@andreinapb4: So sweet park Gyu young . #parkgyuyoung #Gyuyoung

¨♪• 🍓strawberry forever🍓 ¨♪•
¨♪• 🍓strawberry forever🍓 ¨♪•
Open In TikTok:
Region: DO
Wednesday 08 October 2025 16:16:03 GMT
24673
2771
19
162

Music

Download

Comments

jungkook1jk3
JEON GIRL 정국 ✨👀 :
Looks exactly like Jisoo🤌🏻👀😩
2025-10-08 16:52:04
12
95.chechen_
ЧЕЧЕН🐺 :
🖤🖤🖤
2025-10-09 08:43:17
6
enriquelopezcabral
Enrique Lopez Cabral :
uuuuuuf beautiful wooooow ❤️❤️❤️❤️😘😘😘😘🥰🥰🥰🥰
2025-10-09 00:53:29
3
caroladrielly
carol :) :
amo a park gyu young - carol
2025-10-14 08:40:15
1
user4988549174357
احمد اكتع :
l LOVE❤️❤️😘❤️😘❤️😘❤️😘❤️😘😘💍💍💍💍💍💍💍
2025-10-13 01:23:35
0
seeteckhock
See hock :
🥰🥰🥰
2025-10-08 16:26:17
3
shikymiran
shikymiran :
🥰🥰🥰
2025-10-08 16:26:02
3
wiwi_123452
Wi :
❤❤❤
2025-10-08 16:22:58
1
jaguarmanu4
jaguarmanu4 :
🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩
2025-10-08 16:38:01
3
number1winnylover
Idk :
@¹²⁴ Flex
2025-10-10 12:26:49
1
number1winnylover
Idk :
@¹²⁴ Flex
2025-10-09 21:39:00
1
davrickdk
DavrickDK :
🥰🥰🥰
2025-10-21 01:52:02
0
To see more videos from user @andreinapb4, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Wahai sahabatku salik, Seringkali, di tengah riuh rendahnya gelombang kehidupan, kita merasa perahu jiwa ini oleng diterpa badai. Beban terasa berat menekan pundak, langkah terasa gontai, dan bisikan keputusasaan pun datang menyapa: “Aku tidak kuat lagi. Beban ini terlalu berat.” Di saat bisikan itu datang, sahabatku, jangan katakan tidak kuat atau berat dalam menjalani hidup ini. Hentikan keluhan itu. Tanyakan pada dirimu: Kenapa engkau berkata tidak kuat, padahal engkau adalah orang beriman? Bukankah imanmu adalah pengakuan bahwa ada Dzat Yang Maha Kuat? Bukankah engkau bersaksi bahwa tiada daya dan upaya kecuali hanya dari-Nya? Keluhan “aku tidak kuat” adalah sebuah pengkhianatan halus terhadap imanmu sendiri. Ia lahir dari ilusi bahwa engkau sedang berjalan sendirian, mengandalkan kekuatan rapuh dari dirimu. Padahal, bukankah seluruh kekuatan itu hakikatnya dari Allah? Engkau merasa lemah karena engkau lupa bersandar pada Sumber Segala Kekuatan. Maka, jalanilah apa yang sudah menjadi skenario dari Allah atas seluruh perjalanan dalam hidupmu. Pandanglah setiap peristiwa, yang manis maupun yang pahit, sebagai adegan yang telah ditulis dengan sempurna oleh Sang Sutradara Yang Maha Bijaksana. Sesungguhnya, jika dalam perjalanan hidupmu engkau rasa itu kurang sesuai dengan harapanmu, ketahuilah bahwa itu semata-mata karena ketidakmampuanmu dalam melihat segala peristiwa yang kau alami ini dengan utuh. Pandanganmu terbatas. Engkau hanya melihat satu kepingan puzzle, sementara Dia melihat keseluruhan gambar yang agung. Engkau hanya merasakan sakitnya jarum yang menusuk, sementara Dia sedang menenun sebuah permadani takdir yang Maha Indah. Keterbatasan pandanganmu itu hanya gara-gara karena kebodohanmu dalam melihat hikmah yang begitu besar yang tersembunyi di balik setiap kejadian. Ketika engkau sedikit saja mengerti, ketika Allah bukakan secercah cahaya pemahaman di hatimu, engkau akan menyadari begitu luar biasanya Allah dalam menjadikan skenario yang terbaik untukmu. Engkau akan melihat bahwa kesulitan yang kau benci itu ternyata adalah tangga yang mengantarkanmu pada ketinggian. Engkau akan paham bahwa pintu yang tertutup itu adalah Rahmat-Nya yang melindungimu dari jalan yang salah. Engkau akan menyaksikan betapa setiap detail, sekecil apa pun, adalah sentuhan Kasih Sayang-Nya. Gantilah keluhan itu dengan bahasa penyerahan diri. Katakan saja bahwa, “Ya Allah, aku pasrahkan segalanya kepada-Mu. Aku ikhlaskan segalanya pada-Mu.” Kepasrahan (taslim) dan keikhlasan (ikhlas) bukanlah tanda kelemahan, melainkan puncak dari kekuatan iman. Itu adalah saat engkau berhenti melawan arus Kehendak-Nya, dan mulai menari bersamanya. Lalu, bagaimana dengan ikhtiar? Apakah kepasrahan berarti diam tak berbuat? Tidak, sahabatku. Sesungguhnya Engkau menjadikan kaki ini untuk melangkah, maka aku langkahkan kaki ini dengan penuh keikhlasan di atas jalan yang Engkau ridhai, sebagai wujud ketaatanku. Aku berusaha sekuat tenagaku, namun hatiku senantiasa bersandar pada-Mu.  Renungkanlah firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 216:
