@nazrill3321:

apihhh
apihhh
Open In TikTok:
Region: ID
Monday 29 September 2025 12:33:47 GMT
266100
55879
18
2818

Music

Download

Comments

243chulo
Toska :
seperti hujan yang jatuh berulang kali,aku akan selalu memperbaiki diri meski sering terjatuh dan tersapu oleh waktu yang terus berjalan,aku percaya setiap luka adalah pengingat untuk bangkit,dan setiap kesalahan adalah guru untuk tumbuh,aku tak ingin berhenti di titik yang sama,sebab hidup adalah perjalanan menuju kebaikan
2025-10-02 04:28:28
27
spider.milyy
SYiF🅰️ :
aku dan hujaan seperti hujan yang terus turun dan membuat seseorang merasaa nyaman dan tenangg disaat hujann turunn maaf ga nyambung😭🙏
2025-10-03 13:00:39
1
adiyansahaja
Adiyansahaja :
fb pih😁
2025-10-01 02:24:51
4
candrarmdnn
𝕮𝖗 :
fb pih
2025-09-30 06:48:05
2
alta20xyz
alta :
@∞
2025-10-02 10:08:16
0
icecreamy8326
🐇 :
🥰
2025-10-03 07:03:29
0
calmtiny
d :
😁
2025-10-03 03:14:56
0
calmtiny
d :
🥰
2025-10-03 03:14:56
0
wforwans
✠ :
🗿
2025-10-02 15:33:56
0
ga4zzaaaa
az :
🥰🥰🥰
2025-10-02 15:17:15
0
c0ll_f1rza
aalysm? :
😁😁😁
2025-10-02 07:22:10
0
zmyrynaa1110
zmiaryna_ :
🥰🥰🥰
2025-09-30 21:46:53
0
gatau_galau_20111111111
hampa🥲 :
@Ig.@sar_______sar
2025-10-02 09:55:55
0
To see more videos from user @nazrill3321, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

