@domodomoph: 🎶 Move your thumb… then move with DOMO! 🥤💖 Slurp it like you drop the beat. 🎵 SLURP. ENJOY. SMILE. ✨ #DomoDomoPH #SLURPENJOYSMILE #FYP #ThumbTrend #OnBeat

DomoDomo
DomoDomo
Open In TikTok:
Region: PH
Wednesday 10 September 2025 09:00:00 GMT
282
11
1
1

Music

Download

Comments

glitzy_averi
GLITZY Averi :
Hala ang cute namannnn 🥹🥺💜
2025-09-19 10:08:59
1
To see more videos from user @domodomoph, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

#POV : Kamu tidak bisa tidur malam itu. Tatapan curiga Dokyeom, ekspresi kecewa Jina, dan bayangan Mingyu… semuanya bercampur di kepalamu, membuat dada sesak. — Keesokan harinya, badai benar-benar datang. Seoyeon mendatangi kantormu tiba-tiba. Dia tersenyum sopan, tapi matanya menusuk. “Boleh kita bicara sebentar, Y/n?” Kamu gugup, tapi mengangguk. Di ruang tamu kantor, ia duduk anggun sambil menyilangkan kaki. “Aku wanita, Y/n. Aku tahu kalau pria yang kucintai berubah. Dia mungkin tidak bilang apa-apa… tapi aku bisa merasakannya. Dan aku lihat caranya menatapmu.” Jantungmu berhenti. “Seoyeon, aku—” “Jangan khawatir,” potongnya cepat, senyumnya getir. “Aku tidak akan merusak rumah tangga kakaknya sendiri. Tapi ingat… tidak ada rahasia yang bisa disembunyikan selamanya.” — Sore itu, Jina menemuimu lagi. Wajahnya serius, bukan sebagai sahabat, tapi sebagai saksi. “Aku nggak tahan, Y/n. Kamu harus berhenti. Kalau nggak, aku yang akan cerita ke Dokyeom. Aku nggak mau lihat kamu hancur, tapi aku juga nggak mau lihat dia jadi korban.” Air matamu pecah. “Jina, aku tahu… tapi aku terlalu jauh masuk. Aku nggak bisa lepas.” Jina menggeleng, suaranya bergetar. “Kalau kamu nggak bisa lepas, aku yang akan melepaskan semuanya.” — Hari itu juga, rahasia kalian meledak. Entah bagaimana, Dokyeom menemukan foto di ponsel Jina—foto kabur, tapi jelas menunjukkan kamu keluar dari rumah Mingyu larut malam. Wajah Dokyeom hancur saat ia menatapmu. “Ini apa, Y/n?” suaranya serak. Kamu gemetar. Kata-kata tak keluar. Dan tiba-tiba, pintu terbuka. Mingyu masuk, wajahnya keras. “Itu aku. Aku yang salah. Jangan salahkan dia.” “Jangan salahkan dia?” Dokyeom tertawa getir, lalu meninju wajah adiknya begitu keras hingga darah mengalir di bibir Mingyu. “Kamu adikku, Mingyu! Dan kamu… istriku, Y/n! Bagaimana kalian tega?!” Suasana kacau. Seoyeon berdiri di belakang, menangis terisak. Jina hanya bisa menutup wajahnya, tak kuat melihat ini semua. Mingyu bangkit meski wajahnya berdarah. Ia menatapmu dengan mata putus asa. “Ayo bersamaku, Y/n. Aku tahu ini gila, tapi jangan biarkan aku kehilanganmu lagi. Sekali ini saja, jujurlah pada dirimu. Dokyeom menatapmu, matanya penuh luka. “Kamu mau bilang apa, Y/n? Mau hancurkan semuanya hanya demi… dia?” Udara membeku. Semua mata padamu. Air matamu jatuh deras. Dengan suara parau, kamu berbisik “…Aku mencintainya. Dari dulu, sampai sekarang. Aku masih mencintainya.” Ruangan langsung hening. Dokyeom menatapmu seakan dunianya runtuh.  Seoyeon jatuh terduduk, menangis tak henti. Jina menutup mata rapat, menahan sakit. ——— Beberapa bulan kemudian, kamu tidak bersama siapa pun. Dokyeom menceraikanmu, memilih menjauh untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Mingyu, meski sempat memohon, akhirnya menyerah ketika menyadari betapa hancurnya keluarga mereka karena hubungan terlarang ini. Seoyeon pergi meninggalkan Mingyu, kembali ke London. Jina berhenti berbicara denganmu, tak sanggup lagi melihatmu sebagai sahabat. Dan kamu? Kamu hidup sendirian, di sebuah apartemen kecil, jauh dari keramaian. Kamu berhenti dari perusahaan milik mantan suami mu, dan menjalankan usaha Flowers kecil-kecilan. — Suatu malam, kamu berjalan melewati rumah megah yang dulu kalian desain berdua. Lampunya terang, tapi kosong. Kamu berdiri di luar pagar, menatapnya dengan mata berkaca-kaca. “Seandainya saja… kita dulu tidak saling kehilangan.” Lalu kamu berbalik, berjalan menjauh, meninggalkan bayangan cinta terlarang yang selamanya akan menjadi luka. — Tidak ada pemenang. Cinta itu nyata, tapi salah. Dan pada akhirnya, kalian semua membayar mahal dengan kehilangan yang tak tergantikan. Sebuah akhir yang pahit—tapi juga satu-satunya jalan keluar. [END] #MINGYU #SEVENTEEN #fyp #fyppppppppppppppppppppppp #au #seventeenau #fypage #DK #fypシ゚ #povstories #povs #alternativeuniverse
