@atlantissssss:

️Rehat dulu
️Rehat dulu
Open In TikTok:
Region: ID
Friday 26 September 2025 14:56:02 GMT
594681
59000
223
21155

Music

Download

Comments

kartikasantoso21
tika🌼🐬 :
tapi akan baiknya penguat diri kita itu diri kita sendiri, krna di zaman sekarang kita tidak bisa bersandar sepenuhnya kepada manusia
2025-09-26 15:06:24
60
ebeynaaa
beyy :
penguatku adalah pasanganku jika pasangan ku berpihak kepada ku, maka dunia ku akan tetap baik baik saja
2025-09-28 12:34:58
1
helminahak_
helminahak❀ :
yang ke sini krna di kirim cowoknya 🥰
2025-09-28 05:33:25
8
bakmiamxsambalsetan
Bakmi AM x Sambal Setan :
Masooookk
2025-10-05 05:35:38
0
hfz_1501
Fha_hfz :
pada dasarnya kita emg akan hidup dengan pasangan kita, makanya pilihlah yang paling mengutamkan kita. tapi tidk menjatuhkan yg lain juga.☺
2025-09-29 15:41:00
1
ugxtdgcjovughkvljboh
vxfxgvjbkbjv :
laa aku ga punya pasangan 😂😂😂😩
2025-09-27 15:20:52
1
mulianipahambatan
Muliani Pahambatan :
ohiyalahhidupdi1ketenangan ok
2025-09-29 15:40:14
0
aldymunthee
Aldyy Munthee :
tapi dia udah pergi😌
2025-10-06 13:02:58
0
libraaa7777777
♎️ :
Masalahnya dia juga nyalahin aku
2025-09-27 10:21:20
5
rinaabdulrahim
Shi👉🏻Rin :
Salah ? Penguat ku ada lah ibu bapa ku, jika mereka tiada, apa lah erti dunia nie 😔
2025-09-27 10:07:38
2
skkskhh
liviarizaagustin9 :
Dan begitu sebaliknya jika pasanganku tidk berpihak padaku maka duniaku tdk baik” saja
2025-09-27 21:16:55
2
gundulmu026
idgitaf :
tapi dia mematahkan semua nya ☺
2025-09-26 22:13:06
3
cindyaprilsmnlg
cindayyyy🌻💕🤏🏻 :
Tpi dia berpihak sm cwe lain
2025-09-27 03:50:35
4
itsb0ooy
ησ :
Dan dia pergi, skrng aku ga kuat lagi hadapin smua msalah haha
2025-09-28 05:56:11
1
blueandgray301295
tince :
masalahny dia tidak ingin berpihak padaku
2025-09-27 12:55:12
2
imaskus1234
ksayanganmu. :
alhamdulilah bner banget
2025-09-27 23:14:48
0
nottyourrrgirlll
🌷🌻 :
tapi dia ga berpihak ke aku
2025-09-30 07:06:23
0
baabygirlll_24
Mimi🪞🕊️🩹 :
Dia pun sanggup gaduh ngan famly dia sebab back up kita,walau pun hubungan x di restu dgn famly dia 🫠
2025-09-28 07:48:04
0
useriskayy
asta kun :
malahan terjadi sebaliknya, stay strong 🌹
2025-09-28 13:04:43
0
asallahada
asalada :
aku kuat karna aku
2025-09-27 14:52:22
0
255mei
PTMxGinCUEK :
tapii dia semakin lama menghindar☺
2025-09-27 11:21:05
0
sabrinakyungso019395
Sabrina ( EXO SARANGHAJA) :
smw akan prettt pada masanya karna percayalah aku udah laluin in dan pas hal yg ingin aku tdk percayapun terjadi
2025-09-27 14:13:10
0
d_filix
Khazami Geming :
maybe
2025-09-28 13:11:37
0
uuseerrrname
Milikku🫶🏻 ✨ :
tapi dia tidak pernah percaya sama ak..
2025-10-08 12:59:09
0
putririmal
PutriRimal :
Tidak berlaku buat aku titik🤣
2025-09-27 15:10:24
0
To see more videos from user @atlantissssss, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV 2 | Sejak hari itu, Jake seringkali memenuhi isi kepalamu. Ditambah, ia lebih sering muncul dimanapun kamu berada. Seakan kebetulan itu terus menerus berulang. Dan tiap kali mata kalian bertemu, dadamu berdebar aneh. Ada sesuatu asing disana. Sesuatu yang tak seharusnya kamu rasakan. ••• Malam ini kamu berdiri di depan kaca, merapikan dress yang Jaxon pilihkan untukmu. Acara makan malam keluarga besarnya, akan digelar malam ini. Kamu sudah siap, setidaknya secara tampilan. Tapi bukan dengan satu hal. Jake… juga akan ada di sana. Begitu kamu dan Jaxon tiba, rumah besar itu sudah ramai. Tawa, gelas beradu, dan aroma makanan bercampur jadi satu. Kamu berusaha tersenyum sopan pada keluarga Jaxon, tapi tiap kali menoleh, kamu bisa merasakan tatapan itu. Jake duduk di seberang meja. Bersandar santai, tapi