@birdandblossom7: #အားပေးစကားလေးကြားချင်မိတယ်ဗျာ #motivation #poemcommunity #poemchannel #ကဗျာ

Thaung Kyaw
Thaung Kyaw
Open In TikTok:
Region: KR
Monday 13 October 2025 02:30:20 GMT
158273
11666
156
631

Music

Download

Comments

aye_wana_maung
AyeWaNaMaung :
ဂုဏ်သိက္ခာဆိုတာ ကိုယ်တိုင်ဖန်တီးလို့ရတယ်။ကိုယ်တိုင်ဖျက်ဆီးလို့လဲရပါတယ်။
2025-10-14 20:44:39
1
ko.minmin071
Ko Minmin :
က်ြုက်လွန်းလို့ရှယ်လိုက်တယ်ဗျာ
2025-10-14 14:41:09
1
the.contemplation
the Contemplation of futurity. :
သဘာဝတရားနဲ့သဘာဝတရားကိုဖျက်ဆီးသူ ဒီသဘောပါပဲ ဂုဏ်သိက္ခာဆိုတာလဲ ကိုယ်ကိုယ့်ကိုကောင်း အောင်လုပ် ပျက်ဆီအောင်လုပ် ဒီသဘောပါပဲ
2025-10-19 04:06:06
1
myako321
Mya Ko321 :
ရင်ထဲထိတယ် ဆရာရယ်
2025-10-16 14:45:15
1
user71428725530025
user71428725530025 :
ဘာအဓိပါယ်ဆိုဒါလည်းရှင်းပြလေခင်ဗျားဟာက
2025-10-14 01:46:43
1
user9267847140612
ပီတာ စိုး :
စားတယ်
2025-10-13 14:12:04
1
naingmintun34
Naing Min Tun :
ဘာမှလဲမဆိုင်
2025-10-14 03:25:46
2
u.sein.htun56
U Sein Htun :
ဝိုမ်ပေါင်တောင်တန်းရှိတယ်လေ
2025-10-14 12:26:12
1
ko.khin.maung.cho3
Ko Khin Maung cho :
ဂ ရ
2025-10-14 14:16:26
1
ka.bar.nge.lay.mg
Su NANDAR WINT :
ဖို့ထားတဲ့တောင်တန်းရှိပါတယ်ဗျ အကန်မဟုတ်ပါ စကားလုံးတွေကြိုက်လေးစားပါတယ်ဗျ
2025-10-14 14:56:39
1
aein1984
မယ်ရွှေငြိမ်း :
ဆရာကြီးကျန်းမာသက်ရှည်ပါစေ💞💞💞💞💞💞💞💞
2025-10-14 06:02:03
1
myohlaingtun591
user81166649726 :
ဆရာကြီးကို အမြဲလေးစားနေပဲပါဗျ
2025-10-14 13:11:46
1
moe66686
Ko Gyil Moe :
ကောင်းလှတဲ့စကားစုလေးပါ👍👍👍👍👍
2025-10-14 15:32:54
1
myozawwinmyozawwi14
သောင်းပြောင်းထွေလာ :
🥰🥰🥰🥰
2025-10-13 15:58:55
5
dear.dates
Dear dates :
ဆရာ. ပုတီးကုန်း ရဲ့အသံ
2025-10-14 12:10:18
1
user6050698599129
Shwe Zoon :
ဆရာနေဝင်းမြင့် ပြောသလို ဘယ်သစ်တောမှအစိုးရရေလါလေါင်းတာမတွေ့ပါလါးဆရာ ဆိုသလို
2025-10-15 07:47:21
4
t_dar7
tar dar :
မှတ်ထါးပါ့မယ် ဆရာ
2025-10-14 14:34:13
1
user876261429382
okok :
ok
2025-10-13 23:26:56
1
dadyuthargyi
dadyuthargyi :
ထိရှ
2025-10-16 04:51:11
1
ko.naing.win2823
Ko Naing Win :
သိတက်သူနားလည်ပါစေ😳😳😳
2025-10-14 14:04:17
1
tun.ohn1
Tun [email protected]⚡ :
လေးစားပါတယ် ဆရာ✍
2025-10-14 04:40:12
1
kokyawnaing1234
လူ့အောက်တန်းစားများဝေးဝေးသွာ :
❤❤တစ်မြို့နယ်တည်းသား စာရေးဆရာဆိုလို့ ရှားရှားပါးပါးသိရတဲ့ ဆရာမောင်စိန်ဝင်း ( ပုတီးကုန်း ) ကျွန်တော် ပျော်ဘွယ်သားတစ်ယောက် ။ ❤️❤️❤
2025-10-14 07:22:37
1
min.lwin475
Min Lwin :
တန်ဖိုးဖြတ်မရတဲ့အမှန်စကားလုံးတွေပါ လေးစားလျက်ပါ
2025-10-14 14:17:05
1
chit.lay.ya.koko7
chit lay ya koko :
🥰🥰🥰
2025-10-13 16:11:14
6
nyinyi4264
N🔟✨✌️ :
သိက္ခာ
2025-10-15 04:53:04
1
To see more videos from user @birdandblossom7, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Banyak orang tua sering kali terjebak pada harapan agar anaknya selalu menjadi yang paling pintar di kelas, mendapat nilai terbaik, atau memenangkan setiap kompetisi. Seolah-olah kesuksesan anak hanya bisa diukur dari seberapa cemerlang prestasi akademiknya. Padahal, hidup tidak selalu tentang pintar atau tidak pintar. Dunia nyata tidak hanya menguji otak, tetapi juga mental, ketekunan, dan keberanian menghadapi kegagalan. Yang sebenarnya dibutuhkan anak bukanlah sekadar kepintaran instan, melainkan kesiapan untuk gagal. Anak yang siap gagal akan berani mencoba hal baru, tidak takut salah, dan terus bangkit meski jatuh berkali-kali. Sementara anak yang hanya terbiasa pintar di atas kertas, sering kali rapuh ketika bertemu kenyataan yang tidak sesuai harapan. Di sinilah peran orang tua: bukan hanya menuntut anak menjadi pintar, tetapi membekalinya dengan mental yang siap menghadapi kegagalan. 