AuliyaSalma | Forever Young :
Program MBG ini sbenarnya niatnya bgs sekali ingin anak2 sklah dpt asupan bergizi. Tapi yg trjadi di lapangan sering jauh dari harapan. Byk kasus keracunan krn makanan basi m, tidak higienis dan menu yang gitu2 aja: tempe, tahu, ikan, ayam secuil, telur seadanya, sayur sekedarnya, kadang juga mie yg dijadikan sayur.
Kalau soal standar gizi, jls blm terpenuhi. Apalagi klau makanannya sdh basi seblm sempat dimakan.
👉🏼 Masalahnya sering berawal dari sistem: proyek diserahkan ke vendor bsr. Mrk masak utk byk sekolah sekaligus, tentu saja mrk mempersiapkan bahan baku/pemasakkan mulai dini hari, lalu distribusi keliling, jd wajar kalau makanan sampai di siang hari sdh tdk segar lagi.
Dan krn porsinya besar, pengawasan jadi longgar, kualitas bahan ditekan, akhirnya gizi dikorbankan demi efisiensi dan KEUNTUNGAN.
Oh ya skrg malah muncul program MBG utk ibu hamil toh?? tapi isinya (maaf) cuma biskuit, kadang jeruk, dan susu kemasan ultra. (Saya ambil contoh dibawa ya yg sempat temanku lihatkan di grup wa-ku) Halooo…?? Lucunya, itu disebut makanan bergizi. Padahal makanan ultra-processed seperti itu justru miskin zat gizi, tinggi gula, pengawet, dan btl2 rendah nilai gizi sebenarnya.
Lebih ironis lagi, programnya bekerja sama dg produsen bsr, bukan dg petani atau UMKM sekitar.
Padahal kalau pemerintah mau sedikit lebih peka, seharusnya program ini melibatkan UMKM lokal, kelompok ibu-ibu dapur sehat, dan petani sekitar sekolah atau kelurahan.
Dengan begitu, makanan bisa segar, bergizi, higienis, dan ekonomi masyarakat juga ikut berputar.
Jadi bukan cuma anak yang sehat, tapi juga rakyat yang diberdayakan, goalsnya semua dapat ekonomi masyarakat ikut berputar!
Kalau mau benar2 “bergizi”, jangan cuma makanannya yg bergizi
tapi juga niat, sistem, dan cara bekerjanya juga. Tabe 🙏🏼
2025-10-21 07:04:28