lnjutan | POV: Bulan demi bulan berlalu. Kini kamu sudah menjadi seorang mahasiswa semester awal, sedangkan Jungwon mulai sibuk dengan pekerjaannya. Begitu pula dengan hubungan kalian—backstreet yang sudah berjalan sudah setahun tanpa satu pun kecurigaan dari orang tua maupun abangmu. Kalian bermain terlalu bersih. Jungwon tahu betul bagaimana caranya mengontrol diri di depan keluargamu, menjaga perannya sebagai “sahabat abangmu” tanpa celah sedikit pun. Banyak orang percaya bahwa hubungan backstreet jarang bertahan lama—cepat atau lambat biasanya berakhir, seiring perasaan yang pudar. Tapi tidak dengan Jungwon. Anehnya, semakin lama justru cintanya padamu kian dalam. Awalnya kamu berpikir kehidupan sebagai mahasiswa akan terasa berat dan penuh tekanan. Namun kenyataannya berbeda. Kehadiran Jungwon membuat hari-harimu jauh lebih ringan. Semua terasa lebih sederhana ketika ada dia. ——— hari itu, rumahmu sepi dan hanya ada kamu dengan jungwon. kamu sedang sibuk membuat mie instan. Jungwon tiba-tiba datang dari belakang, melingkarkan tangannya di pinggangmu. “kak, jangan ganggu,” kamu protes sambil nyengir. Dia menempelkan dagunya di pundakmu, menghirup aroma parfummu. “biarin. aku lebih suka wangi kamu daripada mie yang kamu bikin.” Wajahmu langsung panas. Kamu mendorong pelan tangannya. “ih, dangdut banget tau ga.” Dia hanya terkekeh, “cuma buat kamu aku bisa gini.” ——— Sore itu hujan turun deras. Listrik sempat berkedip, membuat suasana kian sunyi. Kalian duduk berdua di ayunan taman belakang rumahmu, memperhatikan derasnya hujan. Jungwon menarik tubuhmu ke dalam pelukannya, mengelus lembut lenganmu. “biar anget,” gumamnya. Kamu menoleh cepat. “halah modus kamu kak, pengen peluk-peluk aku aja.” Dia nyengir, menunduk sedikit mendekat. “jangan buka kartu, ah.” Kamu hendak membalas omelannya, tapi dia keburu mencuri kecupan singkat di bibirmu. Degup jantungmu kacau. “kak! nyosor mulu,” katamu refleks. Jungwon hanya menatapmu sambil nyengir jahil. ——— Semua berjalan baik-baik saja sampai hari itu datang. Ayahmu menjodohkanmu dengan anak rekan bisnisnya. Kamu memilih diam, belum berani memberitahu Jungwon. Namun kabar itu lebih dulu sampai ke telinganya melalui abangmu, Jay. Malam itu, rumah sepi. Orang tuamu pergi menghadiri acara bisnis, sementara abangmu lembur di kantor. Saat ketukan pintu terdengar, kamu mengira itu ayah dan ibumu. Nyatanya bukan—itu dia, Jungwon. Begitu pintu terbuka, dia langsung mendorong tubuhmu hingga tersandar ke dinding. Matanya merah, penuh amarah, menatapmu dalam. “lo dijodohin?” suaranya memecah keheningan. “i-iya.. tapi aku ga setuju. aku bakal nolak, kak,” suaramu bergetar. “y/n, kata abang lo ini udah paten. gak bisa diubah.” Tatapannya sesaat melunak, sebelum kembali liar. “gimanapun caranya, lo tetap punya gue. gak ada yang bisa ngejauhin lo dari gue.” Ada rasa takut dalam dirimu, tapi juga ada kepercayaan yang tak bisa kamu jelaskan. Dan saat itu, Jungwon melakukan sesuatu yang gila—terlalu gila untuk bisa kamu hentikan. ——— Beberapa bulan setelah kejadian itu, kamu sempat mendiamkannya. Rasa marah, kecewa, dan bingung bercampur jadi satu. Namun semua pecah ketika kamu mendapati dua garis merah di testpack. Kamu gemetar saat menemui Jungwon. “kak.. aku positif hamil,” ucapmu, menunjukkan testpack di tangan. Alih-alih panik, Jungwon justru tersenyum puas. “bagus. aku udah nunggu ini dari lama.” “kak? kamu bakal tanggung jawab, kan?” tanyamu ragu. Dia mengusap rambutmu lembut. “hey, chill, sayang. aku nggak mungkin pergi dari kamu. aku yang bakal ngomong ke orang tua sama abang kamu.” dia lalu menarikmu ke dalam pelukan, dengan sudut bibir terangkat penuh kepuasan. ——— Hari itu akhirnya tiba. Kamu dan Jungwon mengakui semuanya. Ledakan emosi tak terhindarkan—orang tuamu marah besar, sementara abangmu yang merasa dikhianati bahkan memukuli Jungwon. Bagaimana mungkin sahabat yang dia anggap seperti saudara sendiri tega menghamili adiknya? #pov #jungwon #enhypen #fyp #foryou  limit lnjt di komen. pi weekend ditmenin jungwon 🚩🚩
