ita :
Aku mengibaratkan perjalanan kami bersama MQ seperti menaiki sebuah kapal yang tenang, penuh harapan. Kapal itu membawa kami, para penumpangnya (MQF) menuju sebuah pulau yang dari kejauhan terlihat begitu indah, menjanjikan kebahagiaan.
Ketika kami akhirnya tiba, mata kami disambut hamparan bunga-bunga mekar yang harum dan menawan. Saking bahagianya, kami berlarian menyentuhnya, mencium harumnya, (memeluk setiap kenangan yang ditinggalkan pasangan Mohan dan Aqeela — sepasang tokoh yang membuat hati kami percaya akan cinta yang tulus dan hangat).
Namun, rasa penasaran membawa kami masuk lebih dalam ke pulau itu. Kami pikir akan menemukan lebih banyak keindahan. Tapi alih-alih bunga, kami justru tersesat di antara semak liar dan duri tajam. Kami datang tanpa persiapan, tanpa perisai, dan akhirnya terluka (oleh kenyataan bahwa kisah mereka tidak berlanjut seperti harapan kami).
Dengan langkah tertatih dan hati perih, kami memutuskan kembali. Kami memilih tinggal di bagian pulau yang pertama: tempat bunga-bunga indah itu mekar (kenangan manis yang pernah ada). Di sanalah kami menetap, menjaga setiap kenangan, setiap senyuman, dan tawa yang pernah ditinggalkan MQ.
Kami tidak ingin mengikuti arah baru kapal yang membawa mereka ke pasangan masing-masing. Bagi kami, cukup bahagia tinggal di pulau kenangan ini. Dan sesekali, jika ada bunga baru yang tiba-tiba tumbuh (entah dari momen mereka di real life, atau sekadar potongan adegan lama yang kembali terulang) kami akan bersorak gembira. Karena meski kecil, itu cukup untuk membuat hati kami kembali mekar.
Kami bukan hanya penggemar. Kami adalah penumpang setia dari kapal MQ, yang memilih untuk tetap tinggal… di sisi kenangan terindah
Thank you MQF for surviving this far🫂❣️💕
2025-09-19 23:39:34