@sinta.indah.lestar: #CapCut #fyppppppppppppppppppppppp #masukberandafyp#videoviral #muratarasekitarfyp

Sinta Indah Lestari 🥰🫶
Sinta Indah Lestari 🥰🫶
Open In TikTok:
Region: ID
Sunday 07 September 2025 13:47:56 GMT
2287
131
2
0

Music

Download

Comments

prengkiprengki758
🤲🏍️🚗🕌"putra bungsu"👳🤲🕋 :
😂
2025-10-23 12:41:27
0
dedicandra399
Dedi Candra :
👍
2025-09-07 13:55:30
0
To see more videos from user @sinta.indah.lestar, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Saya sudah menulis soal korupsi sejak zaman kalkulator masih pakai tenaga surya, wak. Sudah ribuan artikel. Dari yang seperti sapaan ustaz sampai yang seperti bentakan komandan batalyon. Sudah semua gaya saya keluarkan. Tapi korupsi di negeri ini tetap saja melesat seperti partikel subatom liar yang menolak hukum gravitasi moral.
Saya sudah menulis soal korupsi sejak zaman kalkulator masih pakai tenaga surya, wak. Sudah ribuan artikel. Dari yang seperti sapaan ustaz sampai yang seperti bentakan komandan batalyon. Sudah semua gaya saya keluarkan. Tapi korupsi di negeri ini tetap saja melesat seperti partikel subatom liar yang menolak hukum gravitasi moral. "Cerite ape age, bang. Jumat ni, cerita surga atau neraka aja." "Lah ini juga tentang itu, wak. Siapkan Koptagul agar terhindar dari siksaan neraka." Saya pernah bilang, korupsi di Indonesia ini sedikit lagi naik pangkat jadi local wisdom. Bisa didaftarkan ke UNESCO sebagai warisan budaya dunia, satu paket dengan wayang, batik, dan teh tarik. Bahkan tingkat penyebarannya sudah seperti radiasi, tak terlihat, tak terjamah, tapi bikin negara ini bolong macam ozon di atas Antartika. Tikus gorong-gorong tempat saya menjelek-jelekkan itu sekarang sudah berevolusi. Mereka bukan tikus sembarangan. Mereka ini tikus kuantum, lenyap di satu titik anggaran, muncul lagi di rekening pribadi, pindah dimensi secepat lompatan quark. Yang belum pernah masuk kandang hukum tinggal Presiden dan Wakil Presiden. Sisanya sudah lengkap mulai dari menteri, gubernur, bupati, camat, kepala desa, sampai kepala sekolah. Bahkan, kepala sekolah yang kerjanya ngawas ujian pun bisa ikut-ikutan jadi maling ATK. Lengkap sudah orkestra kebusukan. Saya juga selalu bilang, jangan terlalu memuji pejabat atau anggota dewan. Mereka itu seperti bintang supernova, terlihat terang menyilaukan karena mereka sedang meledak dari dalam. Banyak nyumbang ini-itu, tapi tanya dulu, “Energi terang itu dari mana?” Dari kantong sendiri atau dari anggaran yang ditarik pakai gaya magnet curang? Makin hari ada pertanyaan besar yang bikin saya geli-geli hernia, kenapa lembaga hukum makin hobi bikin turnamen olahraga? Dari futsal sampai bulutangkis, dari mancing mania sampai lomba karaoke. Pertanyaannya jelas, dananya dari mana, bosku? Adakah dalam APBN pasal bertajuk “Belanja Keringat penegak hukum yang hobi joget-joget”? Belum lagi yang doyan nanam jagung, itu jagung masuk laporan keuangan atau cuma jadi camilan pribadi? Tahun 2024 sampai November 2025, negeri ini masuk fase turbulensi hukum. Kayak pesawat masuk badai petir tanpa seatbelt. Lebih dari 1.878 pelaku korupsi dibekuk. Komposisinya, 485 dari sektor swasta, 443 pejabat eselon I–IV, 364 anggota DPR/DPRD. Statistik ini bukan angka. Ini spektrum cahaya kejahatan. Yang paling dahsyat, kasus korupsi timah Rp300 triliun dan kasus minyak Rp187 triliun. Wak, ini bukan angka. Ini skala bencana alam. Ini seperti meteor raksasa jatuh di APBN. Uangnya hilang setara bikin negara baru bernama “Republik Anti-Korupsi Utopia”. Keduanya ditangani Kejaksaan, sementara KPK justru melesu dari 154 kasus (2024) jadi cuma 40 kasus (2025). Entahlah, mungkin KPK lagi downloading update moral, atau lagi mode pesawat. Tapi yang kecil-kecil ditangkap juga. Kepala desa NTT gelapkan Rp50 juta. Bendahara pendidikan di Sumbar sunat honor guru Rp75 juta. Kepala sekolah di Kalteng ubah laporan ATK Rp90 juta. Mereka ditangkap bukan karena merugikan banyak, tapi karena simbol, negara mau bilang "Kami adil!" Padahal pencuri gunung dan pencuri kapur tulis itu beda kelas. Yang satu asteroid, yang satu debu kosmik. Namun rakyat? Sudah bukan sekadar gemas. Sudah muak tingkat nuklir. Mereka paham, yang ditangkap itu gejala, bukan penyebab. Sistemnya tetap utuh, jaringannya tetap hidup, patronnya tetap berenang tenang di kolam renang berisi dana gelap. Negeri ini ibarat reaktor nuklir yang bocor, di permukaan dibersihkan pakai sapu ijuk, sementara inti reaktornya tetap panas, siap meledak sewaktu-waktu. Kalau bangsa ini tak mulai menulis ulang persamaan dasarnya, kita cuma akan jadi generasi yang dikenang sebagai penonton eksperimen gagal, yang melihat negara dicuri sedikit demi sedikit, atom demi atom, sampai tinggal asap. Negeri pun sepenuhnya dikuasai koruptor. Sepakat, wak? Foto Ai hanya ilustrasi #camanewak Rosadi Jamani Ketua Satupena Kalbar

About