Pada abad ke-15, dunia menyaksikan salah satu peristiwa besar yang mengubah jalannya sejarah, yaitu penaklukan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II dari Kesultanan Utsmani. Sejak muda, Mehmed II telah menaruh cita-cita besar untuk menaklukkan kota itu, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ yang menyebutkan bahwa Konstantinopel akan jatuh ke tangan umat Islam, dan sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang menaklukkannya. Keyakinan inilah yang menjadi api semangat bagi Mehmed II dan pasukannya. Sebelum melakukan penyerangan, Mehmed II tidak bertindak terburu-buru. Ia menyiapkan strategi secara matang, baik dari segi militer, politik, maupun logistik. Ia memperkuat pasukan Utsmani dengan pelatihan disiplin dan persenjataan modern. Tak hanya itu, ia juga memerintahkan pembangunan benteng Rumeli Hisari di tepi barat Selat Bosporus untuk memutus jalur bantuan bagi Bizantium. Dengan menguasai selat itu, Konstantinopel menjadi terisolasi dari pasokan makanan dan bala bantuan dari Eropa. Salah satu strategi paling cemerlang Mehmed II adalah penggunaan meriam raksasa yang disebut Bombarda. Meriam ini dirancang oleh insinyur bernama Urban dan mampu menghancurkan tembok kota yang selama berabad-abad dianggap tak tertembus. Tembakan demi tembakan mengguncang tembok kokoh Konstantinopel, menimbulkan ketakutan besar di kalangan penduduknya. Namun, Bizantium tidak tinggal diam. Mereka melindungi pelabuhan Golden Horn dengan rantai besi besar agar kapal-kapal Utsmani tidak bisa masuk. Di sinilah kecerdikan Mehmed II terlihat. Ia memerintahkan pasukannya mengangkut kapal melalui daratan berbukit di utara kota dengan menggunakan gelondongan kayu yang diolesi minyak. Dalam satu malam, kapal-kapal Utsmani telah berada di perairan Golden Horn tanpa diduga musuh. Langkah ini membuat pasukan Bizantium benar-benar terkejut dan terdesak dari segala arah. Pengepungan berlangsung selama 53 hari. Serangan terus-menerus dilakukan dari darat dan laut. Pasukan elite Janissary menyerbu tembok-tembok kota dengan semangat jihad yang tinggi. Semangat itu tak lepas dari dorongan spiritual sang sultan, yang meyakinkan mereka bahwa mereka sedang menunaikan tugas suci yang dijanjikan oleh Nabi Muhammad ﷺ. Akhirnya, pada 29 Mei 1453, tembok Konstantinopel berhasil dijebol, dan kota itu jatuh ke tangan pasukan Utsmani. sumber:chatgpt #mehmedtheconqueror#sultanalfatih #konstantinopel#ottomanempire#fyp - @razq_vinzz18