REFORMASI TOTAL KEPOLISIAN Polisi tidak lagi menjalankan fungsi idealnya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat Beberapa poin yang bisa jadi bahan pertimbangan: 1. Fungsi Polisi Menyimpang Secara ideal, polisi berdiri di pihak rakyat, menjaga keamanan dan hak asasi. Tapi kalau praktiknya lebih mirip "alat kekuasaan" daripada "alat rakyat", maka polisi kehilangan legitimasi sosial. Kekerasan berlebihan dan operasi penangkapan masif justru mendekatkan polisi pada citra "penjagal" atau "penindas", bukan pelindung. 2. Korupsi dan Mentalitas Lama Banyak kritik menyebut polisi sarat budaya koruptif, transaksional, bahkan ada istilah "jual-beli kasus". Jika mentalitas ini dibiarkan, reformasi internal setengah hati tidak akan cukup. 3. Opsi Reformasi Total Ada dua jalan ekstrem yang sering dibahas: a) Reformasi radikal → polisi dipertahankan, tapi dilakukan screening ketat, restrukturisasi, dan perubahan paradigma (mirip "reformasi TNI" pasca-98). b) Pembubaran & pembentukan ulang → seluruh anggota lama diberhentikan, lalu diseleksi ulang dengan standar baru, transparan, berbasis HAM, profesional, dan diawasi publik. Opsi (b) ini berat secara politik, tapi kadang dianggap satu-satunya jalan kalau institusi sudah rusak terlalu dalam. 4. Belajar dari Negara Lain Ada negara yang membubarkan kepolisian lama lalu membangun baru, misalnya Georgia (2004) setelah kepolisian mereka dinilai terlalu korup. Mereka pecat hampir semua polisi lalu rekrut baru dengan sistem yang lebih transparan. Hasilnya tidak sempurna, tapi cukup menurunkan korupsi di kepolisian. 5. Kesimpulan Polisi saat ini memang menghadapi krisis kepercayaan publik yang serius. Kalau dibiarkan, jurang antara rakyat dan aparat makin lebar. Reformasi total atau pembentukan ulang dengan seleksi ketat sangat layak dipertimbangkan, agar polisi benar-benar kembali ke jati dirinya: pengayom rakyat, bukan penguasa bersenjata. Melihat kondisi tersebut maka harus Reformasi total, tapi apakah ada kemauan politik untuk benar-benar mengubah DNA kepolisian. Kalau tidak, rakyat akan tetap melihat mereka sebagai penjagal, bukan pelindung. - @hansofficial56