@kendari.lokal: Pencurian Helm Kembali Marak di Kendari, Korban Kehilangan Saat Nongkrong di Coffee Shop Indosultra.com,Kendari – Aksi pencurian helm kembali menghantui warga Kota Kendari. Kali ini, peristiwa tersebut menimpa seorang warga bernama Iksal saat nongkrong di Coffee Shop Ziola, Jalan Antero Hamrah, Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Sabtu (20/9/2025) malam sekitar pukul 23.00 WITA. Iksal menceritakan, awalnya ia memarkirkan motornya di samping ruko karena halaman parkir coffee shop penuh. Saat pulang, ia kaget mendapati helm yang ditaruh di atas motor sudah raib. “Pas saya pulang, sudah tidak ada itu helm,” ungkapnya, Selasa (23/9/2025). Merasa curiga, Iksal kemudian memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi. Dari hasil rekaman, terlihat seorang pria mengambil helm miliknya dan langsung kabur. “Makanya saya minta cek CCTV ruko karena penasaran, ternyata jelas ada orang yang ambil,” tambahnya. sumber: https://www.indosultra.com/pencurian-helm-kembali-marak-di-kendari-korban-kehilangan-saat-nongkrong-di-coffee-shop/ #indonesia🇮🇩 #fyppppppppppppppppppppppp #fy #viraltiktok #sulawesitenggara

Kendari Lokal
Kendari Lokal
Open In TikTok:
Region: ID
Wednesday 24 September 2025 09:02:15 GMT
16
2
0
0

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @kendari.lokal, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Sebuah Pemikiran Kiri Sehat. Sejak kecil, saya terbiasa melihat media yang secara tidak langsung menanamkan narasi bahwa ideologi sayap kiri adalah sesuatu yang berbahaya.
Namun, seiring bertumbuhnya pola pikir dan rasa ingin tahu, saya mulai mempelajari berbagai spektrum ideologi baik kiri maupun kanan dengan lebih objektif. Saya mulai memahami bahwa setiap ideologi lahir dari kondisi sosial tertentu, dan memiliki cita-cita yang berbeda dalam memperjuangkan keadilan. Faktanya, hari ini di Indonesia, nyaris tidak ada lagi kekuatan politik yang benar-benar merepresentasikan ideologi kiri secara nyata. Ini berarti bahwa kelas pekerja (buruh, petani, nelayan, pedagang kecil, pelajar, mahasiswa, pemuda, perempuan, seniman, hingga kaum miskin kota) tidak lagi memiliki perwakilan ideologis yang konsisten memperjuangkan kepentingan mereka di lembaga-lembaga politik formal seperti DPR. Pertanyaannya:
Apakah ideologi kiri suatu saat akan kembali hadir di Indonesia?
Menurut saya, hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil, namun jelas bukan perkara mudah. Banyak dari kaum pekerja telah lama terdoktrin oleh narasi-narasi arus utama, termasuk film dan media yang mengaburkan/mendiskreditkan perbedaan antara komunisme, Marxisme, sosialisme, dan bahkan sekadar aktivisme rakyat. Ditambah lagi, rendahnya minat baca, khususnya dalam bidang politik dan sejarah, membuat kesadaran kelas di kalangan pekerja sulit berkembang. Akhirnya, ketimpangan sosial dan eksploitasi kelas terus berulang, dan kaum pekerja sering kali terjebak dalam siklus stagnasi sosial. #demokrasi #tanmalaka #anakminang #kiri #kanan
Sebuah Pemikiran Kiri Sehat. Sejak kecil, saya terbiasa melihat media yang secara tidak langsung menanamkan narasi bahwa ideologi sayap kiri adalah sesuatu yang berbahaya.
Namun, seiring bertumbuhnya pola pikir dan rasa ingin tahu, saya mulai mempelajari berbagai spektrum ideologi baik kiri maupun kanan dengan lebih objektif. Saya mulai memahami bahwa setiap ideologi lahir dari kondisi sosial tertentu, dan memiliki cita-cita yang berbeda dalam memperjuangkan keadilan. Faktanya, hari ini di Indonesia, nyaris tidak ada lagi kekuatan politik yang benar-benar merepresentasikan ideologi kiri secara nyata. Ini berarti bahwa kelas pekerja (buruh, petani, nelayan, pedagang kecil, pelajar, mahasiswa, pemuda, perempuan, seniman, hingga kaum miskin kota) tidak lagi memiliki perwakilan ideologis yang konsisten memperjuangkan kepentingan mereka di lembaga-lembaga politik formal seperti DPR. Pertanyaannya:
Apakah ideologi kiri suatu saat akan kembali hadir di Indonesia?
Menurut saya, hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil, namun jelas bukan perkara mudah. Banyak dari kaum pekerja telah lama terdoktrin oleh narasi-narasi arus utama, termasuk film dan media yang mengaburkan/mendiskreditkan perbedaan antara komunisme, Marxisme, sosialisme, dan bahkan sekadar aktivisme rakyat. Ditambah lagi, rendahnya minat baca, khususnya dalam bidang politik dan sejarah, membuat kesadaran kelas di kalangan pekerja sulit berkembang. Akhirnya, ketimpangan sosial dan eksploitasi kelas terus berulang, dan kaum pekerja sering kali terjebak dalam siklus stagnasi sosial. #demokrasi #tanmalaka #anakminang #kiri #kanan

About