@bin.010805: 🤡🤡🤡#bin05🌻🦁 #xuhuong #nhanvatchinh #giaitritiktok #viral

BIN🌻🦁
BIN🌻🦁
Open In TikTok:
Region: VN
Thursday 02 October 2025 05:44:47 GMT
2289
449
6
17

Music

Download

Comments

truongkiet203
Anh Kiệt 🔝 :
Ủa ủa a là người quay ha là người đc quay
2025-10-02 17:14:33
1
corbie99
Cáooo 🦊 :
🥺
2025-10-02 19:27:27
1
lrsoup
🎀 :
🤞🏻
2025-10-02 15:49:44
1
nct_221205
HASHIRAMA :
🫶
2025-10-02 05:51:52
1
To see more videos from user @bin.010805, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Ruang sidang itu mendadak hening ketika putusan dibacakan. Kompol Cosmas berdiri tegak, namun tubuhnya bergetar menahan guncangan batin. Ia menengadah sejenak, menarik napas panjang, lalu menunduk. Matanya yang berkaca-kaca tak lagi mampu membendung air mata. Saat butiran itu jatuh, tangannya terangkat membuat tanda salib, seolah mencari kekuatan dari Sang Pencipta sebelum akhirnya ia berbicara. “Yang mulia, ketua sidang kode etik,” suaranya parau, terputus oleh isak yang ditahannya. “Sesungguhnya saya hanya melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sesuai perintah institusi dan komandan.” Tangannya menggenggam mikrofon erat-erat, seolah di sanalah ia menyalurkan seluruh kegundahannya. “Secara totalitas, untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum, juga keselamatan seluruh anggota yang saya wakili, dengan risiko yang begitu besar,” lanjutnya, kali ini sambil menangis. Ia menegaskan, tidak pernah ada niat dalam dirinya untuk mencelakai siapa pun. “Dengan kejadian atau peristiwa ini, bukanlah niat saya. Demi Tuhan, sungguh bukan niat untuk membuat orang celaka… tapi sebaliknya,” ucapnya lirih, hingga membuat suasana ruang sidang kian berat. Cosmas berhenti sejenak, lalu mengangkat wajahnya yang penuh air mata. “Saya juga mau menyampaikan duka cita yang mendalam kepada korban Affan Kurniawan serta keluarga besar. Sungguh-sungguh di luar dugaan,” katanya, suaranya pecah kembali. Ia mengaku baru mengetahui kabar duka itu ketika video viral beredar, sesuatu yang membuat hatinya runtuh seketika. Tak mampu menahan sesaknya dada, ia kembali menangis. “Saya juga mohon maaf kepada pimpinan Polri, kepada rekan-rekan Polri yang sedang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban umum. Jika memang tindakan saya membuat rekan-rekan atau pimpinan harus menanggung pekerjaan lebih berat, mengorbankan waktu dan tenaga… saya sungguh menyesal.” Tangisnya kembali pecah. Suara lelaki yang biasanya tegas itu kini berubah rapuh, seperti sebuah hati yang runtuh di hadapan publik. Ruang sidang menjadi saksi bisu, bagaimana seorang perwira yang selama ini dikenal gagah harus menelan kenyataan pahit, sambil tetap mencoba berdiri dengan sisa-sisa ketegaran. #KompolCosmas
Ruang sidang itu mendadak hening ketika putusan dibacakan. Kompol Cosmas berdiri tegak, namun tubuhnya bergetar menahan guncangan batin. Ia menengadah sejenak, menarik napas panjang, lalu menunduk. Matanya yang berkaca-kaca tak lagi mampu membendung air mata. Saat butiran itu jatuh, tangannya terangkat membuat tanda salib, seolah mencari kekuatan dari Sang Pencipta sebelum akhirnya ia berbicara. “Yang mulia, ketua sidang kode etik,” suaranya parau, terputus oleh isak yang ditahannya. “Sesungguhnya saya hanya melaksanakan tugas dan tanggung jawab, sesuai perintah institusi dan komandan.” Tangannya menggenggam mikrofon erat-erat, seolah di sanalah ia menyalurkan seluruh kegundahannya. “Secara totalitas, untuk menjaga keamanan dan ketertiban umum, juga keselamatan seluruh anggota yang saya wakili, dengan risiko yang begitu besar,” lanjutnya, kali ini sambil menangis. Ia menegaskan, tidak pernah ada niat dalam dirinya untuk mencelakai siapa pun. “Dengan kejadian atau peristiwa ini, bukanlah niat saya. Demi Tuhan, sungguh bukan niat untuk membuat orang celaka… tapi sebaliknya,” ucapnya lirih, hingga membuat suasana ruang sidang kian berat. Cosmas berhenti sejenak, lalu mengangkat wajahnya yang penuh air mata. “Saya juga mau menyampaikan duka cita yang mendalam kepada korban Affan Kurniawan serta keluarga besar. Sungguh-sungguh di luar dugaan,” katanya, suaranya pecah kembali. Ia mengaku baru mengetahui kabar duka itu ketika video viral beredar, sesuatu yang membuat hatinya runtuh seketika. Tak mampu menahan sesaknya dada, ia kembali menangis. “Saya juga mohon maaf kepada pimpinan Polri, kepada rekan-rekan Polri yang sedang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban umum. Jika memang tindakan saya membuat rekan-rekan atau pimpinan harus menanggung pekerjaan lebih berat, mengorbankan waktu dan tenaga… saya sungguh menyesal.” Tangisnya kembali pecah. Suara lelaki yang biasanya tegas itu kini berubah rapuh, seperti sebuah hati yang runtuh di hadapan publik. Ruang sidang menjadi saksi bisu, bagaimana seorang perwira yang selama ini dikenal gagah harus menelan kenyataan pahit, sambil tetap mencoba berdiri dengan sisa-sisa ketegaran. #KompolCosmas

About