@ptpanhhc34k: ชอบหาปลาต้องตุนเลยดักได้ทั้งปี#ลอบ #ลอบดักปลา #ลอบพับได้ #ที่ดักปลา #นักตกปลา

ปีเตอร์พิกัดของถูก
ปีเตอร์พิกัดของถูก
Open In TikTok:
Region: TH
Wednesday 01 October 2025 02:07:56 GMT
54
5
0
0

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @ptpanhhc34k, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Setiap orang dikaruniai waktu yang sama: 24 jam dalam sehari. Namun, hasil hidup kita bisa sangat berbeda. Ada orang yang di waktu yang sama bisa membangun bisnis, menjaga kesehatan, dan memperbaiki diri. Tapi ada juga yang 24 jamnya habis untuk hal-hal yang tidak membawa perubahan apa pun. Ironinya, mereka sering mengeluh bahwa waktu terlalu cepat berlalu, padahal bukan waktu yang kurang—cara memakainya yang salah. Waktu adalah aset paling berharga, tetapi juga yang paling mudah diabaikan. Banyak orang tidak sadar bahwa cara mereka menghabiskan jam-jam kecil setiap hari sebenarnya sedang membentuk masa depan mereka. Kalau kamu merasa terus sibuk tapi tidak maju, bisa jadi kamu bukan kekurangan waktu, melainkan membuangnya tanpa arah. Berikut lima kebiasaan yang membuat 24 jammu terasa tidak pernah cukup. 1. Terlalu Banyak Scrolling dan Konsumsi Konten Tanpa Tujuan Satu jam di media sosial mungkin terasa sebentar, tapi kalau dijumlahkan, bisa mencuri separuh harimu. Tanpa sadar, kamu jadi penonton kehidupan orang lain, bukan pemeran utama di hidupmu sendiri. Kamu sibuk membandingkan pencapaian, gaya hidup, atau kebahagiaan orang lain, padahal waktu yang sama bisa kamu pakai untuk membangun sesuatu. Cobalah ubah kebiasaan konsumtif itu jadi produktif. Pilih konten yang bisa menambah wawasan atau memberi inspirasi nyata, bukan sekadar hiburan kosong. Ingat, bukan berarti kamu tidak boleh bersantai, tapi kamu perlu sadar kapan waktu istirahat dan kapan waktu berkarya. Orang sukses pun tetap menikmati hiburan, tapi mereka tidak dikendalikan olehnya. 2. Terjebak dalam Sibuk yang Tidak Produktif Banyak orang merasa sudah bekerja keras setiap hari, tapi tetap tidak ada hasil nyata. Mereka sibuk, tapi bukan dengan hal yang penting—melainkan hal yang mendesak, kecil, dan tidak berdampak besar. Akibatnya, energi habis untuk urusan remeh, sementara hal besar yang bisa membawa perubahan justru tertunda. Mulailah membedakan antara kesibukan dan produktifitas. Produktif berarti kamu tahu prioritas. Buat daftar apa yang benar-benar penting dan kerjakan yang paling berdampak lebih dulu. Jangan biarkan dirimu jadi budak rutinitas tanpa arah. Ingat, tidak semua yang sibuk itu maju, tapi semua yang maju pasti tahu apa yang sedang dia kejar. 3. Menunda-Nunda dengan Alasan “Nanti Saja” Penundaan adalah pencuri waktu paling halus. Awalnya cuma lima menit menunda, tapi berujung berjam-jam tanpa hasil. Setiap kali kamu bilang “nanti,” kamu sebenarnya sedang menunda kesuksesanmu sendiri. Waktu tidak menunggumu siap, dan peluang tidak datang dua kali. Kalau kamu ingin mengubah hidup, ubah dulu kebiasaan menunda. Mulai dari langkah kecil, sekarang juga. Tidak perlu menunggu motivasi datang, karena motivasi justru lahir dari tindakan. Sekecil apa pun langkah hari ini, tetap lebih baik daripada diam menunggu waktu yang sempurna—karena waktu sempurna itu tidak pernah ada. 4. Tidak Punya Jadwal dan Disiplin Harian yang Jelas Banyak orang mengira mereka bisa “mengalir saja,” padahal tanpa arah dan struktur, hidup mudah terbawa arus kesibukan yang tidak produktif. Tidak punya jadwal berarti kamu membiarkan hal-hal tidak penting mengambil alih waktumu. Padahal, kedisiplinan adalah pondasi keberhasilan. Coba buat rutinitas harian yang realistis dan sesuai dengan tujuan hidupmu. Bangun jam yang sama setiap hari, alokasikan waktu untuk belajar, bekerja, istirahat, dan refleksi. Kunci bukan di seberapa padat jadwalmu, tapi seberapa konsisten kamu menjalaninya. Waktu akan bekerja untukmu kalau kamu mau mengendalikannya, bukan dibiarkan mengalir tanpa arah. ⸻ Kamu tidak akan pernah bisa menambah jumlah jam dalam sehari, tapi kamu bisa mengubah cara memakainya. Hidup bukan soal seberapa banyak waktu yang kamu punya, melainkan seberapa bijak kamu menggunakannya. Jangan biarkan waktu habis untuk hal yang tidak membawa nilai.
