@vutredhoney: #เทรนด์มาแรงในtiktokวันนี้ #คลิปไวรัล #งานเจดีย์สมุทรปราการ #เมร่อน #หาของกิน

Vut Redhoney
Vut Redhoney
Open In TikTok:
Region: TH
Monday 13 October 2025 04:40:15 GMT
5072
359
7
55

Music

Download

Comments

zippo1517
Aoy Jhitta :
สวยๆๆๆๆค่ะ
2025-10-13 10:26:55
2
tonlovetonlll
tonlovetonlll :
สวยมากๆเลยค่ะ
2025-10-13 12:33:43
0
user91738522673453
user91738522673453 :
ดีมาก
2025-10-13 11:33:33
0
zm14778
✨ᰔᩚ✿☡ℯℯð☡ℴℳ🍊🥀 :
SSP 💚🤍งามสง่า
2025-10-13 13:28:12
0
jamlongramwong
ลองค่ะ :
สวยมากค่ะ👌👌👌
2025-10-13 10:42:29
0
kwangspsahaporn
Kwangsp Sahaporn :
🥰🥰🥰🥰🥰💐✌️🌺
2025-10-13 12:52:59
0
user317170745875
user317170745875 :
🥰🥰🥰
2025-10-13 08:57:14
0
To see more videos from user @vutredhoney, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pov: Hubungan kami baik-baik saja. Setidaknya… itu yang aku pikirkan. Jeno bukan tipe yang romantis berlebihan, tapi dia perhatian, hangat. Selalu punya cara sederhana buat bikin aku tersenyum. Kadang lewat pesan, kadang peluk diam-diam dari belakang waktu aku lagi ngambek. Dan aku percaya… dia milikku. Sampai hari itu datang. Hari yang nggak pernah aku pikir akan mengubah segalanya Naomi. Nama itu pernah diceritakan Jeno di awal kami pacaran. Mantan pacarnya waktu SMA, lalu pindah ke Amerika setelah mereka putus. Katanya hubungan mereka berakhir baik-baik, tanpa drama. Dan aku percaya. Karena Jeno bilang, “Sekarang aku cuma punya kamu, Y/N.” Tapi manusia punya cara sendiri untuk mengingkari kalimatnya sendiri. Naomi pulang ke Indonesia. Jeno bertemu dengannya. Tanpa bilang apa-apa padaku. Dan sejak itu... dia mulai berubah. Dia mulai lebih sering main HP tapi cepat-cepat dikunci saat aku mendekat. Mulai membalas chatku dengan singkat. Mulai lupa bilang “sayang”. Dan pelan-pelan, kami seperti dua orang asing yang pura-pura masih sama. Aku berusaha sabar. Aku pikir mungkin Jeno lagi stres. Tapi lama-lama… hatiku lelah menebak-nebak. Sampai akhirnya aku bertanya, “Jen, kamu kenapa sih akhir-akhir ini?” “Berubah banget…” Dia diam. Lalu mengangkat bahu. “Perasaan lo aja kali.” Aku terdiam. Lo? Selama pacaran, Jeno nggak pernah manggil aku “lo”. Kami selalu “aku-kamu”. Bahkan saat dia sedang marah sekalipun, dia tetap memanggilku “sayang”. Tapi kali ini… nada bicaranya tajam. Dingin. Dan asing. “Oh… yaudah,” kataku pelan. Aku pura-pura biasa. Tapi sejak malam itu, aku menangis dalam diam. Dan mulai merasa ada sesuatu yang besar… yang sedang Jeno sembunyikan dariku. Beberapa hari kemudian… Aku memutuskan pergi keluar sebentar sendiri. Pura-pura healing, padahal cuma mau merasa tenang meski sebentar. Tapi langkahku terhenti di depan sebuah kafe. Langkah… dan hatiku juga. Di dalam, lewat jendela kaca, aku melihatnya. Jeno. Memeluk seorang perempuan. Hangat, erat, lama. Dengan kepala yang bersandar di bahu si perempuan. Seolah tak ingin dilepaskan. Itu bukan pelukan basa-basi. Itu… kenyamanan. Itu… kerinduan yang akhirnya bertemu. Aku tahu siapa dia. Wajahnya pernah kulihat di galeri ponsel Jeno, jauh sebelum aku berani bertanya. Naomi. Dan detik itu juga, aku tahu… Aku sedang kalah. Air mataku turun tanpa peringatan. Dingin. Diam-diam. Seperti hubungan kami yang perlahan membeku, tanpa sempat kutanyai, kenapa? Aku berbalik, melangkah cepat. Tak ingin dia melihatku hancur. Aku tak tahu harus marah, kecewa, atau… menyesal karena terlalu percaya. Yang jelas, aku pergi. Dengan satu kalimat yang menggantung di dada “Kalau kamu masih ada dia… kenapa kamu bawa aku sejauh ini?” #jeno #nct #edit #fyp #foryou #viral #fypp