1. Gagal adalah Guru Terbaik. Kegagalan mengajarkan hal-hal yang tidak pernah bisa diberikan oleh buku pelajaran atau angka di rapor. Dari gagal, anak belajar rendah hati, tahu kelemahannya, dan menemukan cara baru untuk memperbaiki diri. Jika anak tidak pernah diajari bahwa gagal itu wajar, mereka akan tumbuh dengan ketakutan yang justru membuat mereka berhenti mencoba. Orang pintar bisa saja unggul di kelas, tapi tanpa kesiapan menghadapi kegagalan, ia bisa runtuh saat berhadapan dengan realitas kehidupan. Sebaliknya, anak yang terbiasa gagal sejak kecil akan tumbuh tangguh, karena mereka tahu bahwa jatuh bukanlah akhir, melainkan awal untuk bangkit lebih kuat. 2. Mental Kuat Lebih Berharga daripada Nilai Tinggi. Nilai bagus hanya berlaku di sekolah, tapi mental kuat berlaku seumur hidup. Anak yang siap gagal akan punya ketahanan mental untuk terus melangkah, sementara anak yang hanya fokus pada nilai sering kali merasa dunianya runtuh saat tidak mendapatkan hasil terbaik. Kesiapan mental inilah yang membedakan orang biasa dengan orang luar biasa. Dalam dunia nyata, setiap perjalanan menuju kesuksesan pasti penuh dengan kegagalan. Orang yang bisa bertahan bukanlah yang paling pintar, melainkan yang paling sabar dan tidak mudah menyerah. Oleh karena itu, orang tua seharusnya tidak hanya fokus menambah kepintaran anak, tapi juga melatih ketahanan mental mereka. 3. Anak yang Siap Gagal Berani Mengambil Risiko. Rasa takut gagal sering kali membuat anak berhenti mencoba hal baru. Mereka lebih memilih bermain aman, mengikuti aturan, dan tidak pernah keluar dari zona nyaman. Padahal, pertumbuhan sejati hanya datang dari keberanian mengambil risiko. Anak yang siap gagal akan berani melangkah, meski tidak ada jaminan berhasil. Keberanian mengambil risiko inilah yang membuat anak bisa menemukan peluang besar dalam hidup. Dunia selalu berubah, dan mereka yang berani mencoba akan lebih cepat beradaptasi. Tanpa kesiapan menghadapi kegagalan, anak hanya akan hidup dalam ketakutan dan kehilangan banyak kesempatan emas. 4. Kegagalan Membentuk Karakter yang Tangguh. Tidak ada karakter hebat yang lahir dari kenyamanan. Justru kegagalanlah yang menempa anak untuk menjadi lebih dewasa, bertanggung jawab, dan mandiri. Ketika anak jatuh lalu bangkit kembali, mereka belajar arti kerja keras, kesabaran, dan komitmen. Karakter inilah yang kelak akan membawa mereka lebih jauh daripada sekadar kecerdasan akademik. 5. Sukses Hanya Datang pada Mereka yang Mau Gagal Berkali-Kali. Anakmu tidak butuh selalu jadi yang paling pintar. Yang mereka butuhkan adalah kesiapan menghadapi kenyataan hidup yang penuh tantangan dan kegagalan. Dengan mental yang siap jatuh dan bangkit kembali, anak akan tumbuh jauh lebih kuat daripada sekadar pintar di kelas. Maka, tugas kita sebagai orang tua atau pendidik adalah menanamkan keberanian, kesabaran, dan ketangguhan pada anak. Ajari mereka bahwa gagal bukanlah akhir, melainkan proses belajar yang paling berharga. Sebab pada akhirnya, bukan kepintaran yang membuat seseorang berhasil, tapi keberanian untuk terus melangkah meski gagal berkali-kali.