Setiap orang dikaruniai waktu yang sama: 24 jam dalam sehari. Namun, hasil hidup kita bisa sangat berbeda. Ada orang yang di waktu yang sama bisa membangun bisnis, menjaga kesehatan, dan memperbaiki diri. Tapi ada juga yang 24 jamnya habis untuk hal-hal yang tidak membawa perubahan apa pun. Ironinya, mereka sering mengeluh bahwa waktu terlalu cepat berlalu, padahal bukan waktu yang kurang—cara memakainya yang salah. Waktu adalah aset paling berharga, tetapi juga yang paling mudah diabaikan. Banyak orang tidak sadar bahwa cara mereka menghabiskan jam-jam kecil setiap hari sebenarnya sedang membentuk masa depan mereka. Kalau kamu merasa terus sibuk tapi tidak maju, bisa jadi kamu bukan kekurangan waktu, melainkan membuangnya tanpa arah. Berikut lima kebiasaan yang membuat 24 jammu terasa tidak pernah cukup. 1. Terlalu Banyak Scrolling dan Konsumsi Konten Tanpa Tujuan Satu jam di media sosial mungkin terasa sebentar, tapi kalau dijumlahkan, bisa mencuri separuh harimu. Tanpa sadar, kamu jadi penonton kehidupan orang lain, bukan pemeran utama di hidupmu sendiri. Kamu sibuk membandingkan pencapaian, gaya hidup, atau kebahagiaan orang lain, padahal waktu yang sama bisa kamu pakai untuk membangun sesuatu. Cobalah ubah kebiasaan konsumtif itu jadi produktif. Pilih konten yang bisa menambah wawasan atau memberi inspirasi nyata, bukan sekadar hiburan kosong. Ingat, bukan berarti kamu tidak boleh bersantai, tapi kamu perlu sadar kapan waktu istirahat dan kapan waktu berkarya. Orang sukses pun tetap menikmati hiburan, tapi mereka tidak dikendalikan olehnya. 2. Terjebak dalam Sibuk yang Tidak Produktif Banyak orang merasa sudah bekerja keras setiap hari, tapi tetap tidak ada hasil nyata. Mereka sibuk, tapi bukan dengan hal yang penting—melainkan hal yang mendesak, kecil, dan tidak berdampak besar. Akibatnya, energi habis untuk urusan remeh, sementara hal besar yang bisa membawa perubahan justru tertunda. Mulailah membedakan antara kesibukan dan produktifitas. Produktif berarti kamu tahu prioritas. Buat daftar apa yang benar-benar penting dan kerjakan yang paling berdampak lebih dulu. Jangan biarkan dirimu jadi budak rutinitas tanpa arah. Ingat, tidak semua yang sibuk itu maju, tapi semua yang maju pasti tahu apa yang sedang dia kejar. 3. Menunda-Nunda dengan Alasan “Nanti Saja” Penundaan adalah pencuri waktu paling halus. Awalnya cuma lima menit menunda, tapi berujung berjam-jam tanpa hasil. Setiap kali kamu bilang “nanti,” kamu sebenarnya sedang menunda kesuksesanmu sendiri. Waktu tidak menunggumu siap, dan peluang tidak datang dua kali. Kalau kamu ingin mengubah hidup, ubah dulu kebiasaan menunda. Mulai dari langkah kecil, sekarang juga. Tidak perlu menunggu motivasi datang, karena motivasi justru lahir dari tindakan. Sekecil apa pun langkah hari ini, tetap lebih baik daripada diam menunggu waktu yang sempurna—karena waktu sempurna itu tidak pernah ada. 4. Tidak Punya Jadwal dan Disiplin Harian yang Jelas Banyak orang mengira mereka bisa “mengalir saja,” padahal tanpa arah dan struktur, hidup mudah terbawa arus kesibukan yang tidak produktif. Tidak punya jadwal berarti kamu membiarkan hal-hal tidak penting mengambil alih waktumu. Padahal, kedisiplinan adalah pondasi keberhasilan. Coba buat rutinitas harian yang realistis dan sesuai dengan tujuan hidupmu. Bangun jam yang sama setiap hari, alokasikan waktu untuk belajar, bekerja, istirahat, dan refleksi. Kunci bukan di seberapa padat jadwalmu, tapi seberapa konsisten kamu menjalaninya. Waktu akan bekerja untukmu kalau kamu mau mengendalikannya, bukan dibiarkan mengalir tanpa arah. ⸻ Kamu tidak akan pernah bisa menambah jumlah jam dalam sehari, tapi kamu bisa mengubah cara memakainya. Hidup bukan soal seberapa banyak waktu yang kamu punya, melainkan seberapa bijak kamu menggunakannya. Jangan biarkan waktu habis untuk hal yang tidak membawa nilai.

About