lnjutan | POV: Bulan demi bulan berlalu. Kini kamu sudah menjadi seorang mahasiswa semester awal, sedangkan Jungwon mulai sibuk dengan pekerjaannya. Begitu pula dengan hubungan kalian—backstreet yang sudah berjalan sudah setahun tanpa satu pun kecurigaan dari orang tua maupun abangmu. Kalian bermain terlalu bersih. Jungwon tahu betul bagaimana caranya mengontrol diri di depan keluargamu, menjaga perannya sebagai “sahabat abangmu” tanpa celah sedikit pun. Banyak orang percaya bahwa hubungan backstreet jarang bertahan lama—cepat atau lambat biasanya berakhir, seiring perasaan yang pudar. Tapi tidak dengan Jungwon. Anehnya, semakin lama justru cintanya padamu kian dalam. Awalnya kamu berpikir kehidupan sebagai mahasiswa akan terasa berat dan penuh tekanan. Namun kenyataannya berbeda. Kehadiran Jungwon membuat hari-harimu jauh lebih ringan. Semua terasa lebih sederhana ketika ada dia. ——— hari itu, rumahmu sepi dan hanya ada kamu dengan jungwon. kamu sedang sibuk membuat mie instan. Jungwon tiba-tiba datang dari belakang, melingkarkan tangannya di pinggangmu. “kak, jangan ganggu,” kamu protes sambil nyengir. Dia menempelkan dagunya di pundakmu, menghirup aroma parfummu. “biarin. aku lebih suka wangi kamu daripada mie yang kamu bikin.” Wajahmu langsung panas. Kamu mendorong pelan tangannya. “ih, dangdut banget tau ga.” Dia hanya terkekeh, “cuma buat kamu aku bisa gini.” ——— Sore itu hujan turun deras. Listrik sempat berkedip, membuat suasana kian sunyi. Kalian duduk berdua di ayunan taman belakang rumahmu, memperhatikan derasnya hujan. Jungwon menarik tubuhmu ke dalam pelukannya, mengelus lembut lenganmu. “biar anget,” gumamnya. Kamu menoleh cepat. “halah modus kamu kak, pengen peluk-peluk aku aja.” Dia nyengir, menunduk sedikit mendekat. “jangan buka kartu, ah.” Kamu hendak membalas omelannya, tapi dia keburu mencuri kecupan singkat di bibirmu. Degup jantungmu kacau. “kak! nyosor mulu,” katamu refleks. Jungwon hanya menatapmu sambil nyengir jahil. ——— Semua berjalan baik-baik saja sampai hari itu datang. Ayahmu menjodohkanmu dengan anak rekan bisnisnya. Kamu memilih diam, belum berani memberitahu Jungwon. Namun kabar itu lebih dulu sampai ke telinganya melalui abangmu, Jay. Malam itu, rumah sepi. Orang tuamu pergi menghadiri acara bisnis, sementara abangmu lembur di kantor. Saat ketukan pintu terdengar, kamu mengira itu ayah dan ibumu. Nyatanya bukan—itu dia, Jungwon. Begitu pintu terbuka, dia langsung mendorong tubuhmu hingga tersandar ke dinding. Matanya merah, penuh amarah, menatapmu dalam. “lo dijodohin?” suaranya memecah keheningan. “i-iya.. tapi aku ga setuju. aku bakal nolak, kak,” suaramu bergetar. “y/n, kata abang lo ini udah paten. gak bisa diubah.” Tatapannya sesaat melunak, sebelum kembali liar. “gimanapun caranya, lo tetap punya gue. gak ada yang bisa ngejauhin lo dari gue.” Ada rasa takut dalam dirimu, tapi juga ada kepercayaan yang tak bisa kamu jelaskan. Dan saat itu, Jungwon melakukan sesuatu yang gila—terlalu gila untuk bisa kamu hentikan. ——— Beberapa bulan setelah kejadian itu, kamu sempat mendiamkannya. Rasa marah, kecewa, dan bingung bercampur jadi satu. Namun semua pecah ketika kamu mendapati dua garis merah di testpack. Kamu gemetar saat menemui Jungwon. “kak.. aku positif hamil,” ucapmu, menunjukkan testpack di tangan. Alih-alih panik, Jungwon justru tersenyum puas. “bagus. aku udah nunggu ini dari lama.” “kak? kamu bakal tanggung jawab, kan?” tanyamu ragu. Dia mengusap rambutmu lembut. “hey, chill, sayang. aku nggak mungkin pergi dari kamu. aku yang bakal ngomong ke orang tua sama abang kamu.” dia lalu menarikmu ke dalam pelukan, dengan sudut bibir terangkat penuh kepuasan. ——— Hari itu akhirnya tiba. Kamu dan Jungwon mengakui semuanya. Ledakan emosi tak terhindarkan—orang tuamu marah besar, sementara abangmu yang merasa dikhianati bahkan memukuli Jungwon. Bagaimana mungkin sahabat yang dia anggap seperti saudara sendiri tega menghamili adiknya? #pov #jungwon #enhypen #fyp #foryou limit lnjt di komen. pi weekend ditmenin jungwon 🚩🚩

About