@yumeyshi: Sudah lima tahun aku dan Yushi bersama. Tidak ada kejutan-kejutan manis seperti di drama Korea. Tidak ada makan malam romantis bertabur lilin. Bahkan aku tidak bisa ingat kapan terakhir kali kami benar-benar kencan. Tapi anehnya, aku tidak pernah merasa kurang. Pagi ini, aku bangun dan mendapatkan pesan dari Yushi di ponselku. "Jangan lupa sarapan. Aku titip roti di depan pintu, kamu pasti kesiangan lagi." Bukan pertama kalinya dia melakukan ini. Kadang roti, kadang bubur ayam. Dan selalu dengan pesan singkat yang terdengar datar tapi aku tahu, itu caranya bilang: aku sayang kamu. Aku tersenyum kecil. Mesranya memang kecil-kecilan, tapi rasanya hangat menenangkan. — Dulu aku sempat bertanya, kenapa dia nggak pernah bilang "aku cinta kamu"? Bahkan di hari jadian kami yang ke-3 tahun, dia hanya mengajakku kecafe tempat kami dulu sering kencan. Aku diam sepanjang jalan pulang waktu itu. Kesal? Mungkin. Tapi sesampainya di depan kosanku, dia berhenti dan menyerahkan kantong plastik. "Ini" katanya pelan.  "Obat flu. Kamu batuk dari kemarin." Aku menatapnya, dan detik itu juga, hatiku mencair. Cintanya memang nggak pernah ribut. Tapi nyata. Nyata sekali. — Orang lain mungkin akan bilang dia dingin. Atau terlalu cuek. Tapi aku tahu, cintanya besar. Dia ingat detail kecil seperti cara aku suka teh tanpa gula, atau cara aku harus baca buku dulu sebelum tidur. Dia bahkan tahu kapan aku pura-pura kuat. Waktu ibuku masuk rumah sakit, aku nggak bilang siapa-siapa. Tapi Yushi tahu. Entah dari mana. Dia tidak datang membawa bunga atau pelukan hangat. Dia hanya duduk di sebelahku di ruang tunggu rumah sakit, menyodorkan sebungkus roti isi. "Aku tahu kamu nggak sempat makan," katanya pelan. Dan aku menangis. Di situ. Di depan roti isi. Karena aku sadar, dia mencintaiku dengan cara paling tulus yang pernah kutahu. — Hari ini kami tidak merayakan apa-apa. Hanya hari biasa. Tapi dia tetap datang. Membawa charger yang sempat aku tinggal di rumahnya. "Takut kamu panik cari-cari," katanya singkat. Aku tersenyum. Lalu memeluknya pelan. "Yushi" "Iya?" "Kalau nanti kita tua, kamu masih bakal ngingetin aku sarapan gak?" Dia menoleh, lalu tersenyum kecil. "Selama kamu masih suka lupa, iya." Dan di detik itu, aku sadar lagi. Cinta nggak harus heboh. Nggak harus pamer. Kadang, cinta justru terasa paling nyata dalam hal-hal kecil. Hal-hal yang sering luput, tapi selalu ada. Seperti Yushi. Sederhana. Tapi aku tahu Cintanya, besar sekali. #yushi #au #pov #fyp #4u

— 𝔂𝓾𝓶𝓶𝓮

Open In TikTok:

Region: ID

Tuesday 16 September 2025 08:17:20 GMT