Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
How To Use
Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
Detail
@hanagaki_01:
Hanagaki
Open In TikTok:
Region: ID
Saturday 27 September 2025 04:41:10 GMT
4086
127
2
6
Music
Download
No Watermark .mp4 (
11.98MB
)
No Watermark(HD) .mp4 (
11.98MB
)
Watermark .mp4 (
12.53MB
)
Music .mp3
Comments
Desiy Armayana 🇲🇨 :
Masyaallah taman tanjung sakti
2025-10-02 00:12:44
0
To see more videos from user @hanagaki_01, please go to the Tikwm homepage.
Other Videos
جّعٌلَ آلَلَهّ عٌقُدٍآ مًتٌيَنِآ لَآ يَخِيَبً دعوة زفاف #دعوات_الكترونيه #دعوة_زواج_الكترونيه #دعوات_زفاف #دعوات_خطوبه #قراية_فاتحة
Tập 1090: Mang giày sandal đi học là quá tuyệt vời #review #giaysandal #sandal #giaydep #backtoschool
Kunci Percaya Diri yang Tidak Pernah Diajarkan di Sekolah Sekolah mengajarkan cara menjawab soal, menghafal definisi, dan menyesuaikan diri dengan aturan. Namun, ada hal mendasar yang jarang disentuh: bagaimana membangun rasa percaya diri. Ironisnya, banyak orang pintar yang runtuh hanya karena tidak punya keberanian berbicara di depan umum, tidak berani mengambil keputusan, atau takut pada penilaian orang lain. Padahal, rasa percaya diri jauh lebih menentukan arah hidup dibanding kemampuan menghafal rumus. Fakta menariknya, dalam buku Presence karya Amy Cuddy, seorang profesor psikologi di Harvard, ditemukan bahwa rasa percaya diri tidak hanya berasal dari pikiran, tetapi juga dari tubuh. Gestur, postur, dan cara seseorang menampilkan dirinya bisa memengaruhi bagaimana otak menilai dirinya sendiri. Artinya, percaya diri bukan hanya urusan mental, tetapi juga fisik. Pertanyaan kritisnya, mengapa hal sepenting ini tidak pernah menjadi mata pelajaran yang wajib di sekolah? 1. Postur tubuh membentuk pikiran Amy Cuddy menunjukkan melalui penelitiannya bahwa tubuh bisa mengubah cara otak bekerja. Orang yang berdiri tegak dengan dada terbuka selama dua menit mengalami peningkatan hormon keberanian (testosteron) dan penurunan hormon stres (kortisol). Artinya, percaya diri bisa dimulai dari tubuh sebelum pikiran. 2. Menguasai kekuatan kehadiran Dalam Presence, Cuddy menegaskan bahwa percaya diri bukan berarti berpura-pura kuat, melainkan hadir penuh dalam momen. Orang yang terjebak pada rasa cemas biasanya sibuk memikirkan penilaian orang lain, sehingga kehilangan fokus pada apa yang sedang terjadi. Contoh mudah bisa dilihat dalam presentasi. Mereka yang terlalu sibuk menghafal kata demi kata seringkali kehilangan kontak mata dan malah terlihat kaku. Sebaliknya, ketika seseorang fokus hadir pada percakapan, ia lebih fleksibel, kata-katanya lebih mengalir, dan pendengar merasakannya. Kehadiran penuh membuat kita terlihat otentik. Orang tidak tertarik pada kesempurnaan, melainkan pada kejujuran energi yang kita pancarkan saat berbicara. 3. Mengelola kegugupan, bukan menghapusnya Sekolah mengajarkan bahwa gugup adalah tanda kelemahan. Padahal, menurut Cuddy, rasa gugup adalah respons alami tubuh saat menghadapi tantangan. Alih-alih melawannya, yang lebih penting adalah mengelola energi itu menjadi dorongan positif. 4. Ritual kecil sebelum tampil Cuddy menekankan pentingnya rutinitas sederhana untuk membangun rasa percaya diri. Sama seperti atlet yang melakukan pemanasan, pembicara atau pekerja juga bisa menciptakan ritual kecil yang memberi sinyal pada otak bahwa mereka siap. 5. Otentisitas sebagai kekuatan utama Salah satu poin paling menarik dalam Presence adalah penekanan pada otentisitas. Percaya diri yang palsu mudah runtuh. Orang yang terlalu berusaha terlihat hebat justru sering dinilai tidak meyakinkamm 6. Koneksi dengan audiens Cuddy juga menunjukkan bahwa rasa percaya diri tumbuh saat kita merasa terhubung dengan orang lain. Ketika berbicara di depan umum, orang sering menganggap audiens sebagai lawan yang menilai. Padahal, audiens sebenarnya adalah rekan yang ingin memahami. Misalnya, dosen yang memandang mahasiswanya sebagai mitra diskusi lebih rileks daripada yang melihat mereka sebagai penguji. Pola pikir ini membuat gaya bicara lebih cair, ekspresi lebih hangat, dan rasa percaya diri meningkat. Koneksi menggeser fokus dari “bagaimana saya terlihat” menjadi “apa yang bisa saya berikan”. Perubahan perspektif ini membuat beban berkurang drastis. 7. Membiasakan diri dengan ketidaknyamanan Tidak ada kepercayaan diri tanpa latihan menghadapi situasi yang tidak nyaman. Cuddy menekankan bahwa keberanian lahir dari terbiasa menghadapi momen sulit. Semakin sering seseorang keluar dari zona nyaman, semakin kuat kepercayaannya pada diri.
my type of man! #affanfaisal #isal
#fyp #viral #christiantiktok #fypシ゚viral #christianity
What made me start… #teamjustus
About
Robot
Legal
Privacy Policy