“Dari Wakil Rakyat Jadi Pelaku Asusila? Oknum DPRD Musirawas Diduga Intimidasi hingga Kirim Video Cabul” MUSI RAWAS, Seorang oknum anggota DPRD Kabupaten Musi Rawas berinisial I dilaporkan ke polisi oleh seorang perempuan berinisial M. Laporan itu dibuat karena terlapor diduga melakukan teror berulang hingga membuat rumah tangga pelapor, yang baru seminggu dibina, berakhir dengan perceraian. Kasat Reskrim Polres Musi Rawas, AKP Ryan Tiantoro Putra, mengungkapkan pelapor sebelumnya sempat menjalin hubungan khusus dengan terlapor yang sudah berstatus menikah. Hubungan tersebut kandas saat M hendak menikah dengan pasangannya, yang membuat I tidak terima dan kemudian diduga melakukan teror melalui pesan WhatsApp. “Dari keterangan pelapor, sebelum pertunangan memang ada hubungan suka sama suka antara mereka. Setelah pelapor mau menikah, terlapor tidak terima. Dia mengirim spam chat, ajakan video call, bahkan menjelek-jelekkan korban ke keluarganya,” ujar Ryan, Rabu (27/8/2025). Ryan menambahkan, terlapor juga diduga mengirim pesan bernuansa mesra hingga ajakan ke hotel. Bahkan, beredar pula foto vulgar korban yang diduga disebarkan oleh terlapor, namun polisi masih mendalami keaslian bukti tersebut. “Foto itu tidak berasal dari riwayat chat, tapi sudah tersimpan di galeri pelapor. Kita masih kaji apakah foto tersebut autentik sebagai bukti elektronik yang benar dikirim terlapor,” jelasnya. Rumah Tangga Runtuh Sepekan Menikah Kasus ini semakin rumit ketika mantan suami M mengetahui isi chat di ponsel istrinya. Hal itu memicu konflik rumah tangga yang akhirnya berujung perceraian hanya dalam waktu satu minggu setelah menikah. “Awalnya sempat ditoleransi keluarga suaminya. Namun setelah terlapor menelpon dan isi WA-nya terbongkar, suami korban menggugat cerai. Informasi terakhir, mereka sudah resmi bercerai,” kata Ryan. Polisi Dalami Laporan Polres Musi Rawas kini telah memeriksa sejumlah saksi dan berencana memanggil terlapor untuk klarifikasi. Namun, karena status I sebagai anggota DPRD, pemanggilan harus melalui mekanisme khusus. “Proses pemanggilan anggota dewan ada rangkaiannya, jadi tidak bisa sembarangan,” tegas Ryan. Atas perbuatannya, terlapor terancam dijerat pasal berlapis, mulai dari Pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik, Pasal 319 KUHP tentang penghinaan, hingga Pasal 27 ayat 3 UU ITE terkait pencemaran nama baik melalui media elektronik. Polisi memastikan kasus dugaan teror oleh oknum anggota dewan ini akan diproses sesuai prosedur tanpa pandang bulu. #dprd #musirawas #viral #pyppppppppppppppppppp #tiktok - @musirayaviral