@rickshielspga: How did this happen 🤯 #golfswing #golftiktok #golftok #golftips #xyzabc #golf

Rick Shiels Golf
Rick Shiels Golf
Open In TikTok:
Region: GB
Sunday 14 September 2025 18:00:00 GMT
7980
473
2
2

Music

Download

Comments

emmahltd
Emma 💕 :
That swing was insane! Can’t believe how smooth and powerful it looked. Definitely took golf to the next level!
2025-09-14 18:07:21
40
user103847423
User583947583 :
Love helping out small and up and coming creators
2025-09-14 18:07:24
2
To see more videos from user @rickshielspga, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Paru-paru sehat pada umumnya memiliki warna merah muda cerah. Sebaliknya, paru-paru perokok sering kali berwarna cokelat tua hingga hitam pekat. Perubahan warna tersebut bukan sekadar efek visual, melainkan akibat penumpukan tar, zat kimia berbahaya, dan partikel hasil pembakaran tembakau yang masuk setiap kali seseorang mengisap rokok. Warna hitam pekat itu mencerminkan kerusakan jaringan yang terus menumpuk seiring waktu. 1. KANDUNGAN BERBAHAYA ASAP ROKOK  Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia, di antaranya setidaknya 69 zat telah terbukti bersifat karsinogen atau pemicu kanker. Tar yang dihasilkan dari pembakaran tembakau merupakan campuran zat padat lengket yang menempel di dinding paru-paru. Tar ini tidak dapat diuraikan tubuh secara alami sehingga mengendap dan menyebabkan perubahan permanen pada warna dan fungsi paru-paru.  2. PERUBAHAN PADA TINGKAT MIKROSKOPIS Penelitian patologi paru-paru pada perokok menunjukkan adanya respiratory bronchiolitis, yaitu kumpulan sel makrofag yang mengandung partikel berwarna gelap akibat zat dari asap rokok. Lesi ini jarang ditemukan pada individu yang tidak pernah merokok. Secara histologis, jaringan paru perokok juga menunjukkan penebalan dinding saluran napas, peradangan kronis, dan hilangnya elastisitas alveoli.  3. DAMPAK JANGKA PANJANG  Kerusakan paru akibat merokok dapat berkembang menjadi penyakit serius seperti emfisema dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Emfisema terjadi ketika dinding alveoli (kantung udara di paru-paru) hancur, menyebabkan paru kehilangan elastisitas dan tidak mampu melakukan pertukaran udara secara optimal. 4. DAMPAK HINGGA KE TINGKAT GENETIK  Kerusakan paru akibat merokok tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga memengaruhi ekspresi gen melalui mekanisme epigenetik. Beberapa penelitian menemukan bahwa perokok mengalami perubahan metilasi DNA pada gen-gen pengatur siklus sel, seperti p53 dan p16, yang berperan dalam mencegah pertumbuhan sel abnormal. Perubahan ini meningkatkan risiko terjadinya kanker paru dan jenis kanker lainnya, bahkan setelah individu berhenti merokok. Sources: 1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Health Effects of Tobacco Use. https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/health_effects/index.htm 2. World Health Organization (WHO). Tobacco.  https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco 3. Hoffmann, D., & Hoffmann, I. (1997). The changing cigarette, 1950–1995. Journal of Toxicology and Environmental Health, 50(4), 307–364. https://doi.org/10.1080/009841097160393 4.https://en.wikipedia.org/wiki/Tar_%28tobacco_residue%29 5.https://en.wikipedia.org/wiki/Epigenetic_effects_of_smoking
Paru-paru sehat pada umumnya memiliki warna merah muda cerah. Sebaliknya, paru-paru perokok sering kali berwarna cokelat tua hingga hitam pekat. Perubahan warna tersebut bukan sekadar efek visual, melainkan akibat penumpukan tar, zat kimia berbahaya, dan partikel hasil pembakaran tembakau yang masuk setiap kali seseorang mengisap rokok. Warna hitam pekat itu mencerminkan kerusakan jaringan yang terus menumpuk seiring waktu. 1. KANDUNGAN BERBAHAYA ASAP ROKOK Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia, di antaranya setidaknya 69 zat telah terbukti bersifat karsinogen atau pemicu kanker. Tar yang dihasilkan dari pembakaran tembakau merupakan campuran zat padat lengket yang menempel di dinding paru-paru. Tar ini tidak dapat diuraikan tubuh secara alami sehingga mengendap dan menyebabkan perubahan permanen pada warna dan fungsi paru-paru. 2. PERUBAHAN PADA TINGKAT MIKROSKOPIS Penelitian patologi paru-paru pada perokok menunjukkan adanya respiratory bronchiolitis, yaitu kumpulan sel makrofag yang mengandung partikel berwarna gelap akibat zat dari asap rokok. Lesi ini jarang ditemukan pada individu yang tidak pernah merokok. Secara histologis, jaringan paru perokok juga menunjukkan penebalan dinding saluran napas, peradangan kronis, dan hilangnya elastisitas alveoli. 3. DAMPAK JANGKA PANJANG Kerusakan paru akibat merokok dapat berkembang menjadi penyakit serius seperti emfisema dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Emfisema terjadi ketika dinding alveoli (kantung udara di paru-paru) hancur, menyebabkan paru kehilangan elastisitas dan tidak mampu melakukan pertukaran udara secara optimal. 4. DAMPAK HINGGA KE TINGKAT GENETIK Kerusakan paru akibat merokok tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga memengaruhi ekspresi gen melalui mekanisme epigenetik. Beberapa penelitian menemukan bahwa perokok mengalami perubahan metilasi DNA pada gen-gen pengatur siklus sel, seperti p53 dan p16, yang berperan dalam mencegah pertumbuhan sel abnormal. Perubahan ini meningkatkan risiko terjadinya kanker paru dan jenis kanker lainnya, bahkan setelah individu berhenti merokok. Sources: 1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Health Effects of Tobacco Use. https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/health_effects/index.htm 2. World Health Organization (WHO). Tobacco. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco 3. Hoffmann, D., & Hoffmann, I. (1997). The changing cigarette, 1950–1995. Journal of Toxicology and Environmental Health, 50(4), 307–364. https://doi.org/10.1080/009841097160393 4.https://en.wikipedia.org/wiki/Tar_%28tobacco_residue%29 5.https://en.wikipedia.org/wiki/Epigenetic_effects_of_smoking

About