@wisp_asmr_massage: #asmr #asmrmassage #cosyseason #relaxation #falkirk

Wisp_asmr_massage
Wisp_asmr_massage
Open In TikTok:
Region: GB
Tuesday 07 October 2025 19:26:56 GMT
6961
91
6
13

Music

Download

Comments

mariannereynolds
Marianne Reynolds :
Hi where about in Falkirk are you? X
2025-10-07 20:44:45
0
theweewellnesshub
theweewellnesshub :
Looks amazing 🥰 so cosy xx
2025-10-08 16:02:17
1
stanli715
stanli :
Sounds so good, been ages since I had a deep tissue relaxing massage
2025-11-06 18:20:19
0
To see more videos from user @wisp_asmr_massage, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

#pov Kamu pasti nggak pernah nyangka, hidupmu bisa berubah secepet ini. Setelah lama hidup cuma sama ayahmu, tiba-tiba suatu hari beliau pulang bawa kabar mengejutkan: “Y/n, ayah mau menikah lagi.” Dan bener aja, beberapa minggu kemudian resmi punya keluarga baru.  Masalahnya, keluarga barumu ini… unik banget. Seorang ibu tiri yang ramah, dan dua anak laki-lakinya: Evan dan Riki. Evan adalah anak pertama, terlihat lebih dewasa, tenang, dan agak dingin. Sedangkan Riki, adiknya, usil luar biasa tapi punya senyum yang bikin suasana cair. Yang bikin ribet, mereka berdua sama-sama menyukaimu. ——— Suatu sore, kamu lagi duduk di sofa nonton drama. Tiba-tiba Evan datang sambil bawa teh hangat. “Y/n, ini buat lo. Gue bikinin teh, biar lo nggak masuk angin.” Kamu nyengir kecil. “Oh, makasih, Evan—” Belum sempat kamu ambil, Riki nyelonong masuk bawa jus jeruk dingin. “Jangan diminum! Lo kan lebih suka yang seger. Nih, jus jeruk, gue bikin sendiri.” Kamu bengong, sementara dua cowok itu langsung saling tatap kayak lagi duel. “Maksud lo apaan, Ki?” kata Evan dingin. “Maksud gue, lo terlalu tua buat ngerti selera y/n,” jawab Riki sambil nyengir. “Dan lo pikir dia lebih suka jus aneh lo itu?” Kamu akhirnya cuma bisa geleng-geleng kepala. Rasanya kayak nonton final Piala Dunia tepat di ruang tamu rumah sendiri. ——— Malamnya, kamu lagi serius belajar di kamar. Riki masuk tanpa ketok. “Y/n, gue bantuin lo ya. Gue jago banget materi ini.” Kamu baru mau jawab, pintu kebuka lagi. Evan muncul bawa catatan yang keliatan rapi banget. “Belajar sama gue aja. Catatan gue lebih jelas.” “Woy, bang! Jangan sok pinter lo!” “Lo aja yang nggak bisa diem.” Evan menatap tajam kearah Riki. Mereka ribut sendiri di kamar kamu, padahal kamu cuma pengen belajar tenang. Akhirnya kamu teriak, “GUE YANG BELAJAR, KENAPA LO BERDUA YANG RIBUT!?” Mereka langsung diem. Kamu cuman bisa nutup wajah dengan tangan, capek sama kelakuan dua cowok itu. ——— Awalnya, semua masih bisa kamu tutup-tutupi. Tapi suatu hari, ayah dan ibumu pulang lebih cepat. Mereka mendengar jelas ketika Riki berteriak di dapur: “Lo nggak usah sok perhatian ke y/n, bang! Y/n lebih suka kalo gue yang jagain!” Evan langsung balas dengan nada tinggi. “Lo masih bocah, Ki! Y/n butuh orang yang bisa serius, bukan main-main kayak lo!” Kamu terdiam di kursi makan. Dan tiba-tiba suara keras ayahmu memotong. “EVAN! RIKI! CUKUP!!” Semua langsung beku. Riki menelan ludah. Evan menunduk. Kamu sendiri merasa darahmu berhenti mengalir. Ayah menatap tajam. “Kalian sadar nggak, apa yang kalian lakuin ini salah? Kalian itu sekarang saudara. Tidak pantas ada perasaan seperti ini!” Ibu tirimu, dengan wajah cemas, ikut bicara. “Anak-anak, ibu nggak pernah nyangka… kalian bisa… suka sama y/n.” Suaranya bergetar, seperti takut keluarganya pecah karena hal ini. Kamu ngerasa sesak. Rasa bersalah campur bingung bikin kamu nggak bisa ngomong apa-apa. Riki akhirnya angkat suara, suaranya pelan tapi tegas. “Aku nggak bisa pura-pura, yah. Aku emang suka sama y/n dari awal ketemu.” Evan pun mengangkat wajahnya, menatap ayah dengan tenang. “Kalau perasaan ini salah, aku siap dihukum. Tapi aku nggak bisa bohongin hati aku yah.” Ayah mengepalkan tangan. Wajahnya merah karena marah sekaligus bingung. “Ini gila! Kalian semua bikin masalah di rumah ini!” Air mata ibumu jatuh. “Jangan gitu, Mas. Mereka masih anak-anak. Kita harus bicara baik-baik.” Suasana jadi berat. Kamu akhirnya berani bersuara, meski gemetar. “Ayah… aku juga nggak mau semua ini terjadi. Tapi… aku juga nggak bisa nyalahin perasaan mereka. Aku… aku juga punya perasaan.” Ayah menatapmu lama. Semua hening. ——— Beberapa hari setelah kejadian itu, suasana rumah masih tegang. Tapi akhirnya ayah dan ibumu duduk bersama kalian. Mereka sadar, memaksa hati bukan solusi. Ayah akhirnya menghela napas panjang. “Ayah hanya mau kamu bahagia, y/n. Kalau memang… kamu punya perasaan ke salah satu dari mereka, ayah… ayah nggak bisa melarang.” Air mata kamu hampir jatuh mendengar kalimat itu. ((Lanjut di komen)) ->->-> #ni_ki #heeseung #engene