matanya tak pernah lepas darimu. Senyum kecilnya muncul setiap kali kamu berani menatap balik, hanya untuk buru-buru mengalihkan pandangan. “You look so beautiful tonight,” bisik Jaxon di sebelahmu. Tangannya menggenggam jemarimu. Kamu tersenyum kikuk. “Ah… thank u, honey.” Tapi entah kenapa, genggaman itu terasa... salah arah. Mungkin karena kamu tahu, seseorang di seberang sana menatapmu dengan cara yang sama. Meski itu... bukan pacarmu. ••• Setelah acara hampir selesai, kamu keluar ke halaman belakang untuk mencari udara. Lampu-lampu taman berpendar lembut, dan sebelum kamu sadar, Jake sudah berdiri di sisi lain meja taman itu. “Hey pretty,” sapanya pelan, membuat kamu refleks menoleh.  Tatapannya jahil, setelah melihat wajahmu yang gugup. “Kenapa panik gitu sih, tiap ngeliat gue?” Kamu memutar bola mata, mencoba bersikap biasa. “Lo harusnya di dalem, bukan di sini ganggu gue.” Jake tertawa kecil, melangkah lebih dekat. “Why? Gue cuma mau mastiin satu hal.” “Apa lagi sih, Jake?” kamu menghela napas. Ia sedikit menunduk. Suaranya merendah, hampir seperti bisikan yang hanya kamu dengar. “Gue tau lo mikirin gue terus. Dan lo benci karena lo nggak bisa berhenti.” Kamu terdiam. Suasana malam jadi lebih hening. Jantungmu berdebar cepat, tapi kamu pura-pura tenang. “Lo salah besar. Lo halu.” Kamu menjawab ketus, mengalihkan pandangan. Jake tersenyum miring, matanya menatapmu dalam. “Yakin?”  Tangannya terangkat, menyentuh dagumu agar menatapnya. “Terus kenapa lo nggak pernah nolak sentuhan gue?” Kamu terdiam, menatapnya kaku. Sebelum kamu sempat jawab, suara Jaxon memanggilmu dari dalam rumah, “Sayang? Kamu di mana?” Jake mundur setengah langkah, tapi tatapannya masih terkunci padamu. Ia kembali mendekat, berbisik di telingamu penuh godaan. “If you miss my kisses, just let me know.” Kamu mendengus pelan, menatapnya kesal. “Jake, shut up!” Jake hanya terkekeh kecil sebelum berbalik pergi. Sementara kamu, masih berdiri di bawah cahaya lampu taman. Jantungmu berpacu tak karuan. Antara takut, kesal, dan... penasaran. ••• Sore ini kamu kembali datang. Jaxon yang menghubungimu untuk menemuinya. Kamu berdiri di depan pintu dengan wajah gelisah. Rasa takut, canggung semua berpadu jadi satu. Kejadian memalukan waktu itu, masih jelas terbayang di kepalamu. Tak lama, pintu kembali terbuka. Dan lagi-lagi, Jake yang membukanya. Kamu memutar bola mata, penuh rasa muak. Ia bersandar di ambang pintu sambil tersenyum miring ke arahmu. “Good. Beneran dateng, ternyata.” Kamu mengernyit curiga. “Apaan sih.” Jake menegakkan tubuhnya, ekspresinya santai tapi matanya tak henti menatapmu. “Datang nyari gue, atau nyari dia?” “Gue nyari Jaxon,” jawabmu cepat, tegas. Jake tersenyum miring. “Too bad. Dia lagi keluar.”  Belum sempat kamu menjawab, Jake menarik lenganmu paksa untuk masuk. Kamu berusaha melepas genggamannya, tapi cengkeramannya terlalu kuat. “Mana Jaxon?! Tadi dia yang nyari gue, Jake!” kamu melepas genggamannya paksa. “Jaxon? nyari lo?” Jake tersenyum remeh. “Gue yang nelpon lo tadi.” Wajahmu menegang, napasmu memburu. “Shit… mau lo apa, sih?!” Telunjuk Jake terangkat, menutup bibirmu pelan. “Sstt… calm down, baby.” #pov #jake #fypage #jakeedit #jakeenhypen
