@mohammedsahrin: 🥰மற்றவர்களின் குறையை நாம் மறைத்தால் நம்முடைய குறையை அல்லாஹ் மறைப்பான்🥰🥰🥰#Allah#nabimuhammad_saw🕋🕋 🥰

Shan Kutty🇰🇼
Shan Kutty🇰🇼
Open In TikTok:
Region: LK
Tuesday 30 September 2025 08:20:34 GMT
170
22
2
1

Music

Download

Comments

aneesrifna1
Anees Rifna 🇱🇰🤝🇸🇦 :
🤲🤲🤲
2025-10-09 09:05:20
1
ifa.amrin08
❣️ifa amrin❣️ :
😳😳😳
2025-09-30 09:21:57
0
To see more videos from user @mohammedsahrin, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV: Antara Kamu, Dia, dan Waktu. (Part 4) Waktu berjalan seperti angin yang tak bisa ditangkap. Sudah hampir sebulan sejak Jake keluar dari rumah sakit. Tubuhnya mulai kuat, senyumnya perlahan kembali, dan rumah yang dulu sepi kini terasa hangat. Y/N duduk di balkon bersama secangkir teh hangat di tangannya. Angin malam berhembus pelan, menggoyangkan ujung rambutnya. Suara langkah pelan terdengar dari belakang, lalu sepasang tangan melingkar lembut di pinggangnya. “Masih suka duduk di sini malam-malam, hm?” suara Jake terdengar serak tapi hangat. Y/N menoleh, menatap wajah itu — wajah yang dulu pucat, kini mulai kembali berwarna. Jake tersenyum kecil, lalu mengecup lembut keningnya. “Kamu tahu… aku bersyukur masih bisa melihatmu begini.” Y/N menunduk, senyumnya kecil tapi matanya mulai berkaca. “Aku juga bersyukur kamu masih di sini, Jake.” Jake menariknya ke dalam pelukan — pelukan yang hangat, erat, dan penuh makna. Tidak ada kata yang perlu diucapkan lagi. Karena di pelukan itu, keduanya tahu, mereka telah saling memilih. Namun sebelum kebahagiaan itu benar-benar utuh, satu hal masih harus diselesaikan. Lee Heeseung. --- Hari itu, Y/N memutuskan untuk menemuinya. Kafe kecil yang dulu sering mereka datangi masih sama — aroma kopi, suara musik lembut, dan kenangan yang menggantung di setiap sudutnya. Heeseung sudah duduk di sana, seperti biasa, dengan ekspresi tenang namun mata yang menyimpan ribuan kata tak terucap. Y/N duduk di hadapannya. Hening sejenak. “Heeseung…” suara Y/N bergetar pelan, “aku datang untuk… mengucapkan terima kasih.” Heeseung menatapnya lembut. “Terima kasih untuk apa?” “Untuk pernah membuatku bahagia. Untuk mencintaiku, meski akhirnya aku harus memilih orang lain.” Keheningan itu berat. Tapi tak ada kemarahan. Tak ada air mata. Hanya keikhlasan yang akhirnya muncul di antara dua hati yang dulu saling mencintai. Heeseung menunduk, lalu tersenyum kecil. “Aku sudah tahu, Y/N. Bahkan sebelum kamu bicara, aku tahu kamu akan memilih Jake.” Y/N menatapnya, matanya mulai basah. “Maaf…” Heeseung menggeleng. “Jangan minta maaf. Aku bahagia jika kamu bahagia.” Ia berdiri, lalu berjalan pelan ke arah Y/N, menyentuh pundaknya lembut. “Hei,” katanya dengan suara pelan, “kalau suatu hari kamu lihat aku menikah, datanglah. Aku ingin kamu tahu, aku juga bisa bahagia.” Y/N menatapnya lama, lalu dengan lirih berkata, “Terima kasih untuk semuanya, Heeseung.” Heeseung tersenyum kecil, lalu perlahan menarik Y/N ke dalam pelukan terakhir, pelukan yang tak lagi menyimpan rasa memiliki, tapi penuh rasa terima kasih dan perpisahan yang damai. “Selamat tinggal, Y/N,” bisiknya lembut di telinganya. Y/N memejamkan mata, menahan isak kecil. “Selamat tinggal, Heeseung.” Ketika mereka melepaskan pelukan itu, tidak ada lagi beban di hati — hanya kedamaian. Dan kali ini, keduanya benar-benar bisa melangkah ke arah hidup yang baru. --- Beberapa bulan kemudian, kabar itu datang. Lee Heeseung menikah dengan perempuan bernama Lea🤭 — perempuan berparas lembut, yang mampu membuatnya tertawa lagi setelah luka panjang yang ia pendam. Y/N melihat fotonya di layar ponsel, lalu tersenyum tulus karena lega. “Selamat ya, Heeseung,” bisiknya pelan, sambil menggenggam tangan Jake di sampingnya. Jake menatapnya, lalu mengecup pipinya lembut. “Kamu sudah lega sekarang?” Y/N mengangguk kecil. “Iya. Sekarang aku benar-benar di rumah.” Jake tersenyum, lalu menariknya ke dalam pelukan hangat lagi. Mereka berdiri di bawah sinar senja yang lembut, membiarkan waktu berjalan tanpa rasa takut. --- Dua bulan kemudian. Y/N sedang berada di kamar mandi ketika matanya terpaku pada benda kecil di tangannya — menampakkan dua garis merah muda. Ia menatapnya lama, napasnya tercekat. Lalu perlahan, air mata haru mulai mengalir di pipinya. “Jake…” panggilnya pelan, suaranya bergetar. Jake datang dengan wajah panik. “Kenapa, sayang? Kamu kenapa?” (lanjut dikomen) ⚠JUST POV⚠ #POV #JAKE #HEESEUNG
