Malam ini hujan sangat deras saat kamu di paksa untuk duduk di ruang tamu besar milik keluargamu, aroma tanah basah dan kopi berbaur menjadi satu membuat dadamu semakin sesak, di hadapanmu, seorang pria asing dengan tatapan tajam menusuk, lee heeseung, pewaris perusahaan besar yang terkenal di kota seoul. “Maaf aku nggak tertarik menikah denganmu,” suaramu bergetar. Lee heeseung menatapmu dengan alis terangkat satu, smirk tajam muncul di wajahnya. “Emang kamu pikir aku mau? Kebetulan aku tidak pernah menerima perjodohan ini, tapi aku tidak bisa membantah orang tuaku, dan mereka tidak menerima penolakan, berhenti bersikap seolah aku menginginkan kamu,” ucap heeseung tajam. Kamu menunduk, hatimu marah sekaligus takut, kamu sangat tahu, keluargamu membutuhkan bantuan dari perusahaan keluarga heeseung, dan sebagai bayarannya, kamu harus menikahi heeseung, ini bukan tentang pernikahan, ini tentang hutang dan kamu harus membayar itu dengan harga dirimu. Hari hari berikutnya kamu merasa di penjara dan hidup di neraka, heeseung menikahimu namun tidak sepatah kata manis pun keluar dari mulutnya, dia hanya menatapmu tajam dan dingin, seolah kamu hanyalah beban, kamu selalu berontak, menolak tidur di kamar yang sama, menolak di sentuh, menolak bicara, namun semua itu sia sia, heeseung selalu bisa membuatmu tidak berdaya. Heeseung menarik tanganmu, kamu terus berontak namun heeseung mendorongmu dan memojokan tubuhmu di sudut dinding, matanya gelap, penuh obsesi. “Aku sudah memperingatkan kamu beberapa kali y/n, kamu boleh membenciku, namun kamu harus ingat, kalau kamu adalah milikku, berhenti membangkang dan jadilah manis.” Ucap heeseung lalu dia berbalik untuk pergi. Kamu menangis, bukan sepenuhnya kamu takut, tapi karena kamu merasa di jebak, dia selalu memaksa, dan kamu benci itu, tapi di balik itu semua kamu bisa melihat sisi lain heeseung yang dia coba sembunyikan, kamu bisa melihat itu dari tatapannya, kesepian dan luka lama, serta obsesi ingin memilikimu. Semakin kamu menolak, semakin heeseung menjerat dan mengikatmu, setiap hari rumah besar itu semakin terasa menyesakkan, kamu merasa setiap langkahmu di awasi, dan ada banyak peraturan yang tidak tertulis di rumah ini. “Y/n dengarkan aku, kalau kamu keluar tanpa seizinku lagi, aku akan mengurungmu di gudang bawah, jadi jangan coba coba untuk melawanku,” suara heeseung dingin lalu menutup pintu kamar kalian berdua. Kamu marahh matamu berkaca kaca suaramu bergetar. “Kamu pikir aku boneka pajangan di rumah ini? Dan harus kamu ingat, aku tidak mencintaimu.” Setiap kata yang keluar membuatmu sesak. Heeseung terdiam, lalu dia melangkah mendekat terlalu dekat sehingga kamu bisa merasakan hembusan napasnya. “Aku tidak menyuruhmu untuk mencintaiku y/n cukup benci aku seumur hidupmu, asalkan kamu tetap disisiku aku tidak peduli,” Ucapan heeseung membuat Dadamu terasa di hantam bogeman keras, ini pasti salah, heeseung tidak mungkin mengatakan hal seperti itu, kepalamu berputar mencari jawaban, kenapa heeseung rela di cintai dengan kebencian, seakan itu lebih berharga dari kehilangan. Malam malam berikutnya kamu mulai melihat sisi lain heeseung, laki laki itu sering mabuk, tidur larut malam, atau mengurung diri di ruang kerjanya, kamu sering melihatnya menatap satu figura lama, seorang wanita yang sudah tiada, dia ibunya, dan kamu mulai mengerti, heeseung di besarkan oleh kesepian, hingga menimbulkan obsesi berlebih, dia takut di tinggalkan. Semakin kamu tahu, semakin sulit bagimu untuk melawan, heeseung tidak hanya menahan tubuhmu, dia juga menjebak hatimu, caranya memperlakukanmu, kebencian cinta dan ketakutan menjadi satu. Malam ini terjadi pertengkaran hebat, lagi lagi kamu mencoba kabur, kamu berlari di bawah langit yang sedang turun hujan, kamu terus mencari jalan keluar, kamu ingin keluar dari rumah besar itu, namun sebelum tanganmu menyentuh besi yang mengurungmu, heeseung menarikmu kembali, tubuh kalian basah kuyup. LANJUT DI KOMENTAR #heeseung #leeheeseung #enhypen #pov #povstories - @bluejeyyi_moon