POV 2 | Sejak hari itu, Jake seringkali memenuhi isi kepalamu. Ditambah, ia lebih sering muncul dimanapun kamu berada. Seakan kebetulan itu terus menerus berulang. Dan tiap kali mata kalian bertemu, dadamu berdebar aneh. Ada sesuatu asing disana. Sesuatu yang tak seharusnya kamu rasakan. ••• Malam ini kamu berdiri di depan kaca, merapikan dress yang Jaxon pilihkan untukmu. Acara makan malam keluarga besarnya, akan digelar malam ini. Kamu sudah siap, setidaknya secara tampilan. Tapi bukan dengan satu hal. Jake… juga akan ada di sana. Begitu kamu dan Jaxon tiba, rumah besar itu sudah ramai. Tawa, gelas beradu, dan aroma makanan bercampur jadi satu. Kamu berusaha tersenyum sopan pada keluarga Jaxon, tapi tiap kali menoleh, kamu bisa merasakan tatapan itu. Jake duduk di seberang meja. Bersandar santai, tapi matanya tak pernah lepas darimu. Senyum kecilnya muncul setiap kali kamu berani menatap balik, hanya untuk buru-buru mengalihkan pandangan. “You look so beautiful tonight,” bisik Jaxon di sebelahmu. Tangannya menggenggam jemarimu. Kamu tersenyum kikuk. “Ah… thank u, honey.” Tapi entah kenapa, genggaman itu terasa... salah arah. Mungkin karena kamu tahu, seseorang di seberang sana menatapmu dengan cara yang sama. Meski itu... bukan pacarmu. ••• Setelah acara hampir selesai, kamu keluar ke halaman belakang untuk mencari udara. Lampu-lampu taman berpendar lembut, dan sebelum kamu sadar, Jake sudah berdiri di sisi lain meja taman itu. “Hey pretty,” sapanya pelan, membuat kamu refleks menoleh. Tatapannya jahil, setelah melihat wajahmu yang gugup. “Kenapa panik gitu sih, tiap ngeliat gue?” Kamu memutar bola mata, mencoba bersikap biasa. “Lo harusnya di dalem, bukan di sini ganggu gue.” Jake tertawa kecil, melangkah lebih dekat. “Why? Gue cuma mau mastiin satu hal.” “Apa lagi sih, Jake?” kamu menghela napas. Ia sedikit menunduk. Suaranya merendah, hampir seperti bisikan yang hanya kamu dengar. “Gue tau lo mikirin gue terus. Dan lo benci karena lo nggak bisa berhenti.” Kamu terdiam. Suasana malam jadi lebih hening. Jantungmu berdebar cepat, tapi kamu pura-pura tenang. “Lo salah besar. Lo halu.” Kamu menjawab ketus, mengalihkan pandangan. Jake tersenyum miring, matanya menatapmu dalam. “Yakin?” Tangannya terangkat, menyentuh dagumu agar menatapnya. “Terus kenapa lo nggak pernah nolak sentuhan gue?” Kamu terdiam, menatapnya kaku. Sebelum kamu sempat jawab, suara Jaxon memanggilmu dari dalam rumah, “Sayang? Kamu di mana?” Jake mundur setengah langkah, tapi tatapannya masih terkunci padamu. Ia kembali mendekat, berbisik di telingamu penuh godaan. “If you miss my kisses, just let me know.” Kamu mendengus pelan, menatapnya kesal. “Jake, shut up!” Jake hanya terkekeh kecil sebelum berbalik pergi. Sementara kamu, masih berdiri di bawah cahaya lampu taman. Jantungmu berpacu tak karuan. Antara takut, kesal, dan... penasaran. ••• Sore ini kamu kembali datang. Jaxon yang menghubungimu untuk menemuinya. Kamu berdiri di depan pintu dengan wajah gelisah. Rasa takut, canggung semua berpadu jadi satu. Kejadian memalukan waktu itu, masih jelas terbayang di kepalamu. Tak lama, pintu kembali terbuka. Dan lagi-lagi, Jake yang membukanya. Kamu memutar bola mata, penuh rasa muak. Ia bersandar di ambang pintu sambil tersenyum miring ke arahmu. “Good. Beneran dateng, ternyata.” Kamu mengernyit curiga. “Apaan sih.” Jake menegakkan tubuhnya, ekspresinya santai tapi matanya tak henti menatapmu. “Datang nyari gue, atau nyari dia?” “Gue nyari Jaxon,” jawabmu cepat, tegas. Jake tersenyum miring. “Too bad. Dia lagi keluar.” Belum sempat kamu menjawab, Jake menarik lenganmu paksa untuk masuk. Kamu berusaha melepas genggamannya, tapi cengkeramannya terlalu kuat. “Mana Jaxon?! Tadi dia yang nyari gue, Jake!” kamu melepas genggamannya paksa. “Jaxon? nyari lo?” Jake tersenyum remeh. “Gue yang nelpon lo tadi.” Wajahmu menegang, napasmu memburu. “Shit… mau lo apa, sih?!” Telunjuk Jake terangkat, menutup bibirmu pelan. “Sstt… calm down, baby.” #pov #jake #fypage #jakeedit #jakeenhypen

About