Pov: Hubungan kami baik-baik saja. Setidaknya… itu yang aku pikirkan. Jeno bukan tipe yang romantis berlebihan, tapi dia perhatian, hangat. Selalu punya cara sederhana buat bikin aku tersenyum. Kadang lewat pesan, kadang peluk diam-diam dari belakang waktu aku lagi ngambek. Dan aku percaya… dia milikku. Sampai hari itu datang. Hari yang nggak pernah aku pikir akan mengubah segalanya Naomi. Nama itu pernah diceritakan Jeno di awal kami pacaran. Mantan pacarnya waktu SMA, lalu pindah ke Amerika setelah mereka putus. Katanya hubungan mereka berakhir baik-baik, tanpa drama. Dan aku percaya. Karena Jeno bilang, “Sekarang aku cuma punya kamu, Y/N.” Tapi manusia punya cara sendiri untuk mengingkari kalimatnya sendiri. Naomi pulang ke Indonesia. Jeno bertemu dengannya. Tanpa bilang apa-apa padaku. Dan sejak itu... dia mulai berubah. Dia mulai lebih sering main HP tapi cepat-cepat dikunci saat aku mendekat. Mulai membalas chatku dengan singkat. Mulai lupa bilang “sayang”. Dan pelan-pelan, kami seperti dua orang asing yang pura-pura masih sama. Aku berusaha sabar. Aku pikir mungkin Jeno lagi stres. Tapi lama-lama… hatiku lelah menebak-nebak. Sampai akhirnya aku bertanya, “Jen, kamu kenapa sih akhir-akhir ini?” “Berubah banget…” Dia diam. Lalu mengangkat bahu. “Perasaan lo aja kali.” Aku terdiam. Lo? Selama pacaran, Jeno nggak pernah manggil aku “lo”. Kami selalu “aku-kamu”. Bahkan saat dia sedang marah sekalipun, dia tetap memanggilku “sayang”. Tapi kali ini… nada bicaranya tajam. Dingin. Dan asing. “Oh… yaudah,” kataku pelan. Aku pura-pura biasa. Tapi sejak malam itu, aku menangis dalam diam. Dan mulai merasa ada sesuatu yang besar… yang sedang Jeno sembunyikan dariku. Beberapa hari kemudian… Aku memutuskan pergi keluar sebentar sendiri. Pura-pura healing, padahal cuma mau merasa tenang meski sebentar. Tapi langkahku terhenti di depan sebuah kafe. Langkah… dan hatiku juga. Di dalam, lewat jendela kaca, aku melihatnya. Jeno. Memeluk seorang perempuan. Hangat, erat, lama. Dengan kepala yang bersandar di bahu si perempuan. Seolah tak ingin dilepaskan. Itu bukan pelukan basa-basi. Itu… kenyamanan. Itu… kerinduan yang akhirnya bertemu. Aku tahu siapa dia. Wajahnya pernah kulihat di galeri ponsel Jeno, jauh sebelum aku berani bertanya. Naomi. Dan detik itu juga, aku tahu… Aku sedang kalah. Air mataku turun tanpa peringatan. Dingin. Diam-diam. Seperti hubungan kami yang perlahan membeku, tanpa sempat kutanyai, kenapa? Aku berbalik, melangkah cepat. Tak ingin dia melihatku hancur. Aku tak tahu harus marah, kecewa, atau… menyesal karena terlalu percaya. Yang jelas, aku pergi. Dengan satu kalimat yang menggantung di dada “Kalau kamu masih ada dia… kenapa kamu bawa aku sejauh ini?” #jeno #nct #edit #fyp #foryou #viral #fypp

About