#POV : Kamu tidak bisa tidur malam itu. Tatapan curiga Dokyeom, ekspresi kecewa Jina, dan bayangan Mingyu… semuanya bercampur di kepalamu, membuat dada sesak. — Keesokan harinya, badai benar-benar datang. Seoyeon mendatangi kantormu tiba-tiba. Dia tersenyum sopan, tapi matanya menusuk. “Boleh kita bicara sebentar, Y/n?” Kamu gugup, tapi mengangguk. Di ruang tamu kantor, ia duduk anggun sambil menyilangkan kaki. “Aku wanita, Y/n. Aku tahu kalau pria yang kucintai berubah. Dia mungkin tidak bilang apa-apa… tapi aku bisa merasakannya. Dan aku lihat caranya menatapmu.” Jantungmu berhenti. “Seoyeon, aku—” “Jangan khawatir,” potongnya cepat, senyumnya getir. “Aku tidak akan merusak rumah tangga kakaknya sendiri. Tapi ingat… tidak ada rahasia yang bisa disembunyikan selamanya.” — Sore itu, Jina menemuimu lagi. Wajahnya serius, bukan sebagai sahabat, tapi sebagai saksi. “Aku nggak tahan, Y/n. Kamu harus berhenti. Kalau nggak, aku yang akan cerita ke Dokyeom. Aku nggak mau lihat kamu hancur, tapi aku juga nggak mau lihat dia jadi korban.” Air matamu pecah. “Jina, aku tahu… tapi aku terlalu jauh masuk. Aku nggak bisa lepas.” Jina menggeleng, suaranya bergetar. “Kalau kamu nggak bisa lepas, aku yang akan melepaskan semuanya.” — Hari itu juga, rahasia kalian meledak. Entah bagaimana, Dokyeom menemukan foto di ponsel Jina—foto kabur, tapi jelas menunjukkan kamu keluar dari rumah Mingyu larut malam. Wajah Dokyeom hancur saat ia menatapmu. “Ini apa, Y/n?” suaranya serak. Kamu gemetar. Kata-kata tak keluar. Dan tiba-tiba, pintu terbuka. Mingyu masuk, wajahnya keras. “Itu aku. Aku yang salah. Jangan salahkan dia.” “Jangan salahkan dia?” Dokyeom tertawa getir, lalu meninju wajah adiknya begitu keras hingga darah mengalir di bibir Mingyu. “Kamu adikku, Mingyu! Dan kamu… istriku, Y/n! Bagaimana kalian tega?!” Suasana kacau. Seoyeon berdiri di belakang, menangis terisak. Jina hanya bisa menutup wajahnya, tak kuat melihat ini semua. Mingyu bangkit meski wajahnya berdarah. Ia menatapmu dengan mata putus asa. “Ayo bersamaku, Y/n. Aku tahu ini gila, tapi jangan biarkan aku kehilanganmu lagi. Sekali ini saja, jujurlah pada dirimu. Dokyeom menatapmu, matanya penuh luka. “Kamu mau bilang apa, Y/n? Mau hancurkan semuanya hanya demi… dia?” Udara membeku. Semua mata padamu. Air matamu jatuh deras. Dengan suara parau, kamu berbisik “…Aku mencintainya. Dari dulu, sampai sekarang. Aku masih mencintainya.” Ruangan langsung hening. Dokyeom menatapmu seakan dunianya runtuh. Seoyeon jatuh terduduk, menangis tak henti. Jina menutup mata rapat, menahan sakit. ——— Beberapa bulan kemudian, kamu tidak bersama siapa pun. Dokyeom menceraikanmu, memilih menjauh untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Mingyu, meski sempat memohon, akhirnya menyerah ketika menyadari betapa hancurnya keluarga mereka karena hubungan terlarang ini. Seoyeon pergi meninggalkan Mingyu, kembali ke London. Jina berhenti berbicara denganmu, tak sanggup lagi melihatmu sebagai sahabat. Dan kamu? Kamu hidup sendirian, di sebuah apartemen kecil, jauh dari keramaian. Kamu berhenti dari perusahaan milik mantan suami mu, dan menjalankan usaha Flowers kecil-kecilan. — Suatu malam, kamu berjalan melewati rumah megah yang dulu kalian desain berdua. Lampunya terang, tapi kosong. Kamu berdiri di luar pagar, menatapnya dengan mata berkaca-kaca. “Seandainya saja… kita dulu tidak saling kehilangan.” Lalu kamu berbalik, berjalan menjauh, meninggalkan bayangan cinta terlarang yang selamanya akan menjadi luka. — Tidak ada pemenang. Cinta itu nyata, tapi salah. Dan pada akhirnya, kalian semua membayar mahal dengan kehilangan yang tak tergantikan. Sebuah akhir yang pahit—tapi juga satu-satunya jalan keluar. [END] #MINGYU #SEVENTEEN #fyp #fyppppppppppppppppppppppp #au #seventeenau #fypage #DK #fypシ゚ #povstories #povs #alternativeuniverse

About