Banyak orang tua sering kali terjebak pada harapan agar anaknya selalu menjadi yang paling pintar di kelas, mendapat nilai terbaik, atau memenangkan setiap kompetisi. Seolah-olah kesuksesan anak hanya bisa diukur dari seberapa cemerlang prestasi akademiknya. Padahal, hidup tidak selalu tentang pintar atau tidak pintar. Dunia nyata tidak hanya menguji otak, tetapi juga mental, ketekunan, dan keberanian menghadapi kegagalan. Yang sebenarnya dibutuhkan anak bukanlah sekadar kepintaran instan, melainkan kesiapan untuk gagal. Anak yang siap gagal akan berani mencoba hal baru, tidak takut salah, dan terus bangkit meski jatuh berkali-kali. Sementara anak yang hanya terbiasa pintar di atas kertas, sering kali rapuh ketika bertemu kenyataan yang tidak sesuai harapan. Di sinilah peran orang tua: bukan hanya menuntut anak menjadi pintar, tetapi membekalinya dengan mental yang siap menghadapi kegagalan. 1. Gagal adalah Guru Terbaik. Kegagalan mengajarkan hal-hal yang tidak pernah bisa diberikan oleh buku pelajaran atau angka di rapor. Dari gagal, anak belajar rendah hati, tahu kelemahannya, dan menemukan cara baru untuk memperbaiki diri. Jika anak tidak pernah diajari bahwa gagal itu wajar, mereka akan tumbuh dengan ketakutan yang justru membuat mereka berhenti mencoba. Orang pintar bisa saja unggul di kelas, tapi tanpa kesiapan menghadapi kegagalan, ia bisa runtuh saat berhadapan dengan realitas kehidupan. Sebaliknya, anak yang terbiasa gagal sejak kecil akan tumbuh tangguh, karena mereka tahu bahwa jatuh bukanlah akhir, melainkan awal untuk bangkit lebih kuat. 2. Mental Kuat Lebih Berharga daripada Nilai Tinggi. Nilai bagus hanya berlaku di sekolah, tapi mental kuat berlaku seumur hidup. Anak yang siap gagal akan punya ketahanan mental untuk terus melangkah, sementara anak yang hanya fokus pada nilai sering kali merasa dunianya runtuh saat tidak mendapatkan hasil terbaik. Kesiapan mental inilah yang membedakan orang biasa dengan orang luar biasa. Dalam dunia nyata, setiap perjalanan menuju kesuksesan pasti penuh dengan kegagalan. Orang yang bisa bertahan bukanlah yang paling pintar, melainkan yang paling sabar dan tidak mudah menyerah. Oleh karena itu, orang tua seharusnya tidak hanya fokus menambah kepintaran anak, tapi juga melatih ketahanan mental mereka. 3. Anak yang Siap Gagal Berani Mengambil Risiko. Rasa takut gagal sering kali membuat anak berhenti mencoba hal baru. Mereka lebih memilih bermain aman, mengikuti aturan, dan tidak pernah keluar dari zona nyaman. Padahal, pertumbuhan sejati hanya datang dari keberanian mengambil risiko. Anak yang siap gagal akan berani melangkah, meski tidak ada jaminan berhasil. Keberanian mengambil risiko inilah yang membuat anak bisa menemukan peluang besar dalam hidup. Dunia selalu berubah, dan mereka yang berani mencoba akan lebih cepat beradaptasi. Tanpa kesiapan menghadapi kegagalan, anak hanya akan hidup dalam ketakutan dan kehilangan banyak kesempatan emas. 4. Kegagalan Membentuk Karakter yang Tangguh. Tidak ada karakter hebat yang lahir dari kenyamanan. Justru kegagalanlah yang menempa anak untuk menjadi lebih dewasa, bertanggung jawab, dan mandiri. Ketika anak jatuh lalu bangkit kembali, mereka belajar arti kerja keras, kesabaran, dan komitmen. Karakter inilah yang kelak akan membawa mereka lebih jauh daripada sekadar kecerdasan akademik. 5. Sukses Hanya Datang pada Mereka yang Mau Gagal Berkali-Kali. Anakmu tidak butuh selalu jadi yang paling pintar. Yang mereka butuhkan adalah kesiapan menghadapi kenyataan hidup yang penuh tantangan dan kegagalan. Dengan mental yang siap jatuh dan bangkit kembali, anak akan tumbuh jauh lebih kuat daripada sekadar pintar di kelas. Maka, tugas kita sebagai orang tua atau pendidik adalah menanamkan keberanian, kesabaran, dan ketangguhan pada anak. Ajari mereka bahwa gagal bukanlah akhir, melainkan proses belajar yang paling berharga. Sebab pada akhirnya, bukan kepintaran yang membuat seseorang berhasil, tapi keberanian untuk terus melangkah meski gagal berkali-kali.

About