penulis Aktif di Platform Media Sosial yang sering mengangkat isu-isu hukum, keadilan, dan etika penegakan hukum di Indonesia. #ReformasiPolri #MentalitasAparat #IntegritasPolri #BudayaHukum #PolriHumanis

About