Wahai sahabatku salik, Seringkali, di tengah riuh rendahnya gelombang kehidupan, kita merasa perahu jiwa ini oleng diterpa badai. Beban terasa berat menekan pundak, langkah terasa gontai, dan bisikan keputusasaan pun datang menyapa: “Aku tidak kuat lagi. Beban ini terlalu berat.” Di saat bisikan itu datang, sahabatku, jangan katakan tidak kuat atau berat dalam menjalani hidup ini. Hentikan keluhan itu. Tanyakan pada dirimu: Kenapa engkau berkata tidak kuat, padahal engkau adalah orang beriman? Bukankah imanmu adalah pengakuan bahwa ada Dzat Yang Maha Kuat? Bukankah engkau bersaksi bahwa tiada daya dan upaya kecuali hanya dari-Nya? Keluhan “aku tidak kuat” adalah sebuah pengkhianatan halus terhadap imanmu sendiri. Ia lahir dari ilusi bahwa engkau sedang berjalan sendirian, mengandalkan kekuatan rapuh dari dirimu. Padahal, bukankah seluruh kekuatan itu hakikatnya dari Allah? Engkau merasa lemah karena engkau lupa bersandar pada Sumber Segala Kekuatan. Maka, jalanilah apa yang sudah menjadi skenario dari Allah atas seluruh perjalanan dalam hidupmu. Pandanglah setiap peristiwa, yang manis maupun yang pahit, sebagai adegan yang telah ditulis dengan sempurna oleh Sang Sutradara Yang Maha Bijaksana. Sesungguhnya, jika dalam perjalanan hidupmu engkau rasa itu kurang sesuai dengan harapanmu, ketahuilah bahwa itu semata-mata karena ketidakmampuanmu dalam melihat segala peristiwa yang kau alami ini dengan utuh. Pandanganmu terbatas. Engkau hanya melihat satu kepingan puzzle, sementara Dia melihat keseluruhan gambar yang agung. Engkau hanya merasakan sakitnya jarum yang menusuk, sementara Dia sedang menenun sebuah permadani takdir yang Maha Indah. Keterbatasan pandanganmu itu hanya gara-gara karena kebodohanmu dalam melihat hikmah yang begitu besar yang tersembunyi di balik setiap kejadian. Ketika engkau sedikit saja mengerti, ketika Allah bukakan secercah cahaya pemahaman di hatimu, engkau akan menyadari begitu luar biasanya Allah dalam menjadikan skenario yang terbaik untukmu. Engkau akan melihat bahwa kesulitan yang kau benci itu ternyata adalah tangga yang mengantarkanmu pada ketinggian. Engkau akan paham bahwa pintu yang tertutup itu adalah Rahmat-Nya yang melindungimu dari jalan yang salah. Engkau akan menyaksikan betapa setiap detail, sekecil apa pun, adalah sentuhan Kasih Sayang-Nya. Gantilah keluhan itu dengan bahasa penyerahan diri. Katakan saja bahwa, “Ya Allah, aku pasrahkan segalanya kepada-Mu. Aku ikhlaskan segalanya pada-Mu.” Kepasrahan (taslim) dan keikhlasan (ikhlas) bukanlah tanda kelemahan, melainkan puncak dari kekuatan iman. Itu adalah saat engkau berhenti melawan arus Kehendak-Nya, dan mulai menari bersamanya. Lalu, bagaimana dengan ikhtiar? Apakah kepasrahan berarti diam tak berbuat? Tidak, sahabatku. Sesungguhnya Engkau menjadikan kaki ini untuk melangkah, maka aku langkahkan kaki ini dengan penuh keikhlasan di atas jalan yang Engkau ridhai, sebagai wujud ketaatanku. Aku berusaha sekuat tenagaku, namun hatiku senantiasa bersandar pada-Mu. Renungkanlah firman-Nya dalam Surah Al-Baqarah ayat 216: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." Ayat ini adalah obat penawar bagi setiap keluhan. Ia adalah kompas yang mengarahkan hati kita kembali pada kepasrahan. Maka sahabatku, jangan lagi katakan bahwa aku tidak kuat. Tetapi katakan saja, “Aku pasrahkan semuanya kepada Allah.” Karena kekuatan sejati bukanlah dari otot kita, melainkan dari kedekatan hati kita dengan Sang Maha Kuat. Kekuatan sebenarnya yang memberikan adalah Allah. Jika Dia memberikan kekuatan, maka tidak ada apa pun yang bisa menghalangi. Kepasrahan inilah yang harus tumbuh subur di dalam hati. Ia adalah taman ketenanganmu di tengah badai dunia. Siramilah ia setiap hari dengan zikir, pupuklah ia dengan tafakur, dan pagari ia dengan keyakinan yang tak tergoyahkan. #hakikat #akidah #sufi #ibadah #islam

About