POV: Antara Kamu, Dia, dan Waktu. (Part 4) Waktu berjalan seperti angin yang tak bisa ditangkap. Sudah hampir sebulan sejak Jake keluar dari rumah sakit. Tubuhnya mulai kuat, senyumnya perlahan kembali, dan rumah yang dulu sepi kini terasa hangat. Y/N duduk di balkon bersama secangkir teh hangat di tangannya. Angin malam berhembus pelan, menggoyangkan ujung rambutnya. Suara langkah pelan terdengar dari belakang, lalu sepasang tangan melingkar lembut di pinggangnya. “Masih suka duduk di sini malam-malam, hm?” suara Jake terdengar serak tapi hangat. Y/N menoleh, menatap wajah itu — wajah yang dulu pucat, kini mulai kembali berwarna. Jake tersenyum kecil, lalu mengecup lembut keningnya. “Kamu tahu… aku bersyukur masih bisa melihatmu begini.” Y/N menunduk, senyumnya kecil tapi matanya mulai berkaca. “Aku juga bersyukur kamu masih di sini, Jake.” Jake menariknya ke dalam pelukan — pelukan yang hangat, erat, dan penuh makna. Tidak ada kata yang perlu diucapkan lagi. Karena di pelukan itu, keduanya tahu, mereka telah saling memilih. Namun sebelum kebahagiaan itu benar-benar utuh, satu hal masih harus diselesaikan. Lee Heeseung. --- Hari itu, Y/N memutuskan untuk menemuinya. Kafe kecil yang dulu sering mereka datangi masih sama — aroma kopi, suara musik lembut, dan kenangan yang menggantung di setiap sudutnya. Heeseung sudah duduk di sana, seperti biasa, dengan ekspresi tenang namun mata yang menyimpan ribuan kata tak terucap. Y/N duduk di hadapannya. Hening sejenak. “Heeseung…” suara Y/N bergetar pelan, “aku datang untuk… mengucapkan terima kasih.” Heeseung menatapnya lembut. “Terima kasih untuk apa?” “Untuk pernah membuatku bahagia. Untuk mencintaiku, meski akhirnya aku harus memilih orang lain.” Keheningan itu berat. Tapi tak ada kemarahan. Tak ada air mata. Hanya keikhlasan yang akhirnya muncul di antara dua hati yang dulu saling mencintai. Heeseung menunduk, lalu tersenyum kecil. “Aku sudah tahu, Y/N. Bahkan sebelum kamu bicara, aku tahu kamu akan memilih Jake.” Y/N menatapnya, matanya mulai basah. “Maaf…” Heeseung menggeleng. “Jangan minta maaf. Aku bahagia jika kamu bahagia.” Ia berdiri, lalu berjalan pelan ke arah Y/N, menyentuh pundaknya lembut. “Hei,” katanya dengan suara pelan, “kalau suatu hari kamu lihat aku menikah, datanglah. Aku ingin kamu tahu, aku juga bisa bahagia.” Y/N menatapnya lama, lalu dengan lirih berkata, “Terima kasih untuk semuanya, Heeseung.” Heeseung tersenyum kecil, lalu perlahan menarik Y/N ke dalam pelukan terakhir, pelukan yang tak lagi menyimpan rasa memiliki, tapi penuh rasa terima kasih dan perpisahan yang damai. “Selamat tinggal, Y/N,” bisiknya lembut di telinganya. Y/N memejamkan mata, menahan isak kecil. “Selamat tinggal, Heeseung.” Ketika mereka melepaskan pelukan itu, tidak ada lagi beban di hati — hanya kedamaian. Dan kali ini, keduanya benar-benar bisa melangkah ke arah hidup yang baru. --- Beberapa bulan kemudian, kabar itu datang. Lee Heeseung menikah dengan perempuan bernama Lea🤭 — perempuan berparas lembut, yang mampu membuatnya tertawa lagi setelah luka panjang yang ia pendam. Y/N melihat fotonya di layar ponsel, lalu tersenyum tulus karena lega. “Selamat ya, Heeseung,” bisiknya pelan, sambil menggenggam tangan Jake di sampingnya. Jake menatapnya, lalu mengecup pipinya lembut. “Kamu sudah lega sekarang?” Y/N mengangguk kecil. “Iya. Sekarang aku benar-benar di rumah.” Jake tersenyum, lalu menariknya ke dalam pelukan hangat lagi. Mereka berdiri di bawah sinar senja yang lembut, membiarkan waktu berjalan tanpa rasa takut. --- Dua bulan kemudian. Y/N sedang berada di kamar mandi ketika matanya terpaku pada benda kecil di tangannya — menampakkan dua garis merah muda. Ia menatapnya lama, napasnya tercekat. Lalu perlahan, air mata haru mulai mengalir di pipinya. “Jake…” panggilnya pelan, suaranya bergetar. Jake datang dengan wajah panik. “Kenapa, sayang? Kamu kenapa?” (lanjut dikomen) ⚠JUST POV⚠ #POV #JAKE #HEESEUNG

About