@korankaltara: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan peralihan musim ke pancaroba. Perubahan cuaca yang tidak menentu—siang terik, sore hujan deras, hingga malam berangin kencang—berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. Kondisi ini membuat daya tahan tubuh menurun dan meningkatkan risiko penyakit, terutama Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), flu, serta radang tenggorokan. Kementerian Kesehatan RI mencatat, musim pancaroba menjadi periode dengan kasus ISPA dan gangguan tenggorokan tertinggi sepanjang tahun. Perubahan suhu dan kelembapan yang drastis membuat virus maupun bakteri lebih mudah berkembang, sehingga penyakit pernapasan melonjak signifikan. Salah satu penyakit yang paling banyak dikeluhkan masyarakat adalah radang tenggorokan. Gejala awal berupa gatal, serak, dan nyeri saat menelan sering berkembang menjadi infeksi lebih serius. Penyakit ini kini masuk dalam lima besar gangguan kesehatan utama saat pancaroba, di samping flu dan batuk. Pekerja yang sering beraktivitas di luar ruangan termasuk kelompok paling rentan. Banyak di antaranya melaporkan keluhan tenggorokan kering, sakit saat menelan, hingga kehilangan suara sementara. Kondisi ini bukan hanya mengganggu kesehatan, tetapi juga menurunkan produktivitas kerja. Untuk mengurangi risiko, pakar kesehatan menyarankan sejumlah langkah sederhana. Di antaranya dengan memperbanyak minum air hangat, tidur cukup, rutin berolahraga, serta mengonsumsi madu dan lemon yang dapat menenangkan tenggorokan. Dukungan tambahan juga bisa diperoleh melalui konsumsi senyawa aktif tertentu yang membantu melawan kuman penyebab radang. Masyarakat diimbau lebih waspada menghadapi pancaroba tahun ini dengan menjaga pola hidup sehat, mengurangi paparan polusi, dan segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami gejala berkepanjangan.

korankaltara

Open In TikTok:

Region: ID

Saturday 04 October 2025 02:23:23 GMT