#pov Kamu pasti nggak pernah nyangka, hidupmu bisa berubah secepet ini. Setelah lama hidup cuma sama ayahmu, tiba-tiba suatu hari beliau pulang bawa kabar mengejutkan: “Y/n, ayah mau menikah lagi.” Dan bener aja, beberapa minggu kemudian resmi punya keluarga baru. Masalahnya, keluarga barumu ini… unik banget. Seorang ibu tiri yang ramah, dan dua anak laki-lakinya: Evan dan Riki. Evan adalah anak pertama, terlihat lebih dewasa, tenang, dan agak dingin. Sedangkan Riki, adiknya, usil luar biasa tapi punya senyum yang bikin suasana cair. Yang bikin ribet, mereka berdua sama-sama menyukaimu. ——— Suatu sore, kamu lagi duduk di sofa nonton drama. Tiba-tiba Evan datang sambil bawa teh hangat. “Y/n, ini buat lo. Gue bikinin teh, biar lo nggak masuk angin.” Kamu nyengir kecil. “Oh, makasih, Evan—” Belum sempat kamu ambil, Riki nyelonong masuk bawa jus jeruk dingin. “Jangan diminum! Lo kan lebih suka yang seger. Nih, jus jeruk, gue bikin sendiri.” Kamu bengong, sementara dua cowok itu langsung saling tatap kayak lagi duel. “Maksud lo apaan, Ki?” kata Evan dingin. “Maksud gue, lo terlalu tua buat ngerti selera y/n,” jawab Riki sambil nyengir. “Dan lo pikir dia lebih suka jus aneh lo itu?” Kamu akhirnya cuma bisa geleng-geleng kepala. Rasanya kayak nonton final Piala Dunia tepat di ruang tamu rumah sendiri. ——— Malamnya, kamu lagi serius belajar di kamar. Riki masuk tanpa ketok. “Y/n, gue bantuin lo ya. Gue jago banget materi ini.” Kamu baru mau jawab, pintu kebuka lagi. Evan muncul bawa catatan yang keliatan rapi banget. “Belajar sama gue aja. Catatan gue lebih jelas.” “Woy, bang! Jangan sok pinter lo!” “Lo aja yang nggak bisa diem.” Evan menatap tajam kearah Riki. Mereka ribut sendiri di kamar kamu, padahal kamu cuma pengen belajar tenang. Akhirnya kamu teriak, “GUE YANG BELAJAR, KENAPA LO BERDUA YANG RIBUT!?” Mereka langsung diem. Kamu cuman bisa nutup wajah dengan tangan, capek sama kelakuan dua cowok itu. ——— Awalnya, semua masih bisa kamu tutup-tutupi. Tapi suatu hari, ayah dan ibumu pulang lebih cepat. Mereka mendengar jelas ketika Riki berteriak di dapur: “Lo nggak usah sok perhatian ke y/n, bang! Y/n lebih suka kalo gue yang jagain!” Evan langsung balas dengan nada tinggi. “Lo masih bocah, Ki! Y/n butuh orang yang bisa serius, bukan main-main kayak lo!” Kamu terdiam di kursi makan. Dan tiba-tiba suara keras ayahmu memotong. “EVAN! RIKI! CUKUP!!” Semua langsung beku. Riki menelan ludah. Evan menunduk. Kamu sendiri merasa darahmu berhenti mengalir. Ayah menatap tajam. “Kalian sadar nggak, apa yang kalian lakuin ini salah? Kalian itu sekarang saudara. Tidak pantas ada perasaan seperti ini!” Ibu tirimu, dengan wajah cemas, ikut bicara. “Anak-anak, ibu nggak pernah nyangka… kalian bisa… suka sama y/n.” Suaranya bergetar, seperti takut keluarganya pecah karena hal ini. Kamu ngerasa sesak. Rasa bersalah campur bingung bikin kamu nggak bisa ngomong apa-apa. Riki akhirnya angkat suara, suaranya pelan tapi tegas. “Aku nggak bisa pura-pura, yah. Aku emang suka sama y/n dari awal ketemu.” Evan pun mengangkat wajahnya, menatap ayah dengan tenang. “Kalau perasaan ini salah, aku siap dihukum. Tapi aku nggak bisa bohongin hati aku yah.” Ayah mengepalkan tangan. Wajahnya merah karena marah sekaligus bingung. “Ini gila! Kalian semua bikin masalah di rumah ini!” Air mata ibumu jatuh. “Jangan gitu, Mas. Mereka masih anak-anak. Kita harus bicara baik-baik.” Suasana jadi berat. Kamu akhirnya berani bersuara, meski gemetar. “Ayah… aku juga nggak mau semua ini terjadi. Tapi… aku juga nggak bisa nyalahin perasaan mereka. Aku… aku juga punya perasaan.” Ayah menatapmu lama. Semua hening. ——— Beberapa hari setelah kejadian itu, suasana rumah masih tegang. Tapi akhirnya ayah dan ibumu duduk bersama kalian. Mereka sadar, memaksa hati bukan solusi. Ayah akhirnya menghela napas panjang. “Ayah hanya mau kamu bahagia, y/n. Kalau memang… kamu punya perasaan ke salah satu dari mereka, ayah… ayah nggak bisa melarang.” Air mata kamu hampir jatuh mendengar kalimat itu. ((Lanjut di komen)) ->->-> #ni_ki #heeseung #engene

About