@thor_review2025: Anh em muốn style ngầu – chất – không lẫn? 😎 Mũ lưỡi trai rách thêu chữ nổi, kaki cao cấp, lên form cực chuẩn. Dễ phối đồ: đi học, đi chơi, đi du lịch đều hợp. Một chiếc mũ = nâng cấp cả outfit 💯 #tiktok #OOTD #MuLuoiTrai #PhongCachNam

Na Bán Đồ
Na Bán Đồ
Open In TikTok:
Region: VN
Sunday 28 September 2025 11:40:28 GMT
16170
350
20
6

Music

Download

Comments

anh.jon2
ANH JON - Viet Kieu ❤️🫶🏻✌🏻 :
yoooo❤️❤
2025-09-29 00:09:46
1
ramal10387
Ramal10 :
wowwwwwwwwwwwwww 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
2025-09-30 17:28:57
1
usercv5i430qmu
Nguyễn Bình Dương :
😁
2025-10-04 16:20:59
1
vn.chui62
Vẹn lưu :
😚😚😚
2025-10-02 10:20:53
1
user6909011445288
chia :
😳😳😳
2025-10-02 02:59:19
1
trnh.cng46
Trịnh Cường :
🥰🥰🥰
2025-10-02 02:05:23
1
xiedagu4811
谢大谷 :
😘
2025-10-01 10:31:23
1
daniel.tran428
Daniel Tran :
🥰🥰🥰
2025-10-01 08:13:29
1
kira_hung_le
Phineas Lê600 :
🥰🥰🥰
2025-09-30 09:43:49
1
hoa21284
Chim 🌾 🐦 cu văn hóa 739 :
🌹🌹🌹
2025-09-29 20:52:19
1
hoa21284
Chim 🌾 🐦 cu văn hóa 739 :
💕💕💕
2025-09-29 20:52:16
1
nguyenduyhung9976
HungNguyen :
🥰🥰🥰
2025-09-29 15:04:33
1
truongkegk
Trường cưa cây :
🤪😜😝
2025-09-29 02:30:22
1
trang.tuong
TRANG TƯỜNG 莊 祥 :
🥰
2025-09-29 01:48:43
1
nguyenduyhung9976
HungNguyen :
🥰🥰🥰
2025-09-28 15:43:47
1
l.bt.vi778
Lã Bất Vi :
😍😍😍
2025-09-28 13:10:47
1
xebagacthanhphong
Thanh Phong :
🥰🥰
2025-09-28 12:52:33
1
buichop
CHÓP :
🥰🥰🥰
2025-09-28 12:35:11
1
tjmax1238
tjmax123 :
🥰
2025-10-08 01:17:05
0
l.bt.vi778
Lã Bất Vi :
😍😍😍
2025-10-02 17:24:02
0
To see more videos from user @thor_review2025, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

CEO & SEKRETARIS 😭😭😭 Ruangan di lantai 27 itu selalu terasa dingin. Entah karena pendinginnya terlalu kuat, atau karena sosok yang duduk di kursi hitam besar di ujung ruangan itu — Lee Jeno, CEO termuda di perusahaan teknologi ternama itu, yang auranya lebih dingin dari udara di sekitarnya. “Masuk,” suaranya berat, rendah, tapi tegas — membuat siapa pun yang mendengarnya otomatis menegakkan badan. Jaemin menelan ludah pelan sebelum membuka pintu. “Anda memanggil saya, Pak Jeno?” Pria itu menatap dari balik layar laptopnya. Tatapan tajam itu menelusuri Jaemin dari kepala sampai kaki sebelum berhenti pada berkas di tangannya. “Temani saya kerja di sini malam ini,” katanya tanpa basa-basi. “Dan rapikan draft laporan divisi marketing. Sekalian cek ulang email investor Jepang.” Jaemin mengangguk. “Baik, Pak.” Ia duduk di sofa seberang meja kerja, laptop terbuka, suara keyboard jadi satu-satunya yang terdengar di antara mereka. Waktu berjalan pelan. Lampu kota di luar jendela tinggi memantul di mata Jeno — tatapan yang kadang berpindah ke arah Jaemin diam-diam. “Jaemin.” “Ya, Pak?” “Kenapa kamu selalu manggil saya ‘Pak’?” Jaemin berhenti mengetik. “Karena Anda atasan saya?” jawabnya ragu. Jeno menatap lama, senyum kecil muncul di sudut bibirnya. “Kalau saya bilang... saya lebih suka kamu panggil nama saya?” Jaemin menelan napas. “Tapi itu tidak profesional, Pak— eh, Jeno-ssi.” Jeno tertawa kecil. “Profesional kadang membosankan.” Entah sejak kapan, tapi Jeno jadi terbiasa memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Bagaimana Jaemin selalu menggulung lengan kemeja sampai siku, atau bagaimana ujung bibirnya melengkung tiap kali bicara pelan. “Jaemin,” panggil Jeno akhirnya. “Ya, Pak?” Jaemin menoleh, mata bulatnya menatap penuh perhatian. Dan tanpa sadar — lidah Jeno bergerak lebih cepat dari pikirannya. “...Kamu cantik sekali kalau fokus kayak gitu.” Suasana langsung hening. Sangat hening. Jaemin membeku, jari-jarinya masih di atas keyboard. “E—eh?” suaranya pelan, nyaris tidak terdengar. “Apa tadi... Anda bilang saya... cantik?” Mata Jeno membulat kecil, ia cepat menunduk, pura-pura sibuk pada berkas di depannya. “Aku maksudnya... tampak profesional,” katanya cepat, mencoba menyamarkan nada gugupnya. “Fokus kamu bagus. Itu... pujian kerja.” Jaemin menunduk, tapi pipinya sudah merah. “Oh, begitu...” bisiknya. [one shoot]#nomin #jeno #jaemin #alternativeuniverse #lewatberanda
CEO & SEKRETARIS 😭😭😭 Ruangan di lantai 27 itu selalu terasa dingin. Entah karena pendinginnya terlalu kuat, atau karena sosok yang duduk di kursi hitam besar di ujung ruangan itu — Lee Jeno, CEO termuda di perusahaan teknologi ternama itu, yang auranya lebih dingin dari udara di sekitarnya. “Masuk,” suaranya berat, rendah, tapi tegas — membuat siapa pun yang mendengarnya otomatis menegakkan badan. Jaemin menelan ludah pelan sebelum membuka pintu. “Anda memanggil saya, Pak Jeno?” Pria itu menatap dari balik layar laptopnya. Tatapan tajam itu menelusuri Jaemin dari kepala sampai kaki sebelum berhenti pada berkas di tangannya. “Temani saya kerja di sini malam ini,” katanya tanpa basa-basi. “Dan rapikan draft laporan divisi marketing. Sekalian cek ulang email investor Jepang.” Jaemin mengangguk. “Baik, Pak.” Ia duduk di sofa seberang meja kerja, laptop terbuka, suara keyboard jadi satu-satunya yang terdengar di antara mereka. Waktu berjalan pelan. Lampu kota di luar jendela tinggi memantul di mata Jeno — tatapan yang kadang berpindah ke arah Jaemin diam-diam. “Jaemin.” “Ya, Pak?” “Kenapa kamu selalu manggil saya ‘Pak’?” Jaemin berhenti mengetik. “Karena Anda atasan saya?” jawabnya ragu. Jeno menatap lama, senyum kecil muncul di sudut bibirnya. “Kalau saya bilang... saya lebih suka kamu panggil nama saya?” Jaemin menelan napas. “Tapi itu tidak profesional, Pak— eh, Jeno-ssi.” Jeno tertawa kecil. “Profesional kadang membosankan.” Entah sejak kapan, tapi Jeno jadi terbiasa memperhatikan hal-hal kecil seperti itu. Bagaimana Jaemin selalu menggulung lengan kemeja sampai siku, atau bagaimana ujung bibirnya melengkung tiap kali bicara pelan. “Jaemin,” panggil Jeno akhirnya. “Ya, Pak?” Jaemin menoleh, mata bulatnya menatap penuh perhatian. Dan tanpa sadar — lidah Jeno bergerak lebih cepat dari pikirannya. “...Kamu cantik sekali kalau fokus kayak gitu.” Suasana langsung hening. Sangat hening. Jaemin membeku, jari-jarinya masih di atas keyboard. “E—eh?” suaranya pelan, nyaris tidak terdengar. “Apa tadi... Anda bilang saya... cantik?” Mata Jeno membulat kecil, ia cepat menunduk, pura-pura sibuk pada berkas di depannya. “Aku maksudnya... tampak profesional,” katanya cepat, mencoba menyamarkan nada gugupnya. “Fokus kamu bagus. Itu... pujian kerja.” Jaemin menunduk, tapi pipinya sudah merah. “Oh, begitu...” bisiknya. [one shoot]#nomin #jeno #jaemin #alternativeuniverse #lewatberanda

About